Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Tertabrak
Pada siang harinya, Nadia yang merasa lapar memutuskan untuk keluar dan membeli makanan. Tadi dia sempat melihat beberapa restoran yang letaknya tidak terlalu jauh dari gedung apartemen yang ditinggalinya. Walaupun belum mengetahui tempat dan daerah di sana, Nadia memutuskan untuk pergi sendiri saja karena dia tidak ingin merepotkan Manda. Mungkin saja temannya itu masih beristirahat atau sedang memiliki kesibukan yang lain.
Nadi berjalan kaki meninggalkan gedung apartemen dan menyusuri jalanan di sekitar daerah tempat tinggalnya. Cukup sulit untuk mendapatkan makanan halal di negara-negara Eropa termasuk Inggris, sehingga Nadia fokus mencari makanan yang berbahan dasar halal, seperti ayam atau daging sapi.
" Hmm, makan apa ya? " gumam Nadia sembari melihat-lihat beberapa restoran yang dilewatinya.
Sebenarnya makanan dari negara itu tidak asing lagi bagi Nadia karena memang Bunda Siska sering memasaknya, terutama untuk sarapan. Wajar lah, Bunda Siska memang blasteran Indonesia-Inggris dari kakeknya yang menjadi seorang mualaf. Itu juga yang membuat Nadia bingung ingin memakan apa untuk makan siangnya itu.
Seperti orang Indonesia yang lainnya, Nadia tidak akan merasa kenyang jika tidak memakan nasi, jadi untuk kedepannya mungkin dia akan memasak sendiri. Lagipula Bunda Siska sudah membekalinya banyak sekali makanan instan dan bumbu-bumbu instan yang sangat mudah sekali untuk memasaknya. Hanya tinggal membeli beras saja yang tidak mungkin Nadia bawa dari Indonesia. Mungkin dia akan mendapatkannya dari beberapa toko Asia yang sudah diberitahukan oleh Manda.
" Ah, aku beli kebab saja " ucap Nadia saat melihat sebuah kedai kebab yang cukup ramai.
Nadia pun segera menghampiri kedai kebab itu dan mengantri di belakang sekitar lima orang yang sudah lebih dulu di sana. Tidak masalah menunggu sedikit lama karena sudah dipastikan jika makanan itu jelas halalnya.
Di saat sedang mengantri, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ternyata Hendri melakukan panggilan video padanya. Tidak mungkin Nadia menjawabnya di luar seperti ini dan cukup ramai sehingga dia mengirimkan sebuah pesan pada adiknya itu.
// Hendri, sekarang Kakak sedang di luar untuk makan siang. Nanti akan Kakak video call kalian saat sudah sampai di apartemen //
Baru saja Nadia ingin memasukkan ponselnya ke dalam tas miliknya, terdengar suara notifikasi balasan pesan dari sang adik. Nadia pun langsung membukanya karena jika tidak maka Hendri akan menerornya dengan pesan beruntun.
// Oke, tapi jangan lama-lama, kami sudah merindukan Kakak //
Nadia pun tersenyum membaca pesan itu, kedua adiknya itu memang tidak bisa ditinggal olehnya. Baru satu hari tapi sudah begini, pasti hari-hari Nadia kedepannya akan selalu diteror dengan panggilan telepon dan pesan dari mereka. Walaupun begitu, Nadia merasa sangat bahagia karena mereka sangat peduli dengannya.
// Iya, tidak akan lama //
Kemudian Nadia memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah pesan balasan itu terkirim dan melangkah maju karena hanya tinggal satu orang yang mengantri. Dia tidak mau sampai antriannya itu diambil oleh orang lain karena terlalu sibuk berbalas pesan dengan Hendri.
" I’d like to have a kebab " ucap Nadia memesan kebab ketika sudah gilirannya.
" Spicy or not spicy? " tanya penjual kebab itu pada Nadia.
" Spicy " jawab Nadia karena dia menyukai makanan pedas.
Cukup menunggu sekitar tiga menit, kebab pesanan Nadia pun sudah siap dan masih hangat karena baru disiapkan ketika ada yang memesan.
" Thank you " ucap Nadia menerima kebab itu dan membayarnya.
" You're welcome " jawab penjual kebab itu tersenyum ramah.
Sebelum memakan keban itu, Nadia pergi ke sebuah minimarket untuk membeli air mineral. Sekalian juga Nadia ingin mencari tempat duduk di sekitar minimarket agar lebih nyaman menikmati kebab untuk makan siangnya.
" Bismillahirrahmanirrahim " ucap Nadia sebelum meminum air mineral yang sudah dibuka tutup botolnya.
Nadia meletakkan air mineral yang sudah diminumnya sedikit itu dan meletakkannya di pangkuannya. Dia membuka kebab yang tadi dibelinya dan mulai memakannya karena memang sudah lapar.
" Ternyata sangat enak " ucap Nadia sembari mengunyah kebab di dalam mulutnya.
Kebab yang dimakannya ini jauh lebih enak dibandingkan dengan kebab yang biasanya Nadia makan di Jakarta, mungkin karena penjualnya asli dari Turki. Bagaimana Nadia bisa tahu? Dari wajahnya saja sudah terlihat jika pria pemilik kedai kebab itu berasal dari negara yang terkenal dengan balon udaranya itu.
.
.
.
Meski tidak kenyang hanya dengan memakan satu kebab saja, tetapi setidaknya itu sudah cukup untuk mengganjal perutnya siang ini. Mungkin setelah ini Nadia akan langsung pergi ke toko Asia untuk membeli beras.
Nadia bangkit dari duduknya dan membuang bekas pembungkus kebab serta botol air mineral yang sudah tidak ada isinya ke tong sampai. Dimana pun tempatnya, dia harus menaati semua peraturan termasuk membuang sampah pada tempatnya.
" Sepertinya masih cukup sebelum masuk waktu ashar " gumam Nadia melihat jam di pergelangan tangannya.
Nadia akan pergi ke toko Asia yang mungkin hanya tiga puluh menit saja berjalan dari tempatnya berada. Namun, ketika Nadia baru membalikkan tubuhnya dan belum sempat melangkah, ada seorang pria yang entah sengaja atau tidak menabraknya.
Brugh.
Karena tubuhnya yang jauh lebih kecil dari pria yang menabraknya, alhasil Nadia pun terjatuh hingga pantatnya terasa cukup sakit. Kedua telapak tangannya juga terasa perih karena mengenai batu-batu kecil yang hampir seperti pasir.
" Aw, sshhh " pekik Nadia dengan tangan yang menahan tubuhnya.
Bisa-bisanya dia tertabrak seperti ini hingga terjatuh dan merasakan sakit. Sepertinya memang kesialan sedang menghampiri Nadia di hari pertama di negara orang itu. Bukan salahnya karena dia sudah berada di pinggir dan tidak menghalangi jalan orang lain. Memang pria yang menabraknya itu yang salah, entah apa alasannya nanti. Mungkin alasan klasik seperti sedang terburu-buru dan tidak melihat keberadaannya.
" Ish, entah apa yang dilihatnya sampai menabrakku seperti ini. Padahal sudah jelas-jelas aku berdiri di sini dan segini besarnya " gerutu Nadia pelan karena cukup kesal.
" Eh, Astaghfirullah, kenapa aku jadi menggerutu seperti ini? Bisa saja dia tidak sengaja, kan? " ucap Nadia langsung mengantupkan kedua bibirnya.
Saking sibuknya berbicara sendiri, Nadia sampai tidak sadar jika pria yang menabraknya mengulurkan tangannya untuk menolong dirinya.
***
Selamat Sore guys🙏🥰 Menuju bab 20, mohon bantuannya ya teman-teman 😍🥺 Semoga bisa dikontrak cepat dan karyaku kali ini sukses🥺 Dukung dan doakan aku ya🥰 Kasih semangat juga untuk Nadia yang baru memulai kehidupannya di negara orang🙏 Terima kasih banyak ❤️ Lop yuuuu❤️😍
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘