Hidup Aina seperti diselimuti kabut yang tebal saat menemukan kenyataan kalau Fatar, lelaki yang dicintainya selama 7 tahun ini meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Namun Fatar tak sendiri, ada seorang wanita bersamanya. Wanita tanpa identitas namun menggunakan anting-anting yang sama persis dengan yang diberikan Fatar padanya. Aina tak terima Fatar pergi tanpa penjelasan.
Sampai akhirnya, Bian muncul sebagai lelaki yang misterius. Yang mengejar Aina dengan sejuta pesonanya. Aina yang rapuh mencoba menerima Bian. Sampai akhirnya ia tahu siapa Bian yang sebenarnya. Aina menyesal karena Bian adalah penyebab hidupnya berada dalam kabut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fatar Chavan
Dokter muda keturunan India itu terkejut saat mendapatkan Wilma ada di sampingnya juga.
"Wilma, bangun!" Fatar menggoyangkan tubuh Wilma.
Gadis cantik bermata sipit itu membuka matanya. "Fatar.....!"
"Mengapa aku bisa berada di kamar mu?"
Wilma mengerutkan dahinya. "Kamu nggak tahu, semalam kamu yang masuk ke kamar aku. Kamu juga yang merayu dan mencium aku."
"Mana mungkin, Wilma?"
Fatar mencoba mengingat peristiwa semalam. Sepotong demi sepotong kenangan itu mulai terkuak. Fatar terkejut dengan dirinya yang menjadi begitu bergairah. Apakah ada sesuatu yang aku minum? Dan David, bukankah David yang mengantarnya ke kamar ini?
Fatar segera turun dan mencari David. Namun kata resepsionis, David sudah cek out karena ada keluarganya yang meninggal. Fatar jadi gelisah. Di pulau Bunaken saat mereka liburan, ia justru dibiarkan berdua dengan Wilma.
Kembali ke Jakarta, Fatar berterus terang pada kakaknya.
"Bagaimana jika Wilma hamil, kak? Aku tak tahu apakah gadis itu sedang masa subur atau tidak."
Felia terkejut mendengar cerita adiknya. "Semoga gadis itu tak hamil. Kok bisa dua kali kecolongan sih?"
"Aku juga bingung kak. Sulit untuk menjelaskannya. David juga tak ada saat aku ingin meminta keterangan."
"Kamu harus jujur pada Aina."
"Aku tak bisa kak. Apapun alasannya, Aina tak akan pernah menerima aku kembali. Pasti Aina akan meminta aku untuk bertanggungjawab pada Wilma. Aku sudah sangat mengerti dengan kepribadian Aina."
"Lalu apa yang harus kamu lakukan jika Wilma hamil?"
"Aku tak mungkin membuang darah dagingku sendiri tapi kalau sampai aku harus kehilangan Aina, aku tak mau, kak. Aina adalah hidupku."
"Biarkan Wilma melahirkan anak itu. Kakak akan mengambilnya dan memeliharanya. Kamu tahu kan kalau dokter sudah memvonis suami kakak mandul. Pasti dia juga akan setuju kalau anak itu kami adopsi."
"Bagaimana dengan papa dan mama? Mereka kan sangat menyayangi Aina."
"Tapi mereka juga tak bisa mengabaikan cucu mereka. Kamu kan tahu kalau mama sudah sangat lama merindukan seorang cucu."
Waktu itu Fatar setuju. Walaupun ia sebenarnya harus tersiksa saat berada di depan Aina. Bagaimana pun Fatar belum pernah membohongi Aina seumur hidupnya.
Tapi ternyata saat Wilma datang dengan berita kehamilannya, Fatar jadi sangat ketakutan. Apalagi saat Wilma meminta agar ia dinikahi.
"Setidaknya berikan anak ini status yang benar, bukan sebagai anak haram yang lahir di luar nikah." kata Wilma di hadapan kedua orang tua Fatar dan juga di hadapan orang tua Aina.
"Lebih baik Aina tahu." ujar Diana saat itu.
"Aku tak mau sampai Aina tahu. Dia pasti akan memutuskan aku, Tante. Aku mohon. Aku dan Wilma hanya akan menikah secara siri. setelah anak itu lahir aku akan menceraikannya. Tante, aku bisa mati bila tak bersama Aina." Fatar berlutut di hadapan Diana.
"Tapi Fatar, apakah kita akan membohongi Aina dengan semua kejadian ini?" tanya Diana.
"Aina sangat mencintai aku juga. Dia pasti akan sangat hancur saat tahu semuanya. Karena itu aku mohon sama Tante dan om, tolong jangan sampai Aina tahu." Fatar menangis di pangkuan orang tua Aina.
"Diana, kita sudah bersahabat baik selama ini. Orang-orang sudah tahu kalau 2 bulan lagi Aina dan Fatar akan menikah. Bagaimana jika pernikahan mereka batal? Kita semua juga yang akan malu. Aku memang merasa sakit dengan semua ini. Namun Fatar juga tak salah. Ia dijebak oleh teman-temannya." mohon Deissy sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Aku akan menghilang dari hidup Fatar selamanya saat anak ini lahir. Aku janji, tak akan pernah menampakan diri di hadapan kalian apalgi Aina. Aku hanya ingin status anak ini jelas sampai ia lahir nanti." ujar Wilma membuat semua akhirnya setuju untuk merahasiakan semuanya dari Aina.
"Kak, mengapa harus ada cincin segala sih? Ini kan hanya pernikahan siri." Fatar protes saat melihat ada cincin pernikahan. Ia juga kaget melihat anting-anting yang diberikan sebagai mas kawin seperti yang diberikan kepada Aina. Felia memang seorang perancang perhiasan yang terkenal di kota itu.
"Fatar, sekalipun ini adalah pernikahan siri, namun berikan kesan yang baik pada Wilma. Ingat, dia sedang hamil. Kondisi mentalnya akan sangat mempengaruhi perkembangan bayinya. Anting-anting ini dilihat Wilma di toko perhiasan kakak. Dia suka. Kakak rasa itu keinginan bayinya. Kakak juga berharap kalau itu adalah anak perempuan."
"Kak, bagaimana kalau Aina melihatnya."
Felia memegang tangan adiknya. "Aina tak akan tahu. Wilma mengatakan kalau selesai melahirkan, ia akan segera pergi ke Australia."
Dan pernikahan siri itu pun terjadi. Erdogan Badem datang sebagai wali Wilma. Selesai acara pernikahan, Felia menyediakan makan malam namun Fatar langsung pulang ke rumahnya. Ia membuka cincin pernikahan itu dan menyimpannya di laci nakas, lalu mengenakan kembali cincin pertunangannya dengan Aina.
***********
Terre menampar Wilma. "Mengapa kamu setuju anak itu akan diserahkan kepada kakaknya Fatar? Tujuanmu adalah memisahkan Aina dan Fatar. Bukankah kamu sangat mencintai Fatar? Rebut dia dengan kehamilanmu ini."
Wilma memegang pipinya. "Tapi kak, Fatar tak mencintaiku. Ia mencintai Aina."
"Kamu bodoh! Fatar itu sudah di tanganmu. Minta kamu diakui sebagai istri. Dan aku akan memberikan bagian dari warisan mu yang tidak pernah mau diambil oleh ibumu. Pergilah!"
Wilma meninggalkan apartemen milik Fabian dan Terre.
"Sayang, kamu menampar Wilma tanpa mengingat kalau Wilma sedang hamil." Fabian menegur istrinya karena merasa kasihan dengan Wilma.
"Mengapa? Kamu kasihan dengan gadis itu karena dia hamil?" tanya Terre dengan nada yang cemburu.
"Kamu bicara apaan sih?" tanya Fabian dengan nada tak suka.
Terre melingkarkan tangannya di lengan Fabian. "Bantu aku mewujudkan keinginanku membalas kematian kakakku. Setelah itu, aku akan berhenti mengkonsumsi pil pencegah kehamilan ku dan kita akan memiliki anak sebanyak yang kamu inginkan."
"Terre, aku mencintaimu."
Terre tersenyum. "Kamu tahu kalau aku lebih tergila-gila padamu. Setelah semuanya selesai, kita akan kembali ke Istanbul dan menikmati kebahagiaan kita di sana seperti yang kamu harapkan selama ini."
Fabian mengusap wajahnya. Mengingat kembali ide-ide gila Terre yang menyebabkannya ada dalam lingkaran balas dendam ini.
"Pak Fabian, Pak.....!"
Fabian terkejut dari lamunannya. Ia menatap asistennya sekaligus orang kepercayaannya di perusahaan ini. "Ada apa?"
"Ibu Terre mengingatkan bapak untuk hadir dalam rapat pemegang saham di hotel Berlian. Dan bapak juga harus mengajak ibu Aina."
"Mengapa? Apa hubungannya Aina dengan rapat pemegang saham?"
"Saya tak tahu, pak."
"Kamu hubungi Aina dan suruh dia bersiap satu jam dari sekarang."
"Baik."
1 jam kemudian......
Aina keluar dari dalam lift. Ia melihat kalau di lobby, sudah ada Radit dan Fabian.
Hari ini Aina menggunakan rok hitam selutut atas kemeja putih yang menempel indah di tubuhnya. Sementara blezernya masih ia pegang ditangannya dengan tas berwarna hitam pula. Rambut Aina yang hitam lebat itu digulung rapi dengan menggunakan jepitan rambut yang membuatnya menjadi semakin cantik dengan make up ringan namun tetap terlihat modis.
"Selamat siang pak Fabian!" sapa Aina. Gadis itu bersikap biasa walaupun sebenarnya hatinya sangat sakit saat melihat Fabian.
"Mari kita pergi!" Fabian melangkah lebih dulu. Aina mengikuti dari belakang. Gadis itu memilih duduk dengan Radit di depan sementara Fabian di belakang.
Sepanjang perjalanan mereka semuanya diam sampai tiba di hotel.
"Sayang .....!" Terre langsung memeluk Fabian.
"Mengapa mengundang Aina segala untuk ikut? Inikan rapat pemegang saham?" tanya Fabian saat keduanya melangkah bersama untuk masuk ke ruangan rapat. Hotel ini milik keluarga Fabian yang kini menjadi bagian keluarga Baldem.
"Sebagai kepala bagian keuangan, dia perlu tahu dong perkembangan saham perusahaan kita."
"Dia kan menerima laporannya setiap hari."
"Kamu nggak suka ya Aina datang ke sini."
"Jelas nggak suka." Fabian segera meninggalkan Terre dan bergabung dengan para pengusaha yang lain.
Rapat dimulai. Awalnya Aina belum juga mengerti mengapa dia diundang hadir dalam rapat ini. Namun di penghujung rapat itu, Aina akhirnya tahu tujuan Terre untuk menyakitinya.
"Alhamdulillah, tahun ini perusahaan kita berkembang. Kita sudah memiliki PT. Abdi Makmur yang kalah dalam persaingan bisnis."
Itu adalah perusahaan papanya Aina. Terre nampak dengan sombong mengungkapkan kalau dirinya kini pemilik perusahaan itu. Erdogan Baldem juga nampak bangga dengan anaknya.
Aina menahan sakit di dadanya. Selesai rapat ia memilih untuk ke toilet dan menangis di sana. Membayangkan tawa bahagia Terre berbanding terbalik dengan kondisi papanya yang masih koma di rumah sakit.
"Ini.....!" Aina terkejut saat melihat dari bayangan kaca di depannya ada Fabian yang berdiri di sampingnya sambil mengulurkan sebuah sapu tangan.
"Kenapa kamu bisa masuk ke toilet wanita?" tanya Aina.
"Toilet sebelahnya penuh."
"Aku tak butuh sapu tanganmu."
"Kamu akan membutuhkannya. Karena setelah ini kamu akan lebih sering menangis." ujar Fabian lalu meninggalkan sapu tangan itu di atas meja wastafel. Lelaki berjas itu segera pergi.
Aina mengambil sapu tangan dan membuangnya ke lantai. Ia menginjak-injak dengan kakinya sebelum akhirnya pergi dengan tenang.
***********
Apakah Aina akan diam saja disakiti? Tidak! Aina akan berjuang. Karena novel ini adalah tentang wanita yang kuat.
skrg Aina memang menangis tp tunggulah tak akan lama Aina pasti akan bisa bangkit... 🙂🙂🙂