Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30. Pria bertopeng
Ledakan dahsyat dari hancurnya Markas utama Naga Hitam, membuat warga dan orang-orang yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat kejadian langsung berbondong-bondong untuk melihat hancurnya sebuah bangunan besar di tengah hutan belantara.
Kepulan asap hitam membuat langit gelap. Ledakan nya membuat tanah sekitar berguncang hebat.
"Bukankah itu lokasi markas Naga Hitam ?."
"Iya benar, itu adalah lokasi Markas Naga Hitam."
"Siapa yang berani melakukan hal itu, pasti ia sangat hebat karena bisa meratakan markas Naga Hitam."
"Apa yang akan terjadi nanti, pasti anggota Naga Hitam akan membuat kekacauan untuk membalas perbuatan orang itu."
Banyak warga yang mengungkapkan pemikirannya, saat melihat hancurnya Markas Naga Hitam. Markas kelompok mafia yang paling ditakuti di kota J itu kini hancur lebur, rata dengan tanah tanpa ada secuil pun bangunan yang tersisa.
Berita hancurnya markas Naga Hitam membuat marah sang pemimpin yang saat ini sedang ada janji dengan utusan dari Dom Anggels. Pria bertopeng itu, menghancurkan semua benda yang ada dihadapannya.
"Katakan bahwa apa yang kau sampaikan barusan adalah berita bohong ! Bagaimana mungkin Markas itu bisa hancur dan siapa yang menghancurkannya ?." ucap pria bertopeng itu sambil mencengkram leher nak buahnya yang datang melapor.
"Ampun tuan, tapi semua itu benar adanya tuan, Markas utama kita kini telah rata dengan tanah. Jika anda tidak mempercayainya anda bisa melihatnya sendiri." jelas pria malang itu.
Tanpa punya belas kasihan pria bertopeng itu, melemparkan tubuh pria malang yang ada ditangannya. Tak cukup sampai disitu, ia langsung menembak pria itu tepat di kepalanya. Darah segar mengalir dari kening pria malang itu dan tubuhnya langsung luruh dilantai.
"Itu sebagai contoh untuk kalian semua, tidak ada yang boleh menyampaikan informasi yang belum tentu benar." ucap pria bertopeng itu tanpa mau menerima berita yang disampaikan oleh anak buahnya.
"Tuan ! Tuan ! Di depan gerbang ada ratusan mayat anggota Naga Hitam dan bahkan pemimpin mereka digantung di gerbang utama tuan." ucap salah satu penjaga mansion Abimanya.
Dor !
Dor !
Dua tembakan tepat mengenai kepalanya, tubuh sang penjaga itu langsung jatuh menimpa mayat yang ada dilantai.
"Kurang ajar ! Berani sekali dia mengatakan kebohongan itu." ucap pria bertopeng itu dengan penuh amarah.
Ia sungguh tidak akan percaya bahwa anak buahnya mati dan mayat-mayat nya dikirim kan ke mansion Abimanya.
Karena yang ia yakini tidak ada yang tau bahwa ia adalah penghuni mansion Abimanya. Tidak ada musuh-musuhnya yang mengetahui hal itu.
Dert
Ponsel disaku jasnya berdering, saat ia melihat nomor asing di ponselnya matanya menyipit. Belum juga reda amarah akibat dua berita yang ia terima, kini ada orang asing yang bisa menghubungi dirinya di ponsel pribadinya.
Ting
"Jika anda berubah pikiran dan tidak menginginkan penawar racun itu, lebih baik jangan pernah mengundang orang untuk jauh-jauh datang !."
Muncul sebuah pesan dari nomor asing itu. Mata pria bertopeng itu langsung membelalak tidak percaya. Bagaimana mungkin utusan dari Dom Anggels bisa mendapatkan nomor pribadinya.
Dengan cepat pria bertopeng itu menghubungi nomor tersebut dan meminta maaf atas apa yang baru saja ia lakukan.
"Apakah begini cara pemimpin Naga Hitam menyambut tamu ?." tanya Black dengan dingin.
"Maaf tuan atas ketidak sopanan kami, silakan tuan segera masuk ke ruang utama, saya akan segera sampai." jawab pria bertopeng itu.
"Bagaimana bisa masuk ? Sementara pintu rumahmu kau tutup dengan gunung mayat !." jawab Black dengan senyum mengejek.
Deg
Pria bertopeng itu tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Bukankah ia telah membunuh anak buahnya sendiri karena menyampaikan hal itu barusan ?.
Lalu apakah benar yang dikatakan oleh anak buahnya itu dan apakah benar yang dikatakan oleh utusan itu ?. Tanpa sempat bertanya lebih lanjut, panggilan itu di tutup sepihak oleh lawan bicaranya.
"Sial !, apakah artinya dia berita tadi adalah sebuah kenyataan ?. Tidak, tidak mungkin ini semua terjadi !." ucap pria bertopeng itu sambil terhuyung ke belakang.
Sementara anak buahnya yang lain tidak berani berkata apapun. Bukannya mereka tidak tau, tapi mereka memilih tidak mengatakan apa-apa dari pada harus meregang nyawa.
"Tuan sebaiknya kita segera menyambut utusan dari Dom Anggels itu. Untuk yang lainnya biar di urus setelah urusan nona Queen selesai." ucap salah seorang dari mereka.
Pria bertopeng itu mengangguk, ia juga berfikir seperti itu. Saat ini yang paling utama adalah obat penawar racun yang diderita oleh Queen, putri kesayangannya.
Dengan cepat pria bertopeng itu bangkit dan segera menuju pintu utama Mansion Abimanya.
Dari kau terlihat tumpukan mayat seperti yang diucapkan oleh utusan Dom Anggels dan juga anak buah yang baru saja ia bunuh.
Dan tak jauh dari sana terlihat sesosok tubuh yang digantung tepat di tengah gerbang. Semua yang dikatakan oleh anak buahnya adalah sebuah kebenaran.
Lalu bagaimana dengan markas yang selama ini ia banggakan ? Apakah seperti yang mereka katakan bahwa markas itu kini telah rata dengan tanah ?.
Jika benar siapa orang yang bisa melakukan hal itu. Bukankah Jay salah satu pemimpin Dom Anggels telah mereka ringkus karena telah mencoba menyelamatkan Bram.
Tapi jika Dom Anggels yang balas dendam mengapa urusannya datang untuk memenuhi undangannya ?.
"Selamat datang tuan, maaf jika ada yang kurang berkenan. Bahkan ada sesuatu yang mungkin membuat anda tidak nyaman." ucap Pria bertopeng itu dengan ramah.
Black menyunggingkan senyuman saat melihat reaksi pria bertopeng itu. Keduanya kemudian masuk ke ruang tamu untuk membicarakan masalah kerja sama yang ditawarkan oleh Naga Hitam.
"Maaf tuan, jika hal itu membuat anda kurang nyaman. Jika saya tidak salah menebak pasti usia anda masih sangat muda." ucap pria bertopeng itu sambil menatap seseorang yang begitu teang duduk dihadapannya.
"Anda tidak salah tuan, saya memang masih jauh lebih muda dari pada anda, tapi anda salah jika mengatakan saya kurang nyaman melihat gunung mayat itu."
"Perlu anda ketahui, saya bisa diposisi saat ini karena membunuh musuh adalah keahlian saya." jelas Black dengan tegas.
Hal itu membuat pria bertopeng itu menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Apakah itu artinya pria dihadapannya itu telah mengetahui masalah yang menimpa Naga Hitam.
"Hahahaha saya suka dengan cara anda tuan, itulah sebabnya Dom Anggels bisa berkembang seperti saat ini."
"Untuk itulah saya ingin menawarkan kerjasama dengan Dom Anggels. Selain saya juga ingin meminta bantuan Dom Anggels untuk menyembuhkan racun di tubuh nona Queen." jelas pria bertopeng itu.
Black hanya diam sambil tersenyum menatap pria bertopeng dihapalnya itu.