Desclaimer : Cerita ini tema pernikahan, di tujukan untuk yang sudah cukup umur atau sudah menikah yah.
Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjelasan
Tapi, sebelum Juan sempat menjelaskan. Tembakan mengenai kaca mobil mereka.
Untung saja mobil Juan mobil anti peluru.
"Cepat pergi." Ucap Juan memerintah Miko, sambil memeluk Ayla.
Dengan cepat dan cekatan Miko kembali membawa Ayla dan Juan ke kediaman Arvano.
Semua terkejut, dan siaga melihat mobil Arvano yang lecet.
Dan begitu turun dari mobil, Juan langsung membawa Ayla masuk. Ayla terus memegangi jas Juan dengan erat.
Juan pun, dengan sigap menyiapkan senjatanya.
"Kamu tunggu di sini. Kamu pasti aman di sini." Ucap Juan yang hendak pergi ke depan, tapi Ayla menarik bajunya dengan erat dan menggeleng.
"Kamu juga harus di sini." Ucap Ayla tegas, dengan mata berkaca-kaca.
Setelah pernah merasakan hampir kehilangan Juan sekali di hadapannya, dia tak mau membiarkan Juan kembali membahayakan dirinya lagi.
"Aku tak akan terluka kali ini. Percaya padaku." Ucap Juan mencium kening Ayla dengan dalam.
"Terakhir, kamu juga bicara seperti itu." Ucap Ayla hendak menangis.
Demi menenangkan hati Ayla, Juan tak jadi ikut bersiaga di luar, dan duduk menemani Ayla di ruang keluarga.
"Tuan, saya rasa keadaan sudah aman." Ucap salah satu bawahannya melapor.
"Tidak ada yang terluka?" Tanya Juan dengan wajah datar, meskipun dia sangat khawatir.
"Tidak ada Tuan, wajah mereka sempat terekam kamera. Dan kami akan melacak mereka." Ucap bawahannya itu,
Juan mengangguk dan bawahannya pun pergi.
"Apa kamu harus bekerja hari ini?" Tanya Juan yang kemudian menatap Ayla.
"Iya, aku akan pergi menggunakan taksi." Ucap Ayla yang hendak berdiri.
Juan lalu menarik pergelangan tangan Ayla dengan cepat, membuat Ayla kehilangan keseimbangan dan duduk di atas pangkuan Juan.
"Andai saja kita menikah, kita bisa bebas melakukan ini." Ucap Juan memeluk pinggang Ayla dengan erat.
"Juan, tolong hentikan ini. Kamu belum menjelaskan semuanya padaku." Ucap Ayla yang mencoba berdiri.
Tapi Juan memeluknya dengan sangat erat.
"Juan.. Hentikan." Ucap Ayla yang semakin tak sabar, dan merasa kesal karena Juan memperlakukannya seperti wanita murahan.
"Apa yang kalian berdua lakukan?" Ucap Markus membuat Ayla terkejut dan Juan melepaskan pelukannya.
"Apa kamu tidak malu, para pelayan memperhatikanmu. Demi Tuhan. Juan. Saat ini semua orang melihat kalau dia adalah adik iparmu." Ucap Markus menatap kecewa pada anaknya itu dan lalu menatap Ayla.
"Ayla, aku tau. Kalian berdua sudah melewati banyak hal bersama. Tapi, Ayla yang aku kenal, tidak mungkin menyakiti perasaan kakaknya sendiri. Apa kalian tidak bisa menunggu selama 6 bulan saja untuk bersama?" Tanya Markus kesal.
"6 bulan?" Tanya Ayla bingung.
"Ayo ikut aku. Akan kuceritakan semuanya." Ucap Juan kemudian menarik tangan Ayla ke ruang kerjanya.
Juan lalu mengunci ruang kerjanya. Dan membiarkan Ayla duduk di sofa.
"Apa saja yang kamu dengar saat aku berbicara dengan Ayra di kamarnya? " Tanya Juan serius menatap Ayla.
Dan Ayla pun menjelaskan dan menceritakan apa yang dia dengar hari itu.
Juan menarik nafasnya dalam.
"Bagaimana bisa kamu mengira aku memuji Ayra di banding kamu, wanita yang aku pilih kadi istriku?" Ucap Juan dengan nada frustasi.
Dan akhirnya Juan yang tak ingin kesalahpahaman berlanjut, dan dia juga tak mau Ayla merasa lebih bersalah pada Ayra setiap kontak yang mereka lakukan, Juan pun menceritakan kejadian hari itu.
.......
Ketika Juan ingin mengintip persiapan Ayla, tiba-tiba saja Ayra menariknya masuk dalam kamarnya.
"Hemm.. Bisa-bisanya kamu menikah dengan adik dari perempuan yang pernah kamu tiduri." Ucap Ayra menggeleng.
Juan hanya tersenyum mengejek, tak ingin terlibat percakapan dengan Ayra.
"Kenapa kamu memilih Ayla? aku adalah pacar pertamamu, dan juga pengalaman pertamamu". Tanya Ayra kesal. Karena mengingat perlakuan Juan padanya sejak dulu.
"Tidak penting, untuk kamu mengetahui alasanku memilih Ayla untuk menjadi istriku. Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganmu." Jawab Juan jengah dan hendak keluar dari kamar Ayra., dengan cepat Ayra mencegahnya dan menghalangi jalannya.
"Atau kamu sengaja, memilih Ayla gadis baik-baik menjadi istrimu, dan aku sebagai wanita jahat yang menjadi simpananmu?" Tanya Ayra lagi, dan apa yang dilakukan Ayra sudah sangat keterlaluan.
Juan sangat ingin, membuat wanita dihadapannya ini, menerima pelajaran karena perbuatan tidak sopannya selama ini. Tapi, dia menahan itu semua, demi Ayla. Juan sudah berada di titik akhir kesabarannya untuk memaklumi Ayra.
"Bukankah aku lebih cantik, lebih seksi , lebih modis dan juga kemampuanku memuaskan mu tak perlu kamu tanyakan lagi. Kenapa memilih gadis yang polos, gendut dan kampungan?" ucap Ayra dengan tatapan menggoda Juan.
"Kamu memang lebih seksi, lebih modis dan kemampuanmu tidak perlu aku ragukan. Tapi, aku tidak membutuhkan itu semua. Semua kemampuan yang dimiliki semua wanita murahan sepertimu. Aku tidak membutuhkannya. Hal yang semua lelaki bisa nikmati darimu secara cuma-cuma." Ucap Juan tersenyum mengejek menatap Ayra.
Ayra merasa sangat marah dengan ucapan Juan.
"Baiklah , mari kita lihat. Siapa yang akan terluka akhirnya." Ucap Ayra menyingkir dari pintu dan mebiarkan Juan pergi.
Juan yang sedang kesal pun, pergi dari kamar Ayra. Ingin sekali rasanya dia menghabisi wanita tak tahu diri itu.
Dia pun memutuskan mencari angin di sekitar aula tempat mereka akan melangsungkan pernikahan.
Tak lama setelah itu, Juan pun mendengar berita kepergian Ayla.
Dan keluarga memaksa menikahkan Juan dan Ayra.
......
"Aku pikir, sudah terjadi yang tidak-tidak padamu. Karena aku terlalu sibuk dengan kebahagiaanku dan tidak memperhatikan kemanan di sekitar kita." Ucap Juan kemudian membelai wajah Ayla.
"Tapi, bagaimana aku bisa yakin. Kalau kak Ayra melakukan itu semua dan keluarga benar-benar mengaturnya. Itu bisa saja atas permintaan kalian berdua." Ucap Aura menepis tangan Juan dari wajahnya.
"Aku tau, kamu tidak akan dengan mudah percaya, apalagi ini tentang Ayra. Kamu bebas menanyakannya pada siapapun. Aku menceritakan hal ini pada Bi Linda, karena itu dia membiarkanmu berlibur bersamaku." Jelas Juan pada Ayla.
Ayla masih belum percaya. Jika semua yang dikatakan Juan benar. Lantas kenapa Ayra memberitahu dirinya bahwa Ayra bersedia dengan Juan karena masih ada perasaan dan masih mencintai Juan?
Ayla menggeleng dan menatap Juan.
"Aku masih gak percaya. Kak Ayra gak mungkin sengaja membuatku terluka. Anggap saja kamu bercerita dengan jujur, tapi gak mungkin." Ayla lalu berdiri hendak pergi.
Ketika Ayla hendak membuka pintu, Juan lalu memeluknya dari belakang.
"Kamu pernah janji , akan percaya padaku. Kamu tidak akan pernah meragukan ucapanku. Dan apa untungnya bagiku membohongi kamu?" Juan lalu membalik tubuh Ayla supaya menghadap dirinya, lalu menatap tajam wajah Ayla.
"Aku tahu kamu wanita cerdas, dan aku yakin kamu pasti sudah menyadari sejak lama. Bagaimana karakter dan sifat asli Ayra." Ucap Juan berusaha membujuk Ayla agar sadar.
Ayla lalu menghempaskan tangan Juan degan kasar.
"Meskipun aku tau. Bagiku, Kak Ayra tetap yang pertama." Ucap Ayla marah.
"Lalu bagaimana denganku, janjimu padaku. Bahwa kamu ingin menghabiskan waktu yang tak pasti bersamaku?" Tanya Juan marah meremas bahu Ayla.
"Juan, kamu menyakitiku" Ucap Ayla kemudian menangis.
*bersambung...