NovelToon NovelToon
The Secret Behind Love

The Secret Behind Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: jhnafzzz

"The Secret Behind Love." adalah sebuah cerita tentang pengkhianatan, penemuan diri, dan pilihan yang sulit dalam sebuah hubungan. Ini adalah kisah yang menggugah tentang bagaimana seorang wanita yang bernama karuna yang mencari cara untuk bangkit dari keterpurukan nya, mencari jalan menuju kebahagiaan sejati, dan menemukan kembali kepercayaannya yang hilang.

Semenjak perceraian dengan suaminya, hidup karuna penuh dengan cobaan, tapi siapa sangka? seseorang pria dari masa lalu karuna muncul kembali kedalam hidupnya bersamaan setelah itu juga seorang yang di cintai nya datang kembali.

Dan apakah Karuna bisa memilih pilihan nya? apakah karuna bisa mengendalikan perasaan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhnafzzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. Makan malam.

Pagi itu, Karuna merasa seolah-olah berada di persimpangan jalan. Namun, seiring berjalannya waktu, hari terasa semakin berat. Ethan sudah siap untuk berangkat ke sekolah TK, dan Karuna mencoba untuk tetap berpura-pura kuat. Ia mengantarkan Ethan, memberi ciuman hangat pada dahi anaknya, dan berharap bahwa sedikit kebahagiaan yang ia rasakan bersama anaknya bisa menenangkan pikirannya yang kacau. Tapi perasaan kosong itu tak kunjung hilang.

Hari bekerja terasa lambat. Karuna menghabiskan sebagian besar waktu di rumah, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang menumpuk. Setiap detik yang berlalu seolah membawa ketegangan lebih dekat, dan setiap kali ia berpikir tentang Damian, perasaan itu kembali menghampirinya. Perasaan yang sulit untuk dijelaskan—seperti ada sesuatu yang besar yang sedang menunggu untuk terjadi, dan Karuna tak tahu bagaimana cara menghadapinya.

Seharian itu, Damian tak menghubunginya. Tidak ada pesan, tidak ada telepon, hanya email atau pesan kerja yang ia kirimkan sesekali. Tidak seperti biasanya, di mana mereka selalu sempat berbincang meskipun hanya lewat pesan singkat. Karuna merasa ada jarak yang semakin besar di antara mereka, jarak yang tidak bisa ia lihat dengan jelas, tapi ia tahu itu ada.

Malam hari datang, dan Karuna sudah mempersiapkan makan malam. Piring-piring berisi masakan kesukaan Damian sudah siap di meja makan, dengan harapan bahwa malam ini mereka bisa duduk bersama, berbicara, dan meredakan ketegangan yang mengganggu hubungan mereka. Ada ayam panggang, nasi, dan sayuran segar yang baru saja ia masak. Sederhana, namun penuh dengan perhatian dan harapan.

Jam sudah menunjukkan pukul 19:46, dan Damian belum pulang. Karuna mulai merasa cemas. Seharusnya, dengan jadwal kerjanya yang padat, Damian akan pulang sekitar jam tujuh, kadang lebih larut. Tapi kali ini, ia terlambat lebih dari biasanya. Karuna menatap ponselnya, berharap ada pesan yang memberitahukan keterlambatannya. Namun, tidak ada.

Suasana rumah terasa sepi. Hanya suara detak jam yang mengisi keheningan. Karuna menatap pintu depan, berharap melihat sosok Damian yang pulang, membawa sedikit kelegaan bagi hari yang penuh keraguan ini. Ia duduk di meja makan, menunggu. Hatinya penuh dengan pertanyaan—apa yang terjadi pada suaminya? Apa yang sedang ia sembunyikan?

Sekitar sepuluh menit kemudian, terdengar suara mobil di luar. Karuna menoleh, dan tak lama kemudian, pintu depan terbuka. Damian masuk dengan ekspresi wajah yang lelah, namun tidak terlihat cemas atau gelisah. Matanya sedikit merah, mungkin karena kelelahan atau mungkin karena sesuatu yang lain. Ia melepas jasnya dengan gerakan cepat, tidak melihat Karuna yang sudah menunggu di meja makan.

"Sayang," Karuna menyapa dengan lembut, mencoba menyembunyikan perasaan kecewa yang mulai merayap. "Kamu pulang juga akhirnya."

Damian mengangguk singkat, lalu menuju ke ruang tamu tanpa banyak bicara. Karuna melihatnya, dan meskipun ia berusaha tersenyum, ada sesuatu yang terasa ganjil. Damian tampak lebih dingin dari biasanya, seolah-olah ada dinding tak terlihat yang memisahkan mereka.

"Sayang," Karuna melanjutkan, berjalan mendekat. "Makan malam udah siap. Ayo makan bareng."

Damian berhenti sejenak, menatapnya dengan tatapan tanpa ekspresi. "Aku udah makan di kantor," jawabnya pelan, menghindari tatapan Karuna. "Mungkin lain kali."

Karuna tertegun sejenak. Jawaban itu mengejutkan. Selama ini, Damian selalu berusaha untuk makan bersama keluarga, meskipun kadang-kadang ia terlalu sibuk. Tapi malam ini, ada keteguhan dalam suaranya yang membuat Karuna merasa lebih terasing.

"Tapi kamu pasti masih lapar, kan?" tanya Karuna, berusaha lagi. "Aku buat makan malam kesukaan kamu loh."

Damian memandangnya sekilas, dan Karuna bisa melihat ada sesuatu yang berubah dalam matanya—sesuatu yang tak bisa ia jelaskan. Ia bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi, sesuatu yang jauh lebih serius daripada sekadar masalah pekerjaan atau rutinitas yang terganggu.

"Aku beneran nggak lapar, Karuna," jawab Damian dengan nada yang lebih keras dari sebelumnya. "Aku lelah. Aku cuma mau istirahat."

Karuna merasa dadanya sesak. Kata-kata Damian seperti sembilu yang menembus perasaannya. Ia tahu bahwa tidak ada yang lebih buruk daripada merasa tidak dihargai, terutama oleh orang yang selama ini ia cintai. Damian, suaminya, yang dulu selalu meluangkan waktu untuk makan bersama dan berbicara meski sesibuk apapun, kini menjauh tanpa alasan yang jelas.

"Sayang," Karuna berkata dengan suara pelan, mencoba menahan air mata yang tiba-tiba datang. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu berubah?"

Damian terdiam sejenak, menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Lalu, dengan suara rendah namun tegas, ia berkata, "Aku capek, Karuna. Capek dengan semuanya. Capek dengan pekerjaan, capek dengan hubungan ini."

Suasana di ruang tamu terasa semakin tegang. Karuna merasa hatinya hampir pecah mendengar kata-kata itu. Ada begitu banyak yang ingin ia katakan, begitu banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, namun terasa kelu. Ia menatap Damian dengan pandangan kosong, mencoba mencari petunjuk di wajah suaminya yang kini tampak begitu jauh.

"Damian, kita masih bisa memperbaikinya, kan?" tanya Karuna, suaranya hampir berbisik. "Kita bisa bicara, mencari jalan keluar... Jangan menyerah begitu saja."

Damian mengalihkan pandangannya, tidak menjawab. Karuna bisa melihat ada rasa frustasi yang terpancar dari wajahnya, seolah-olah ia sudah lelah berbicara, lelah mencoba untuk memperbaiki sesuatu yang terasa sudah terlalu rusak.

"Jaga diri kamu, Karuna," ujar Damian, tanpa emosi. "Aku butuh waktu untuk diri aku sendiri."

Dengan itu, Damian berbalik dan menuju ke kamar tidur mereka, meninggalkan Karuna yang masih terdiam di ruang tamu. Suara langkah kaki Damian yang semakin menjauh membuat Karuna merasa semakin kosong. Ia tahu bahwa hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, mereka akan saling menjauh, tidak ada percakapan yang berarti, tidak ada pemecahan masalah.

Karuna menatap makan malam yang telah ia persiapkan dengan penuh harapan, namun kini terasa begitu hampa. Makanan yang dulu menjadi simbol kehangatan keluarga, kini hanya menjadi sisa-sisa dari sebuah rutinitas yang terlupakan.

Karuna berdiri dari kursinya dan perlahan melangkah ke meja makan. Dengan lembut, ia menyendok sebagian nasi dan meletakkannya ke dalam kulkas. Ia tak merasa lapar. Makan malam yang seharusnya menjadi momen kebersamaan kini terasa seperti beban yang harus ditinggalkan. Ia merasa kesepian, meskipun ada Damian yang berada di rumah yang sama. Ada jarak yang tak bisa dijelaskan, sebuah kekosongan yang tak bisa ia isi dengan apapun.

Lalu, ia berjalan menuju kamar anaknya, mencari kenyamanan dalam tatapan Ethan yang selalu ceria. Meskipun hati Karuna terasa hancur, ia tahu ia harus tetap kuat untuk anaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia tak bisa lagi menahan perasaan yang semakin menumpuk. Perasaan takut bahwa segala sesuatu yang ia miliki—keluarga, cinta, dan kebahagiaan—mungkin sedang perlahan hilang.

1
Kei Kurono
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Alhida
Terpesona☺️
Alucard
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!