NovelToon NovelToon
My Sweet Lecturer

My Sweet Lecturer

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:17.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Alfiana

"Menikahlah dengan saya, Alara." Ucap Alderio seraya menggenggam tangan Alara.

Alara Sinta Pramudito, seorang mahasiswa tingkat akhir yang memiliki wajah cantik dan sangat manis harus rela melepas kegadisannya akibat kejadian satu malam yang tidak disengaja.

Kejadian yang enggan untuk diingatnya itu justru tidak direstui takdir, ia kembali dipertemukan dengan sang pria sebagai dosen pembimbingnya.

Alderio Gautam Haiyan, pria tampan dengan sejuta pesona yang berprofesi sebagai seorang dosen di universitas bergengsi di kotanya.

Tak menyangka akan bertemu kembali dengan wanita yang menjadi pasangannya malam itu apalagi sebagai mahasiswanya.

Sifat Alara yang tidak menye-menye dan spontan berhasil membuat sosok Alderio jatuh dalam pesonanya.


Lantas bagaimana kisah keduanya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya sah

Akhirnya setelah ujian yang harus Alderio hadapi untuk membujuk Alara berakhir manis. Hari ini merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh keluarga Alderio maupun keluarga Alara.

Dekorasi serba putih sesuai permintaan pengantin wanita tampak indah dipandang, bahkan tak jarang para tamu memotret diri mereka dengan latar belakang dekorasi gedung pernikahan Alara dan Alderio. Di pelaminan, terlihat juga sepasang suami istri yang baru saja sah beberapa menit lalu. Senyuman bahagia terukir di kedua wajah menyambut tamu-tamu yang memberi mereka ucapan selamat dan doa.

"Akhirnya kalian menikah juga, meskipun Alara tidak hamil, tapi Mama senang karena kalian sudah sah. Jangan lupa secepatnya berikan kami cucu 'ya." Ucap Mama Mira mengusap lengan menantunya.

"Iya, Ma. Doakan saja," sahut Alara tersenyum lembut.

"Jaga istrimu dengan baik, orang tuanya sudah merelakan putrinya untuk bersamamu, jangan sampai kau mengecewakan mereka." Tutur Papa Aden seraya menepuk bahu Alderio.

"Aku tahu, Pa. Aku juga berjanji akan selalu membahagiakan menantu kalian." Timpal Rio seraya merangkul pinggang ramping istrinya.

Alara berusaha terus memasang senyuman meski sejujurnya ia kurang nyaman dipeluk Alderio seperti ini, katakanlah bahwa ia dosa menolak suaminya, tapi sejujurnya Alara belum bisa sepenuhnya menerima Al sebagai suaminya.

Setelah Mama Mira dan Papa Aden mengucapkan selamat serta doa, kini giliran orang tua Alara yang mendoakan mereka.

"Mama percaya sama kamu, Al. Mama titip Alara ya, tolong sayangi dia dengan sabar. Meskipun sikapnya sedikit bar-bar dan jutek, tapi dia adalah gadis yang baik." Tutur Mama Dania menatap hangat menantunya.

"Pasti, Ma. Terima kasih sudah percaya kepada saya, saya janji akan selalu menyayangi Alara." Timpal Alderio dengan sungguh-sungguh.

Kini giliran Papa Wahyu yang bicara, ia memeluk putrinya yang menangis dalam pelukannya. Ia tahu putrinya masih berat untuk pergi.

"Berbahagialah, Nak. Sekarang ini kehidupan kamu, mengabdilah kepada suami mu." Tutur Papa Wahyu seraya mengusap rambut panjang putrinya.

"Dan kamu, Al. Seandainya kelak kamu tidak lagi mencintai putri Papa, maka kembalikan dia secara baik-baik. Papa tidak akan marah selama kamu tidak main tangan, hanya Alara putri Papa, selama ini Papa bekerja keras untuk kebahagiaan nya, semoga dengan bersamamu, dia bisa mendapatkan apa yang belum didapatkan dari orang tuanya." Tambah Papa Wahyu semakin membuat Alara menangis dalam pelukan sang Papa.

Alderio menundukkan kepalanya sesaat lalu kembali menatap mertuanya, kepalanya mengangguk dengan mantap.

"Saya janji, Pa. Saya akan selalu mencintai Alara, hanya dia yang akan menjadi wanita dalam hidup saya." Balas Alderio berusaha tetap tenang meski ia turut sedih melihat istrinya menangis.

Alderio memegang kedua bahu istrinya, melepaskan pelukan antara ayah dan anak itu atas permintaan Papa Wahyu sendiri. Tanpa sadar Alara malah beralih memeluk suaminya, ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami seraya berusaha menahan isak tangisnya.

"Jangan sedih, Sayang." Bisik Alderio dengan lembut.

Alara tersadar, ia mendongak hingga membuat wajah keduanya begitu dekat. Alara buru-buru melepaskan pelukan nya dan kembali berdiri tegak.

"Jangan menangis terus, kasihan mua nya udah dandanin kamu secantik ini." Gurau Alderio seraya memberikan selembar tisu pada Alara.

Alara menyeka air matanya lalu menatap sang suami dengan wajah ditekuk, ia tak menjawab dan memilih duduk di kursi sambil masih menyeka air matanya sendiri.

Alderio ikut duduk, ia meraih tangan Alara kemudian ia genggam erat. "Saya sangat mencintai kamu, Alara." Ungkap Al menatap Alara dalam.

***

Setelah pesta pernikahan, Alara dan Alderio langsung pergi ke apartemen pria itu yang kedepannya akan menjadi tempat tinggal mereka sementara, sampai Alderio mendapatkan rumah untuk mereka singgah.

Awalnya Mama Mira memaksanya agar Alara tinggal bersama mereka, namun Al menolak karena ia ingin tinggal berdua saja dengan istrinya dengan dalih ingin mandiri.

"Sayang, kamu mandi duluan sana. Aku habis kamu." Tutur Alderio, mengubah sebutan dirinya menjadi 'aku.

"Iya, Pak." Sahut Alara kemudian langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa lupa membawa pakaiannya.

Sambil menunggu istrinya selesai mandi, Alderio berdiri di balkon apartemen nya. Membuka dua kancing atas kemejanya karena ia merasa sedikit kegerahan. Sambil menatap langit malam, ia berdoa semoga kelak, Alara bisa menerima dirinya dan pernikahan ini.

Alderio kemudian pergi ke dapur untuk membuat teh hangat, mungkin itu bisa mengurangi lelah yang istrinya rasakan saat ini, ia juga butuh itu untuk merilekskan tubuh nya.

Hanya butuh waktu 5 menit untuk Alderio membuat teh, ia membawanya ke kamar dan meletakkan nya di sofa. Tak selang beberapa lama, pintu kamar mandi terbuka. 

Alara keluar dengan piyama berwarna pink berjalan sambil menggosok rambutnya.

"Sekarang giliran anda mandi, Pak." Ucap Alara tanpa menatap wajah suaminya.

Alderio tersenyum, ia mengusap wajah cantik Alara dengan lembut. "Saya sudah buatkan teh, jangan lupa diminum ya, itu bisa mengurangi rasa lelahmu." Tutur Alderio.

Alara mengangguk sebagai jawaban, ia lalu duduk di depan meja rias untuk berkaca diri sekaligus menutupi kegugupannya menerima perlakuan manis dari suaminya, namun semua itu belum bisa merubah perasaan Alara.

Sejujurnya Alara juga merasa sedih, ia ingin sekali bisa mencintai suaminya seperti Alderio mencintainya, namun karena pertemuan mereka yang kurang baik, membuatnya butuh banyak waktu untuk itu.

"Hiks … maafkan saya, Pak. Saya juga ingin sekali mencintai anda." Lirih Alara menundukkan kepalanya.

UDAH KONDANGAN NIH, EUMMM DI SKIP NGGAK MALAM PAK AL SAMA MBA ALARA??

To be continued

1
Nora Jay
tq author.
Mazlina Masdar
Luar biasa
Rohana Nana
ak mampir lg untuk yg ke 3 Thor...critanya sru g ngebosenin KLO bcanya...sukses trus ya kryanya
Noul
Luar biasa
Noul
Lumayan
Tri Murti
Luar biasa
Tri Murti
Lumayan
Ida Rodiah
Luar biasa
Raiza Faraiza
kok kayak ke sindir ya 😭😅
Raiza Faraiza
😭😭
uukais
mereka awas klu nyakiti alara ya
lailitq
Luar biasa
nuraeinieni
aq mampir thor
Mariani
Buruk
Lina Suwanti
kasihan Mika JD korban keegoisan kakaknya
Lina Suwanti
mampir kak,, penasaran sm judulnya kayak drama seri di WeTv kisah mahasiswi yg menikah dgn dosennya diperankan Prilly n Reza ya walaupun ga pernah nonton cuma lht klo lwt di beranda FB
anisa f
lebai amat
Long Kali
Buruk
EsTefaYe
bayi gorila...,item donk??
EsTefaYe
akhirnya menantu tertua jd yg pertama & anaknya jd cucu pertama juga/CoolGuy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!