NovelToon NovelToon
Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Kau Campakkan Aku, Kunikahi Abangmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Si Mujur
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Layli Dinata

Hubungan Inara dan Artha harus kandas karena perselingkuhan Artha. Padahal mereka sudah mau menikah.

Malu pernikahan batal, Inara terpaksa menyetujui perjanjian dengan Argha, kakak Artha demi untuk membalas Artha dan tidak mempermalukan orang tuanya.

Inara kalah dengan perasaannya. Ia jatuh cinta pada suaminya yang misterius. Hanya saja, dendam Argha membuat Inara merasa rendah diri. Dan godaan Artha selalu datang pada mereka.

Akankah Argha dan Inara bisa bersatu, atau masa lalu Argha akan terus membuat jarak di antara mereka dan memilih berpisah demi kebaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Layli Dinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 20 Salah Tingkah

“Inara!” seruan seorang wanita yang menggerai rambut panjangnya itu membuat langkah Inara terhenti.

Inara diam di tempat dengan perasaan bingung. Wanita yang dulu selalu merundungnya di saat sekolah menengah atas, menghampirinya dengan ekspresi menyebalkan.

“Ibumu waktu itu koar-koar, katanya kamu akan menikah dengan pria kaya dari kota. Benarkah? Apa pria itu sudah seumuran ayahmu? Apa dia tidak punya istri lain?” Dengan memainkan ujung rambutnya menggunakan jari telunjuk, dengan senyuman smirk andalannya.

Inara menghela napas. Sepertinya ia terlalu lelah untuk ribut dengan putri tetangganya itu. “Sepertunya ini bukan kewajiban aku buat jawab pertanyaan kamu yang tidak berfaedah itu. Permisi!”

“Halah, dapat suami hasil ngerampok aja bangga!”

Mendengar itu, Inara langsung naik darah. Matanya melotot dengan tajam. “Apa kamu bilang? Dengar ya, Anin. Aku—“

“Ada apa ini?” Argha yang baru saja mandi dan ganti baju merasa terganggu mendengar suara ribut-ribut. Sementara kedua orang tua Inara masih di pasar, membeli bahan-bahan makanan untuk menyambut pihak keluarga Argha yang akan datang.

Mata Anindita melebar melihat sosok pria tampan keluar dari rumah Inara. Tak pernah ia melihat pria setampan itu. “Di-dia ….”

“Saya calon suaminya Inara. Ada masalah? Anda siapa memaki calon istri saya? Kurang kerjaan sekali. Memangnya tidak ada kerjaan lain selain ngurusin hidup orang lain?” ucap Argha sarkasme.

Mulut Inara terkatup rapat, kepalanya menggeleng. ‘Ini keren!’ pekiknya dari dalam hati. Selama ini, Argha selalu tak peduli dengan ucapan orang lain mengenai dirinya sendiri. Hanya saja, saat ini pria itu seolah menjadi pahlawannya.

Anindita memang pantas mendapatkan ini. Inara menyeringai. Kedua tangannya bersedekap dada, menunjukkan sisi angkuhnya.

“Gak mungkin.” Anindita tak percaya. Ia pikir, hanya ia yang bisa menikahi putra juragan kampung yang terkenal. Ternyata, Inara jauh lebih unggul. Lihat saja wajah Argha yang tampan dengan hidung mancung itu. Wajahnya oriental, dambaan setiap wanita. Mana postur tubuhnya yang tinggi. Tinggi jauh dari rata-rata.

Anindita meneguk ludahnya susah payah. Rasa irinya semakin menjadi-jadi. Tangannya mengepal dengan kuat.

“Apanya yang tidak mungkin?” Sebelah alis Argha naik. Ia terus menyerbu gadis itu. Hanya saja, Inara menarik tangannya. “Dia ….”

“Gak usah diladeni, Mas. Hanya akan buang energi kalau bicara sama cewek sinting kaya dia.” Inara menutup pintu. Biarkan saja Anindita menahan malunya di sana.

“Dia keterlaluan loh. Masa dia bilang, kalau mau nikah sama gadun. Yang benar saja.” Argha memijat kepalanya. Hidup di kampung memang tak setenang itu.

“Ya lagian, kenapa juga kamu ladeni. Kan, kamu pernah bilang, kita gak punya kewajiban untuk menjelaskan ini sama orang lain.”

Argha meringis. Ia juga tak tahu kenapa ia bisa semarah ini dengan Anindita. Ia tak terima, orang lain merundung calon istrinya itu.

Tok tok tok.

“Dia memang minta digeprek!” geram Inara, ia menarik pintu dan bersiap untuk menyembur Anindita. “Kamu dasar tidak ….” Ucapan Inara terhenti saat melihat gadis yang menenteng tasnya.

“Nadira?”

“Kak Inara … kenapa, sih belum juga masuk udah disembur?” rajuk gadis yang berselisih empat tahun lebih muda dari Inara itu.

“Maaf, Dek. Kakak pikir, kamu itu Anin. Dia tadi ke sini, nyebelin sekali.” Inara memeluk Nadira. Hal ini jarang sekali, biasanya mereka akan ribut. Meributkan apapun.

“Dia memangnya kenapa? Buat apa? Omo … dia calon kakak iparku?” Buru-buru Nadira melerai pelukannya. Tampak takjub dengan sosok pria tampan yang memakai kaos hitan dan celana jeans selutut. Pria berbibir tipis dengan hidung mancung yang lurus. Tinggi menjulang dan ia hanya sebatas dadanya saja.

“Hai. Argha,” sapa Argha dengan mengulurkan tangannya. Senyumnya tampak manis.

“Na-nadira Ambar Sari. Adiknya Kak Inara. Jadi, kamu yang namanya Argha, kakaknya si Kampret Artha?”

Argha berlonjak, sementara Inara mencubit siku adiknya itu.

“Ya habisnya dia dia ninggalin kakak gitu aja, sih.” Nadira itu mirip dengan ibunya. Bisa dibilang persis. Tingkah lakunya, kejujurannya, sama persis. Hanya saja, ia mudah sekali merajuk.

“Mas, gak usah dengerin ucapan Nadira. Dia memang agak-agak. Hehehe.” Inara menarik lengan adiknya, memintanya untuk masuk ke kamarnya.

“Mas, kopermu aku taruh ke kamarku saja, ya. Yang punya kamar soalnya pulang. Hehehe.” Inara tak ingin ada keributan, apa lagi mengenai kamar Nadira yang dipakai Argha. Mending, ia yang mengalah tidur bersama adiknya dan merelakan kamanya dipakai oleh calon suaminya itu.

“Jadi kita tidur sekamar?” tanya Argha dengan polosnya.

“What?” Nadira memekik.

“Enggak! Aku yang tidur sama Nadira. Kamu di kamarku saja. Hehehe. Lagian, bukannya nanti malam kamu sudah mulai pulang, ya?”

“Sama kamu!” Argha duduk di sofa. Ia meraih kopi di meja dan menyeruputnya sedikit demi sedikit. Aroma kafein sedikit menenangkannya, ini perkara Anindita, hampir membuat kepalanya meledak.

“Loh?’

“Ya sama kamu. gak usah bawel. Kita pulang sama-sama, besok.”

Inara mengerucutkan bibir. Ia tahu, jika pekerjaan juga tidak bisa ditinggal lama-lama, kan? Ia juga tak mau disebut dengan makan gaji buta.

Sementara Nadira masuk ke kamarnya, mengeluarkan koper Argha.

“Mas, seriusan kita pulang besok?”

Argha mengangguk pelan. “Ingat kerjaan kamu.” Argha menyentil kening Inara pelan, gadis itu mengaduh kesakitan. Namun, daun kecil di kepala Inara mengganggu pandangannya. “Sebentar.”

Inara mendelik. Wajah Argha menjadi sedekat itu. Tubuhnya seakan panas yang kemudian menjalar ke pipi.

“Daun. Kamu habis dari mana, sih?” Argha membuang daun kecil itu di lantai.

‘Ya ampun, aku pikir mau nyium,’ batin Inara.

“Kamu kenapa? Sakit? Kenapa merah gitu pipinya?” Argha menempelkan punggung tangannya pada kening Inara, guna untuk mengecek suhu tubuh gadis itu. “Tidak panas.”

“A-aku mau ke dapur. Kuenya udah matang!” dusta Inara menghindar. Padahal, dari tadi kuenya sudah ia keluarkan dari oven dan disimpan di dalam lemari es. Entahlah, dekat-dekat dengan Argha, seolah sulit sekali bernapas.

“Kak Argha,” panggil Nadira yang kemudian mendekati calon kakak iparnya yang kebingungan karena tingkah Inara.

“Ya? Kakakmu kenapa jadi aneh begitu?” tanya Argha bingung. Inara berlari sampai menabrak tembok gadis itu tampak aneh.

“Hahahaha. Kamu gak tahu? Cewek kalau lagi salting memang begitu, Kak.” Nadira hapal betul, kakaknya itu akan terlihat bodoh di depan pria yang disukainya.

“Salting?”

“Iya. Dulu, kak Inara pernah naksir anaknya Ustad Somad. Namanya Bang Hafis. Dia itu cool, ganteng dan juga santun. Jarang ngomong juga. Tapi, saat dia datang dan bertanya banyak hal sama Kak Inara, Kak Inara kaya tadi. Salting,” beber Nadira mengenang kejadian 8 tahun silam.

“Jadi, itu artinya Inara menyukai saya?” Ada rasa bangga dalam diri Argha. Ada rasa menggelitik dalam hatinya pula. Inara dengan segala kerandomannya, gadis itu benar-benar mengalihkan dunianya yang kaku.

Ya iyalah! Kalian, kan mau nikah, kan? Ya kali kakakku mau aja dinikahi pria yang gak disukainya. Ada-ada aja kak Argha ini.”

Rona merah terlihat begitu jelas di kedua pipi Argha, pria itu sampai cengar-cengir sendiri.

1
yo..h72🦂🥀
Karna PINISIRIN di aplikasi ono gk jadi , Mampir deh di mari 😁😍😍
Layli Dinata: hehehe makasih Akak
total 1 replies
Afiroh
ceritanya menarik..lnjutkn
Layli Dinata: siap Akak. terima kasih
total 1 replies
Jenk Ros
aku mampir donk.. cerita nya keren ❤️🥰
Layli Dinata: makasih akak. semangati aku terus ya
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
semangat Up ya Thorrt❤
Layli Dinata: siap Akak
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
karyamu bagus banget Thor,,❤
Layli Dinata: makasih Akak
total 1 replies
Jhulie
lanjut thor
Layli Dinata: thank you Kak Jhulie
total 1 replies
Phedra
Bahasanya mudah dimengerti, jadi mudah masuk ke dalam ceritanya.
Layli Dinata: makasih Akak. ikutin terus ya
total 1 replies
Kiran Kiran
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, terimakasih thor❤️
Layli Dinata: Ahhh terima kasih, Akak 🤍❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!