Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
Sementara itu Alena yang sudah mengemasi berkas-berkas pentingnya ke dalam tas, berjalan keluar dari kamar untuk membersihkan bekas makannya tadi. Jika ada yang bertanya kenapa tidak jadi dimasukkan ke dalam koper, jawabannya karena dia menyadari tidak akan bisa pergi dengan membawa koper besar, maka dari itu Alena memutuskan pergi dengan hanya membawa tas yang berisikan berkas penting dan juga uang.
"Di mana bekas piringku?" gumam Alena saat melihat meja makan yang sudah rapih dan bersih.
"Nona cari apa?"
"Piring bekas makanan ku, apa kau yang sudah membersihkannya?"
Pelayan tersebut mengerutkan keningnya. "Tidak Nona, justru bibi pikir Nona yang sudah membersihkannya, karena sudah tidak ada piring kotor di atas meja."
Alena menggelengkan kepala. "Aku baru saja keluar dari kamar," ucapnya dengan bingung.
"Lalu siapa yang sudah membersihkannya? Tidak mungkin Tuan Abian kan?" tanya pelayan tersebut.
"Abian?"
"Iya Nona, saat Anda masuk ke dalam kamar, Tuan Abian kembali. Tadinya Bibi ingin membersihkan piring bekas Anda, tapi Tuan melarang dan berkata Nona sendiri yang harus membersihkannya."
Alena terdiam sesaat, mengingat sesuatu dan segera berjalan menuju tempat pembuangan sampah yang ada di dapur. Dilihatnya dengan seksama isi tempat sampah tersebut, tapi tidak menemukan sisa nasi goreng buatannya.
"Apa jangan-jangan?" gumamnya dalam hati saat sebuah dugaan melintas di benaknya, kalau Abian yang menghabiskan nasi goreng tersebut dan langsung mencuci piringnya. Karena meskipun tadi Alena bersikap acuh, tapi dia bisa melihat dengan jelas Abian menginginkan nasi goreng buatannya. "Dari dulu kau selalu menyukai nasi goreng buatanku." gumam Alena dalam hati dengan tersenyum, namun senyum itu sirna saat mengingat Abian mengetahui nasi goreng buatannya adalah buatan Alana. Terlebih lagi saat mengingat bagaimana Abian dengan tidak berperasaan, membuang masakan yang dibuatnya dengan susah payah. Karena memang dulu hanya nasi goreng yang bisa di buat Alena, dan setelah menikah dengan Abian mau tidak mau Alena berusaha untuk belajar memasak.
"Kenapa dulu aku begitu bodoh," Alena merutuki kebodohannya di masa lalu. Dia tak menyangka kesalahan kecil di masa lalu hanya karena sebuah nama panggilan, bisa membuat kesalahpahaman yang begitu besar baginya di masa kini. "Lupakan masa lalu Alena, karena masa lalu tidak akan merubah apa pun. Selamanya Abian akan membencimu, meskipun dia tahu yang sebenarnya. Karena di hatinya hanya ada Alana, bukan Alena. Lagi pula saat ini ada malaikat kecil yang lebih membutuhkan perhatianmu," gumamnya dalam hati sambil mengusap perutnya yang masih datar.
"Nona Anda baik-baik saja?" tanya pelayan, saat melihat nona Alena sejak tadi hanya diam sambil mengusap perutnya.
"Aku baik-baik saja," jawab Alena dengan tersenyum. "Oh ya, Bibi kapan pergi belanja bulanan?" tanya nya.
"Kemungkinan satu Minggu lagi, karena semuanya masih ada. Memangnya kenapa Nona?"
"Tidak apa-apa aku hanya bertanya, em.. tapi apa boleh aku ikut?"
"Tentu saja boleh, biar Bibi ada yang menemani."
"Benarkah?" tanya Alena dengan penuh semangat.
Pelayan tersebut menganggukkan kepalanya.
"Ah.. terima kasih Bik," Alena memeluk pelayan tersebut dengan tersenyum puas, karena akhirnya bisa menemukan cara untuk melarikan diri.
Ya, hanya dengan cara pergi berbelanja bersama pelayannya, maka Abian tidak curiga dan mengijinkannya keluar. Untuk hal lainnya seperti meloloskan diri dari dua pengawal yang menjaganya, akan Alena pikirkan nanti.
ni othronya yg terlalu mengada". cinta aja dia gak tau.🙃
gak konsisten amat..kalau cinta langsung bilang gak usah pake mikir.🤦♀️🥱😪
kalau mereka tulis, seharusnya rasa itu mulai ada sejak alena masoh bersama mereka.