Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Ayu di hantui
Ayu mengumpat tiada henti setelah tiba di rumah karena rencana semua gagal total, barusan juga Ki Ansor menghubungi bahwa pelet yang seharus nya di berikan pada Hendra malah salah orang sehingga sudah pasti itu kena pada Asep. mau marah juga tidak tau marah sama siapa, karena memang salah dia sendiri tidak memastikan dulu siapa yang meminum nya.
Akibat tidak sabar untuk segera memberi pelet pada Hendra, jadi lah orang lain yang kena. pelet tersebut menang sangat dahsyat sehingga yang sudah kena tidak boleh di tinggal kan begitu saja, begini kejadian nya karena Ayu terus menolak Asep yang sudah termakan pelet jahanam.
Asep merasa hidup dia tak akan ada guna lagi sehingga mau tak mau dia melakukan bunuh diri, apa lagi Ayu bilang bahwa Asep mati pun dia tidak akan peduli. semakin hancur lah hati pria itu karena wanita yang di cintai malah mengabaikan, oleh sebab itu tidak boleh main main memang dengan hal ghaib.
Akibat yang akan di terima sangat lah fatal, yang hidup bisa jadi mati dan yang mati akan gentayangan karena tidak terima akan nasib nya. ini saja Ayu sudah di wanti oleh Ki Ansor agar besok malam ini datang kerumah untuk mengambil tangkal, tapi Ayu menolak dan bilang besok saja mau datang.
"Ujung ujung nya tangkal itu pun di bayar dengan tubuh ku!" rutuk Ayu membanting ponsel nya.
Merasa Asep tdak mungkin pula mendatangi dia secepat ini, pasti kalau tidak besok maka akan besok nya lagi. pasti sekarang sedang gentayangan dulu di toko, karena dia kan mati nya di sana.
"Lagian Asep kok bisa sih minum kopi Hendra, jadi rumit gini kan masalah nya!" kesal Ayu membanting diri pada kasur.
Keadaan tubuh masih belum mandi walau baru pulang dari melayat, pokok nya karena kesal ini dia jadi tidak mood untuk berbuat apa apa. mau pulang di antar Hendra pun tidak jadi karena ada Wawan sialan, maka nya Ayu begitu marah.
"Eegggghh, kok berat sekali tubuh ku." keluh Ayu saat mata sudah mulai terpejam.
"Aaaggkkkkk....
Ayu berteriak keras karena yang ada di atas tubuh nya adalah Asep, mata mendelik itu berjarak sangat dekat. bahkan lidah Asep yang menjulur mengeluarkan lendir kuning menjijikan, membasahi leher Ayu.
"Ikut akuuuuhhhh....gara gara kau aku matiii..
"Tidaaaaak!"
Cekleeek.
"Kamu kenapa sih, Yu?!" Bu Nah memasuki kamar putri nya.
"Hahhhh!" Ayu menarik nafas panjang dan menatap sana sini.
"Maka nya mandi dulu kalau habis melayat, kalau di bilangi orang tua ngeyel sih." rutuk Bu Nah.
"Apa sih, Bu? bisa nya cuma ngomel saja, bacot banget!" sentak Ayu mendorong Ibu nya keluar dari kamar.
Ayu menutup pintu kasar dan segera mengunci nya sambil memegangi dada, jantung masih berdegup kencang karena rasa takut setelah melihat Asep yang jadi hantu. mau kerumah Ki Ansor pun sekarang sudah pukul sembilan malam, rumah dukun itu jauh.
"Bahaya juga jalan sana, aku bisa di begal." batin Ayu gelisah.
"Mandi saja lah, agar setan nya pergi." Ayu bergegas menyambar handuk dan keluar dari kamar.
"Dari tadi di suruh mandi enggak dengerin, sudah malam begini baru mandi." Bu Nah lanjut mengomel.
Tidak di dengarkan sama sekali ucapan Ibu nya, Ayu masuk kedalam kamar mandi dan membasuh diri agar bersih sehingga tidur nyenyak tanpa gangguan. mana dalam waktu beberapa hari ini dia tidak akan bisa ketemu Hendra, karena mereka semua di beri waktu libur.
"Andai saja aku jadi istri Hendra, tidak akan aku mandi pakai gayung begini." rutuk Ayu kesal bukan kepalang.
Kreeeet, Kreeeet.
Sedang asik membilas tubuh, mendadak saja ada suara seperti benda yang di geser geser. Ayu menatap kesana kemari dalam kamar mandi sempit ini. namun sama sekali tidak ada apa apa, suara itu juga masih menghilang dari pendengaran nya.
Kreeeeet, buaaak.
Cepat Ayu menyambar handuk karena dia sadar ada yang tidak beres dalam kamar mandi ini, baru saja keluar dari kamar mandi. lampu mendadak padam, membuat Ayu panik karena tidak bisa mau melihat jalan.
"Ibuuu! mana senter nya, Bu?" teriak Ayu meraba raba.
"Ini lagi di cari, aduuuh kemana ya senter nya." Bu Nah sibuk mencari.
"Lama sekali, aku takut ini." pekik Ayu memang merinding.
Mendadak punggung Ayu terasa dingin dan terasa berat, saat di toleh sama sekali tidak terlihat apa apa karena memang sangat gelap gulita. Ayu mencium bau bangkai yang sangat menusuk hidung, firasat sudah mengatakan bahwa ada yang tidak beres.
"Kenapa kau tega padakuuuu? kau yang membuat aku begini, tapi kau juga yang mencampakan aku!" isak suara Asep berat.
"Jangan ganggu aku, tolong jangan dekati aku!" teriak Ayu.
"Kau harus mati dengan ku juga, bertanggung jawab lah karena kau yang merusak hidup ku! huhuuuu, Ayuuuu." isak tangis Asep kian menjadi.
"Itu salah muuuu! salah mu sendiri karena meminum kopi Hendra, kau yang salah." teriak Ayu histeris.
"Mati lah bersamaaa kuuuu."
"Eeegkkkkk!"
Ayu memegangi leher nya yang terjerat oleh tali entah dari mana, perlahan kaki juga sudah mulai tidak menapak lantai. tubuh gadis yang hanya memakai handuk ini pun bergelantungan, bukan cuma itu saja yang dia rasakan.
Lubang kenikmatan itu juga seperti di masuki oleh sesuatu yang ukuran nya sangat besar, sampai Ayu bingung untuk merasakan sakit nya yang mana dulu. karena leher dan juga apem sama sama sakit, bahkan terasa cairan hangat meleleh dari paha nya.
"Le...passss...lepaskan akuuu...
"Huhuuuuuu, aku tidak mau mati sendirian." Asep masih menangis.
"Tol....looong, aaaagkkkkk tolong." Ayu kejang jadi nya sangking sakit tubuh ini.
Blaaaaap.
Bruuuukkk.
Tubuh Ayu melanting jatuh kelantai dengan keras nya setelah lampu hidup, Bu Nah yang sudah membawa senter jadi terpanas melihat tubuh Ayu yang berlumuran darah segar hingga membasahi lantai rumah mereka.
"Kamu kenapa, Yu?!" Bu Nah panik sekali melihat putri nya.
"Sa-sakit! perut ku sakit sekali." keluh Ayu memegangi perut.
"Kamu...kamu keguguran kah, Yu?!" panik Bu Nah melihat jumlah darah yang amat banyak.
"Aku tidak hamil, bagai mana bisa aku keguguran!" sangkal Ayu emosi terus.
"Tidak usah bohong pada Ibu! mana ada cuma darah halangan sebanyak ini, katakan pria mana yang menghamili kamu." sentak Bu Nah.
Bukan nya menjawab pertanyaan Bu Nah, Ayu malah bangkit seorang diri menahan sakit perut dan juga pada apem nya. dia masuk kedalam kamar mandi lagi untuk membersihkan diri, sedangkan Bu Nah menatap darah di lantai.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...