Nikah dadakan karna di jodohkan ❌ Nikah dadakan gara gara prank ✅ Nikah dadakan karna di jodohkan mungkin bagi sebagian orang memang sudah biasa, tapi pernah gak sih kalian mendadak nikah gara gara prank yang kalian perbuat ? Emang prank macam apa sampe harus nikah segala ? Gw farel dan ini kisah gw, gara gara prank yang gw bikin gw harus bertanggung jawab dan nikahin si korban saat itu juga, penasaran gimana ceritanya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shusan SYD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Tiba tiba salsa malah melayangkan tinju kearah wajahku, aku sontak melepaskan dekapanku dan beralih memegangi wajah yang terasa sakit.
"Sialan lu, tau gini gw gak bakal mau ikut pulang sama lu ke sini." ucap salsa seraya akan beranjak.
Terlihat sangat jelas raut marah di wajahnya.
"Sal, tunggu. Aku minta maaf." ucapku seraya langsung menghalangi pintu.
"Gak ada maaf, lu udah berani kayak gitu sama gw." ucap salsa.
"Jangan pergi sal, aku janji gak bakal kayak gitu lagi." ucapku memohon.
Rasa sakit di wajahku seketika hilang, aku malah takut salsa pergi meninggalkanku dalam keadaan seperti itu dan kedua orang tuanya berpikir bahwa aku sudah menyakiti salsa, walaupun kenyataannya tak seperti itu.
Tok tok tok.
"Farel, salsa kalian gak pada mau makan dulu apa ? Ini udah malem loh." ketukan mendarat di pintu kamarku.
"Iya mah, bentar lagi kita makan." sahutku.
"Cepetan, mamah tunggu di meja makan ya." ucap ibukku.
"Maaf ya, mending sekarang kita makan yuk mamah udah manggil tuh." ucapku seraya mendekat ke arah salsa. Salsa reflek menjauhkan badannya dariku.
"Gak usah lu deket deket." ucapnya.
"Yaudah ayok." ucapku seraya mengulurkan tangan.
"Gw bisa sendiri." ucap salsa. Dengan segera dia membuka pintu dan keluar begitu saja meninggalkanku.
Ibuku ternyata sudah menunggu dengan makanan yang sudah tersedia di meja makan.
Salsa bersikap seperti biasa, dia membantu menyiapkan makanan untukku. Aku jadi merasa heran karna di rumahnya dia tak pernah seperti itu.
"Makan yang banyak." ucap ibukku seraya tersenyum.
"Gimana ? Rumah tangga kalian baik baik aja kan ?" tanya ibukku.
"Baik aja kok mah." sahut salsa seraya mulai melahap makanannya.
"Apa kamu pake alat kontrasepsi ?" tanya ibukku, aku seketika langsung menoleh ke arah salsa dia juga malah menoleh ke arahku.
"Eh, pake kok mah." jawabku membantu.
"Kontrasepsi apa ?" tanya ibukku seraya santai melahap makanannya.
"Eh.. Pil mah, kita pake pil." jawab salsa seraya terseyum menutupi kegugupannya.
"Syukurlah kalo kalian udah ngerti, inget jangan punya anak dulu kalian masih kuliah." ucap ibukku. Mah seandainya mamah tau, tanpa alat kontrasepsi pun aku gak bakal bisa hamilin salsa, di peluk aja dia marah apalagi di ...
"Iya mah, tenang aja. Kita juga belum mau punya anak kok. Yakan ?" tanya salsa, dia menoleh ke arahku seraya menatap dengan tatapan intimidasi.
"Ehm.. Iya. Belum mau mah." jawabku.
"Jangan, nanti aja kalo kamu udah punya kerjaan tetap atau udah punya rumah sendiri." ucap ibukku. Aku hanya menelan ludah.
"Iya mah." jawab salsa, sepertinya pemikiran dia sama dengan ibukku.
Aku pun tahu, artinya aku tak boleh menyentuh salsa sampai aku menemukan pekerjaan tetap bukan ? Hal itu tentu saja, tak mungkin akan aku lakukan wkwkw..
Aku pastikan sebentar lagi dia pasti akan luluh padaku.
"Buat sementara, kalian jangan cepet cepet cari rumah ya." ucap ibukku.
"Emang kenapa ?" tanyaku.
"Hubungan kalian itu masih butuh bimbingan orang tua, gak apa apa. Sebagai orang tua mamah atau pun tante linda gak keberatan kok kalo kalian tinggal di rumah kita, kemaren kita juga udah sepakat." ucap ibukku.
Aku hanya pasrah, mungkin ibukku tahu kita berdua memang belum selayaknya jadi suami istri. Aku belum bekerja dan salsa juga tak terbiasa untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Setelah selesai makan malam, aku dan salsa masuk ke dalam kamar. Gadis itu memainkan ponselnya seraya terbaring sementara aku duduk di depan meja belajar dan mulai membuka laptopku kembali.
Saat sedang fokus fokusnya, aku terheran karna suara ponsel salsa sudah tak terdengar lagi. Setelah menoleh ternyata salsa sudah tertidur pulas dengan keadaan yang tak beraturan.
Aku merasa pegal sendiri melihat posisi berbaring istriku, setelah memberanikan diri mendekat niatnya untuk membetulkan posisi tidur salsa.
Salsa tak merasa terganggu saat aku mulai memangkunya, di lihat dari dekat seperti ini wajahnya sungguh cantik. Aku jadi tergoda untuk menciuminya.
Tapi, segera ku tepiskan niat jahatku itu dan kembali fokus mengerjakan tugas kuliahku yang masih menumpuk.
Selama berada di depan layar pun aku jadi tak bisa fokus dengan apa yang sedang ku kerjakan, mataku menatap ke arah layar sementara pikiranku melayang entah kemana.
Akhirnya aku putuskan untuk menyudahi sesi belajarku dan beralih berbaring di samping salsa.
Semakin di tatap wajahnya malah semakin membangkitkan gairahku saja, ahh.. Salsa, aku sudah tak tahan kalau ku lakukan ini sekarang bagaimana ? Memangnya ada yang bakal marah kalo aku nganuin kamu ? Enggak kan ?
Tapi aku harus tetap berpikir jernih, aku tak mau salsa jadi kecewa padaku. Biarlah nanti pun kalau dia sudah luluh dia pasti akan menyerahkan semuanya kepadaku.
Untuk saat ini mungkin aku akan menyelesaikan masalah dengan caraku sendiri, hal yang sudah di mulai tak bisa di biarkan begitu saja bukan ? Tentunya harus di akhiri.
Aku bangkit dan berlalu ke kamar mandi.
Setelah beberapa lama akhirnya aku sudah merasa lega dan aku senang karna hal itu tak membuat salsa terganggu sama sekali.
"Kapan kamu bisa terima aku sal ?" gumamku, sementara karna aku masih merasa gerah akhirnya aku berbaring dengan tanpa memakai baju.
Merasakan dinginnya AC menerpa tubuhku, tanpa terasa mungkin aku pun terlelap.
"Aarrgghh.." tiba tiba salsa berteriak hesteris dan hal itu berhasil membangunkanku yang baru saja terlelap.
"Sal, kenapa ?" tanyaku panik, dengan mata setengah terpejam aku mencoba bangkit dan mendekat ke arah salsa.
"Jangan deket deket gw." ucapnya seraya melemparkan sebuah guling ke arahku.
"Sal tenang dulu, lu kenapa ?" tanyaku, pikiranku rasanya masih linglung.
"Sialan lu farel." pekik salsa dengan suara yang lumayan terdengar keras, aku mendekat dan membekam mulut gadis itu.
"Kamu jangan berisik nanti orang tuaku denger,"
"Gak peduli gw." ucap salsa dengan nada kesal.
"Yaudah lah, entar juga kamu yang malu sendiri. Kalo mereka dateng terus nanya, kalian kenapa ? Terus kamu jawab gw udah ini ini itu itu sama kamu apa mereka gak ketawa ?" tanyaku.
"Ya lu ngapain tidur gak pake baju, lu apa apain gw pas lagi tidur kan ?" tanya salsa lagi.
"Ya emangnya kenapa ? Kita kan udah suami istri." ucapku seraya tersenyum.
"Gatau ah, gw kesel sama lu. Gw mau balik aja." ucap salsa, untuk sementara aku biarkan saja sampai salsa sadar sendiri bahwa hari sudah larut malam.
"Kok lu gak nahan gw sih ?" tanya salsa.
"Ngapain, kamu mau balik balik aja silahkan." ucapku mempersilahkan, aku pun melipat tanganku didada.
"Licik banget lu, lu sengaja gak bangunin gw tadi supaya gw tidur di sini dan lu bebas buat macem macem sama gw kan ?" tanya salsa lagi.
"Astagfirullah, macem macem apa sih ? Kalo iya aku ... Kamu, masa iya kamu gak berasa." ucapku.
"Sialan." pekik salsa seraya melemparkan sebuah bantal kearahku sampai aku terjengkang kebelakang.