NovelToon NovelToon
Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: icha14

Judul: Bunga yang Layu di Hati Sahabat


Sasa dan Caca adalah sahabat karib sejak SMA. Mereka selalu bersama, berbagi impian, tawa, dan bahkan tangis. Sasa, yang dikenal lembut dan penuh kasih, melanjutkan hidupnya dengan menikahi Arman setelah menyelesaikan kuliah nya, pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. Sementara itu, Caca, yang masih berjuang menemukan cinta sejati, sering merasa kesepian di tengah gemerlap kehidupannya yang tampak sempurna dari luar.

Namun, retakan mulai muncul dalam hubungan persahabatan mereka ketika Caca diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan Arman. Perselingkuhan ini dimulai dari pertemuan yang tak disengaja dan berkembang menjadi ikatan penuh godaan yang sulit dipadamkan. Di sisi lain, Sasa merasa ada sesuatu yang berubah, tetapi ia tak pernah membayangkan bahwa sahabat yang paling dipercayainya adalah duri dalam rumah tangganya.

Ketika rahasia itu terungkap, Sasa harus menghadapi penghianatan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kabar bahagia dan jejak lama

Malam itu, setelah kabar kehamilan kembar membawa kebahagiaan yang tak terlukiskan, Sasa dan Arman memutuskan untuk bersantai di ruang tamu mereka. Suasana begitu hangat dan penuh cinta. Gelas teh hangat terletak di meja kecil, menemani obrolan ringan mereka.

“Sa, aku kepikiran,” ujar Arman tiba-tiba, memecah keheningan.

“Hm? Apa, Mas?” Sasa menoleh, tatapannya lembut.

“Besok kan weekend, gimana kalau kita ke rumah orang tuamu? Kasih tahu mereka kabar bahagia ini.” Arman tersenyum kecil, menggenggam tangan Sasa yang terasa lebih hangat dari biasanya.

Sasa terdiam sejenak, mencerna ide itu. Ia tersenyum tipis, lalu mengangguk. “Iya ya, udah lama juga aku nggak ke sana. Pasti mereka bakal seneng banget dengar kabar ini.”

Arman mengangguk setuju. “Apalagi Ayah, beliau pasti bangga tahu bakal punya dua cucu sekaligus. Beliau kan sering bercanda, bilang nggak sabar buat momong cucu.”

Sasa tertawa kecil, membayangkan wajah Ayahnya, seorang pensiunan jenderal yang tegas tapi selalu meluluhkan hati keluarganya dengan candaan ringan. Ia lalu teringat ibunya yang sibuk mengelola butik terkenal di kota mereka. “Ibu juga pasti langsung kepikiran buat bikinin baju bayi kembar. Kreativitasnya nggak pernah berhenti.”

Obrolan mereka mengalir, sampai akhirnya malam semakin larut. Sebelum tidur, Arman memastikan semua rencana untuk esok hari sudah tertata. Sementara itu, dalam hati Sasa, ada rasa hangat yang sulit ia ungkapkan—sebuah kebahagiaan yang ia syukuri setiap detiknya.

---

Pagi Hari - Persiapan ke Rumah Orang Tua

Keesokan paginya, suasana rumah sudah dipenuhi antusiasme. Sasa sibuk memastikan pakaian yang nyaman untuk perjalanannya, sementara Arman memeriksa mobil. Meski sederhana, momen ini terasa istimewa.

“Mas, jangan lupa bawa hasil USG-nya, ya. Ayah pasti mau lihat,” ujar Sasa sambil memasukkan beberapa boks makanan kecil ke tas.

“Udah aku siapin, tenang aja.” Arman menutup bagasi mobil, lalu masuk ke rumah sebentar untuk mengambil kunci. “Kita berangkat sekarang?”

Sasa mengangguk. “Ayo, biar nggak terlalu siang sampai sana.”

Perjalanan menuju rumah orang tua Sasa memakan waktu satu jam. Sepanjang jalan, Arman dan Sasa membicarakan berbagai hal, mulai dari nama untuk bayi kembar mereka hingga rencana masa depan. Namun, di tengah percakapan itu, ada satu pikiran yang muncul di benak Sasa—seseorang dari masa lalunya yang kini jarang ia temui, Caca.

---

Di Rumah Orang Tua Sasa

Begitu tiba di rumah besar bergaya klasik milik orang tua Sasa, mereka disambut hangat oleh Ayah dan Ibu. Ayahnya, yang meski sudah pensiun, masih terlihat gagah dengan rambut yang mulai memutih. Ibunya, seorang wanita anggun dengan selera mode tinggi, langsung memeluk Sasa erat.

“Aduh, lama banget kamu nggak pulang, Nak. Kamu baik-baik aja, kan?” tanya sang Ibu dengan nada lembut, meski penuh keingintahuan.

“Iya, Bu. Aku baik. Nih, ada kabar buat Ibu sama Ayah,” ujar Sasa sambil melirik Arman yang hanya tersenyum di belakang.

Ayah yang duduk di sofa melipat tangannya. “Kabar apa? Jangan bilang kamu mau kasih kami kejutan lagi.”

Sasa menahan tawa, lalu menyerahkan hasil USG kepada Ayah. “Coba Ayah lihat sendiri.”

Ayah membuka amplop itu dengan hati-hati. Ketika matanya tertuju pada gambar dua titik di layar USG, wajahnya seketika berubah. “Dua? Ini... kembar?” tanyanya, menatap Sasa dan Arman bergantian.

Sasa mengangguk, air matanya berlinang. “Iya, Yah. Saya hamil kembar.”

Seketika ruangan itu dipenuhi kebahagiaan. Ibu Sasa memeluk anaknya erat, sementara Ayah tertawa bahagia sambil mengelus kepala Arman. “Ini baru kabar yang bikin Ayah semangat hidup lagi!”

Mereka menghabiskan waktu bersama, bercerita dan membahas rencana ke depan untuk menyambut kehadiran bayi kembar itu. Ibu Sasa bahkan langsung memikirkan desain pakaian yang cocok untuk bayi mereka nanti.

---

Caca dan Pergolakan Hatinya

Di tempat lain, seorang wanita dengan rambut panjang yang terurai tengah menatap layar ponselnya. Caca, sahabat lama Sasa, sedang membuka unggahan foto terbaru Arman dan Sasa di media sosial. Foto itu menunjukkan pasangan tersebut sedang memegang hasil USG, dengan keterangan “Alhamdulillah, anugerah terindah.”

Hati Caca mencelos. Ia menghela napas panjang, menyadari betapa besar rasa yang masih tertinggal untuk Arman. Namun, di sisi lain, ada Raihan, seorang pengusaha muda yang sudah beberapa bulan terakhir berusaha mendekatinya.

Raihan, dengan segala kebaikan dan ketulusannya, mencoba menawarkan cinta baru untuk Caca. Tapi setiap kali Caca mencoba membuka hatinya, bayangan Arman selalu muncul. Ia bimbang, terjebak di antara masa lalu dan masa depan.

“Kenapa sulit sekali melupakan dia?” gumamnya pelan sambil menutup ponsel.

Di tengah keraguannya, Raihan tiba-tiba menelepon. Suaranya lembut, penuh perhatian. “Caca, sore ini ada waktu? Aku mau ajak kamu makan malam.”

Caca terdiam sejenak. Ia tahu, mungkin inilah saatnya mencoba melangkah maju. “Baik, aku akan pikirkan,” jawabnya singkat.

---

Malam Hari di Rumah Orang Tua Sasa

Malam semakin larut, namun suasana di rumah orang tua Sasa masih hangat. Setelah makan malam bersama, mereka berkumpul di ruang keluarga. Ayah dan Ibu Sasa berbagi cerita masa lalu, sementara Sasa dan Arman duduk berdampingan, menikmati momen kebersamaan itu.

“Arman,” panggil Ayah tiba-tiba. “Jaga anakku baik-baik, ya. Jangan sampai dia merasa sendirian selama kehamilan ini.”

Arman mengangguk mantap. “Iya, Yah. Saya janji akan selalu ada untuk Sasa, apa pun yang terjadi.”

Ibu Sasa menambahkan, “Kalau ada apa-apa, jangan sungkan minta bantuan kami. Kalian nggak perlu hadapi semuanya sendirian.”

Sasa tersenyum lembut. Ia merasa dikelilingi cinta dan dukungan yang begitu besar. Malam itu, sebelum tidur, ia dan Arman kembali berdiskusi tentang rencana menyambut bayi kembar mereka. Di sudut hatinya, ia bersyukur atas keluarga yang selalu ada untuknya.

---

Penutup

Di tempat lain, Caca duduk di meja restoran bersama Raihan. Untuk pertama kalinya, ia mencoba membuka hatinya, meski bayangan Arman masih membayangi. Raihan tersenyum hangat, mencoba memberikan rasa nyaman yang selama ini hilang dari hati Caca.

Sementara itu, Sasa dan Arman tertidur dengan senyum di wajah mereka, memimpikan masa depan cerah bersama dua titipan kecil dari Tuhan. Bahagia mereka baru saja dimulai, dan mereka siap menghadapi segalanya bersama.

1
Ani Aqsa
ceritanya bagus.tp knapa kayak monoton ya agak bosan bacanya..maaf y thor
Lili Inggrid
lanjut
✨HUEVITOSDEITACHI✨🍳
Wuih, nggak sabar lanjutin!
Android 17
Terharu sedih bercampur aduk.
Mắm tôm
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!