Nikah dadakan karna di jodohkan ❌ Nikah dadakan gara gara prank ✅ Nikah dadakan karna di jodohkan mungkin bagi sebagian orang memang sudah biasa, tapi pernah gak sih kalian mendadak nikah gara gara prank yang kalian perbuat ? Emang prank macam apa sampe harus nikah segala ? Gw farel dan ini kisah gw, gara gara prank yang gw bikin gw harus bertanggung jawab dan nikahin si korban saat itu juga, penasaran gimana ceritanya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shusan SYD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Seperti biasa, malam ini aku pulang malam di karnakan sepulangnya kuliah aku lanjut kerja part time.
"Sayang, aku pulang." ucapku setelah membuka pintu kamar salsa, di sana tampak gelap karna salsa yang sudah mematikan lampunya.
"Pulang malem lagi ?" tanya salsa, dia bangkit dan langsung menyalakan lampu.
"Iya, kamu emang belum tidur ?" tanyaku coba beri perhatian, sebenarnya aku sangat lelah dan malas untuk berbasa basi dengan siapapun. Namun aku sadar mana mungkin aku bisa mengabaikan salsa hanya karna aku yang lelah setelah bekerja untuknya, bukan ?
"Udah sih, cuman lu dateng gw jadi kebangun lagi." ucapnya.
"Emm.."
Aku mengeluarkan ponselku,
"Ini temen kamu ngechat." ucapku seraya memperlihatkan layar ponsel ke arah salsa.
"Iya tadi gw yang kasih no nya." ucap salsa santai.
"Lah, Kenapa di kasih ?" tanyaku heran, mengapa dia tak menolak ?
"Gak apa apa, kasian aja katanya dia suka sama lu." jawab salsa.
"Aku suami kamu loh, maksudnya apa kayak gitu ?" tanyaku heran.
"Gak apa apa, niat gw baik kok cuma pengen bikin dia seneng aja. Lagian dia belum tau kan kalo kita sebenernya udah nikah." jawab salsa. Aku hanya bisa tersenyum miring setelah mendengar jawaban gadis itu.
"Kenapa harus ngorbanin aku ?" tanyaku.
"Gak apa apa, pengen aja." jawab salsa enteng.
Aku tak habis pikir dan aku hanya bisa mengulum senyum seraya berlalu ke kamar mandi, hubunganku dengan salsa kian tak jelas saja. Bagaimana bisa seorang istri dengan mudah memberikan no ponsel pribadi suaminya pada wanita lain ? Apa salsa tak merasa cemburu sama sekali.
"Kamu pasti nyesel sal udah giniin aku." gumamku, aku pun bergegas membersihkan diri.
Aku tahu salsa tak akan pernah mengizinkan aku untuk tidur bersamanya, tapi mengapa aku masih saja mengusahakan untuk pulang ke rumahnya padahal aku tak di hargai sama sekali.
Setelah bebersih aku merasakan keadaan badanku jadi sedikit lebih segar walaupun lelah masih belum hilang sepenuhnya, saat menatap ke arah salsa dia tengah berbaring dengan pakaian tidurnya.
Sebagai pria dewasa yang normal pemandangan itu cukup membuatku tergoda, apa aku perk*sa saja dia ya ? Lagi pula tak akan dosa karna kita kan sudah suami istri.
"Ngapain lu liatin gw gitu banget ?" tanya salsa membuyarkan lamunanku.
"Kenapa ? Natap istri sendiri emang gak boleh ?" tanyaku, aku berdiri di samping ranjang seraya menatap ke arah salah.
"Dih." ucap salsa.
Saat menoleh ke arah cermin rias, uang yang ku tinggalkan beberapa hari lalu masih ada dan masih utuh atau mungkin salsa tak menyentuhnya sama sekali.
"Duit dari aku kok masih utuh aja ? Kamu gak pake ya ?" tanyaku.
"Enggak."
"Kenapa ?"
"Gak apa apa." jawab salsa seraya menggeleng pelan.
"Kamu gak mau pake buat jajan atau apa gitu ?"
"Enggak,"
"Kenapa ?" tanyaku lagi, aku masih ingin mendengar dengan jelas apa alasannya tak menyentuh pemberianku sama sekali.
"Ngapain sih ? Lagian gw masih punya duit sendiri."
"Ya kan sekarang aku suami kamu, aku kerja sampe semalam ini buat kamu loh." ucapku, bukan senang saat uang yang ku berikan masih utuh. Aku malah merasa sakit hati dan yang ku lakukan semua memang hanya sia sia.
"Emang gw pernah minta lu buat kerja ?" tanya salsa.
"Enggak, tapi kan itu emang kewajibanku sebagai seorang suami." jelasku.
"Gw anggap lu suami aja enggak kan ?" tanya salsa, aku hanya bisa menghela nafas.
Rasanya malas sekali untuk berdebat,
"Yaudah, buat sekarang mungkin kamu belum bisa terima aku." ucapku mengalah.
"Tapi aku yakin, suatu saat nanti kamu bakal luluh." ucapku, itu adalah harapan terbesarku.
"Gak usah banyak berharap, mendingan sekarang lu tidur aja. Biar lu bisa luluhin gw walaupun cuma di mimpi." ucap salsa.
Tanpa sadar aku jadi mengepalkan tangan, siapa yang tak kesal mendengar perkataan seperti itu ? Aku hanya berusaha sabar, karna ini memang semua kesalahanku.
"Aku tidur di kasur malam ini ya." pintaku dengan wajah memelas.
"Enak aja." ucap salsa.
"Kamu gak kasian sama aku sal ?" tanyaku.
"Yaudah, tapi inget lu gak boleh pegang pegang gw dan ini batas lu sama gw jangan sampe lu lewatin ini. Paham !" ucap salsa seraya meletakan guling di tengah tengah ranjang.
"Hah ?" tanyaku, aku malah fokus pada wajahnya, ya salsa memang secantik itu.
"Iya." ucapku.
"Iya," ucapku seraya tersenyum.
"Awas aja kalo lu sampe ingkar." ucap salsa setengah mengancam.
"Alah sama istri sendiri juga." ucapku.
"Ah gak mau kalo kayak gitu."
"Yaudah iya salsa yang cantik, aku janji gak bakal melebihi dari batas ini." ucapku setengah tersenyum.
"Yaudah, sekarang lu tidur. Ngapain masih berdiri di situ ?" tanya salsa.
"Iya." ucapku seraya beranjak.
Akhirnya aku bisa tidur di atas ranjang yang empuk, walaupun salsa membatasi jarak dengan guling di tengah tengah kita.
Karna rasa lelah tanpa terasa mungkin aku pun terlelap.
"Farel, bangun udah siang."
Sentuhan mendarat di tanganku, aku langsung tersadar ternyata hari sudah pagi.
"Cepetan siap siap, kita berangkat bareng hari ini." ucap salsa, tiba tiba saja dia membangunkanku.
"Eh, iya sayang. Aku siap siap dulu." ucapku, karna waktu yang sudah mepet aku segera beranjak untuk bebersih. Salsa hanya memiringkan bibir saat mendengar kata sayang dari bibirku.
Gadis itu mungkin sudah turun ke lantai 1 lebih dulu.
"Sarapan sal." ucap tante linda.
"Iya," jawab salsa seraya mulai duduk di bangku meja makan.
"Farel udah kamu bangunin ?" tanya wanita itu sedikit khawatir.
"Udah, dia lagi siap siap." jawab salsa, dia duduk dan mulai menyiapkan sarapannya yaitu roti dengan selai blubery.
"Mih, aku minta duit dong." ucap salsa.
"Loh, kamu kan udah punya suami sekarang, kenapa kamu masih aja minta duit sama mamih ?" tanya tante linda heran.
"Emang farel gak kasih kamu duit ?" tanya wanita itu lagi.
"Ehmm.." salsa hanya bergumam.
"Kamu minta lah sama dia, semua kebutuhan kamu itu sekarang kewajiban dia sebagai suami." ucap tante linda.
Salsa juga tak mau jujur jikalau aku memang sudah memberikannya uang namun tak secara langsung. Aku juga sadar nominal yang aku berikan memang belum seberapa masih jauh dari yang biasa orang tuanya berikan.
"Gak mau ah, sama mamih aja."
Tante linda geleng geleng, walaupun begitu dia tetap memberikan apa yang anaknya minta.
"Nih." ucap wanita itu seraya menyerahkan sejumlah uang.
"Emang kalo udah nikah harus kayak gitu ya mih ?" tanya salsa.
"Ya iyalah, ngapain kalian nikah kalo apa apa masih minta sama orang tua ?" jawab tante linda.
"Terus mih ?" tanyanya.
"Menurut mamih farel pasti udah ngerti kok apa yang harus dia lakukan sebagai suami."
"Dan kamu, mamih harap kamu juga sama."
"Emang aku harus melakukan apa kalo udah jadi seorang istri ?" tanya salsa, maklum dia memang tak pernah tahu apa saja yang harus di lakukan seorang istri setelah menikah. Setahunya menikah hanya boleh tinggal bersama dan tidur bersama.
"Kamu harus layanin semua keperluan dia."
"Ya itu mah udah kayak pembantu lagi dong mih." ucap salsa menyimpulkan.
"Ya beda dong, emang pembantu tidur sama bosnya ? Di cium sama bosnya ? Kan enggak ? Sementara kamu sebagai istri ?" tanya tante linda.
"Tapi kan dia bisa siapin semua keperluannya sendiri." ucap salsa.
"Ya tergantung, beberapa orang mungkin ada yang gak mempermasalahkan hal itu karna emang tergantung niat mereka juga nyari istri buat apa." jelas tante linda.