NovelToon NovelToon
Little Girl And The Secrets Of The World

Little Girl And The Secrets Of The World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Horror Thriller-Horror / Epik Petualangan / Dunia Lain / Perperangan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: YareYare

menceritakan seorang anak perempuan 10tahun bernama Hill, seorang manusia biasa yang tidak memiliki sihir, hill adalah anak bahagia yang selalu ceria, tetapi suatu hari sebuah tragedi terjadi, hidup nya berubah, seketika dunia menjadi kacau, kekacauan yang mengharuskan hill melakukan perjalanan jauh untuk menyelamatkan orang tua nya, mencari tau penyebab semua kekacauan dan mencari tau misteri yang ada di dunia nya dengan melewati banyak rintangan dan kekacauan dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YareYare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22. Mimpi Yang Terhubung

Keesokan harinya, pagi telah tiba. Matahari mulai menyinari langit yang cerah. Terlihat Teryhida sudah bersiap-siap untuk keluar.

"Kurasa hari ini tidak akan ada misi untukku. Sudah saatnya aku bergerak mencari tahu tentang Volve. Mungkin mereka sudah mendapatkan anggota baru. Aku harus berhati-hati dan tidak boleh menarik perhatian..."

Teryhida melangkah keluar dari penginapan, berjalan-jalan di sekitar ibu kota Felsa. Ia mengenakan tudung jubah hitamnya untuk menutupi wajah, bergerak tenang agar tidak menarik perhatian.

"Menutupi wajah seperti ini sepertinya tidak aneh di musim panas. Hm, aku berniat menyelidiki Volve, tetapi aku tidak tahu di mana mereka bersembunyi. Mereka tidak pernah menetap di satu tempat—selalu berpindah-pindah. Itu membuat mereka sulit ditemukan. Jelas, aku tidak bisa bertanya pada Tuan Manor atau bangsawan lainnya..."

Teryhida terus berjalan menyusuri jalanan kota. Tak lama kemudian, ia melihat seorang anak laki-laki berlari. Saat anak itu mendekat, ia tersandung dan terjatuh. Tangisnya pun pecah.

Melihat itu, Teryhida segera menghampiri dan membantunya.

“Hei, Nak, kamu baik-baik saja?” tanyanya lembut.

“Aaaa... Kaki... Kakiku sakit...” rengek anak itu.

“Biar Kakak antar. Di mana rumahmu?”

Teryhida menggendong anak itu dan mengikuti arah yang ditunjukkan olehnya. Waktu berlalu, langkahnya membawa mereka ke sebuah kawasan yang kumuh dan kotor, jauh dari pusat kota. Jalanan yang dilalui semakin sempit, dengan tembok yang tampak usang dan berlumut.

Akhirnya, mereka sampai di sebuah rumah besar dengan gerbang besi yang berkarat dan tembok yang seolah sudah puluhan tahun tak direnovasi. Lumut hijau menjalar di beberapa bagian tembok itu.

Teryhida mendongak, membaca tulisan yang tergantung di atas pintu: Panti Asuhan Teratai.

"Jadi, anak ini tinggal di panti asuhan? Jauh sekali... Kenapa dia bisa sendirian di tengah kota?"

Ia mendorong perlahan gerbang tua itu, melewatinya, lalu menurunkan anak laki-laki itu di depan pintu masuk. Teryhida mengetuk pintu dengan sopan.

Tak lama kemudian, pintu itu terbuka, memperlihatkan seorang anak perempuan yang menatap Teryhida dengan penuh rasa ingin tahu.

"Ya ampun, Geo! Dari mana saja kamu? Ibu May mencarimu!" seru anak perempuan itu kepada anak laki-laki yang dibawa Teryhida.

Tak lama, dari balik pintu muncul seorang wanita paruh baya. Ia berjalan mendekat dengan langkah tenang. Rambut hitam panjangnya diikat ke samping, dan tahi lalat kecil di dekat mata kirinya memberikan kesan khas. Tatapannya lembut, terlihat santai namun penuh perhatian.

"Ah, wanita muda. Sepertinya kamu sudah menolong Geo, ya?" katanya dengan senyum hangat.

"Dia terjatuh. Kakinya perlu diobati. Kalau begitu, aku pamit dulu," jawab Teryhida singkat, bersiap untuk pergi.

Namun, saat ia mulai berbalik, wanita itu kembali memanggilnya.

"Tunggu sebentar, wanita muda. Aku ingin mengucapkan terima kasih. Untuk sekarang, maukah kamu masuk dulu? Atau, apakah kamu tidak suka karena tempat ini terlihat lusuh? Hahaha."

Teryhida terdiam sejenak. Ia merasa sulit untuk menolak. Akhirnya, dengan sedikit ragu, ia mengangguk dan melangkah masuk ke dalam panti asuhan.

"Untuk saat ini, aku harus menunggu waktu yang tepat untuk pergi. Waktuku sangat terbatas, dan aku harus segera melanjutkan penyelidikan soal Volve..."

Di dalam, suasana sederhana menyambutnya. Meskipun tempat itu tampak usang, ada kehangatan yang terasa dari keberadaan anak-anak di sana.

"Oh ya, wanita muda, ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanya wanita itu sambil mempersilakan Teryhida duduk.

"Namaku Teryhida," jawabnya singkat.

"Nama yang bagus. Silakan duduk di sini dulu," ujar wanita itu sambil tersenyum ramah.

Di dalam panti asuhan itu, Teryhida melihat banyak anak-anak. Sekitar 20-an anak kecil, berumur antara 7 hingga 14 tahun, tampak bermain atau bercengkerama. Namun, kondisi bangunan yang usang menarik perhatiannya.

"Tempat ini terlihat sangat tua. Apakah mereka tidak memiliki dana untuk memperbaikinya?" pikirnya.

"Teryhida, kami hanya punya susu untuk dijamu. Silakan diminum," ujar wanita itu sambil menyodorkan segelas susu.

"Terima kasih, Bu...?"

"Namaku May. Umurku baru 30 tahun, hahaha. Tapi rasanya memanggilmu 'anak muda' kurang sopan, ya? Kau mungkin berpikir aku masih seperti anak kecil," jawab May dengan tawa ringan.

"Apa maksudmu?" tanya Teryhida, merasa bingung.

May menatapnya dengan pandangan yang penuh pengertian. "Jangan khawatir. Aku tahu kau seorang dark elf. Tapi tenang saja, aku tak akan memberitahu siapa pun. Dark elf jarang sekali terlihat di Felsa. Ketika pertama kali melihatmu, aku langsung tahu karena aku punya teman dekat dari rasmu. Kebanyakan manusia membenci dark elf karena ulah sebagian dari mereka, tapi aku tahu tidak semuanya seperti itu."

Teryhida terkejut sesaat, tapi tetap mempertahankan wajah tenangnya. "Tempat ini terlihat lusuh. Apakah kalian tidak berencana memperbaikinya agar anak-anak lebih nyaman?"

May menghela napas. "Aku sudah meminta bantuan bangsawan untuk merenovasi panti ini, tapi sepertinya akan memakan waktu cukup lama. Panti ini masih baru, usianya baru sekitar satu bulan. Awalnya, tempat ini adalah bekas rumah seorang bangsawan yang ditinggalkan. Aku diberi izin untuk menjadikannya panti asuhan."

"Baru satu bulan, tapi sudah banyak anak-anak di sini?" tanya Teryhida heran.

May mengangguk, tatapannya berubah muram. "Awalnya, aku bekerja di sebuah bar. Tapi aku mendengar ada banyak pembunuhan selama sebulan terakhir. Kudengar ada organisasi yang mencoba menggulingkan kerajaan. Mereka tidak hanya menyerang bangsawan, tapi juga warga biasa. Salah satu korban adalah tetanggaku. Yang tersisa hanyalah anaknya. Aku tidak tega, jadi aku mulai merawatnya. Lalu semakin banyak anak-anak yang datang ke sini karena orang tua mereka dibunuh. Dari situlah panti asuhan ini terbentuk."

"Jadi, ayah dan ibu mereka dibunuh oleh organisasi itu?"

"Ya," jawab May dengan suara yang bergetar. "Sungguh menyedihkan. Meski begitu, terkadang ada orang baik hati yang datang membawa makanan atau membantu kami. Tapi sebagian besar, aku harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan mereka."

Teryhida terdiam sejenak, lalu mengeluarkan kantong koin emas dari dalam jubahnya. "Ini, ada seribu koin emas. Semoga ini bisa membantu panti asuhanmu."

May terkejut. "Eh? Tidak, ini terlalu banyak! Kamu tidak perlu memberikan uang sebesar ini!"

"Tidak apa-apa. Terimalah. Aku cukup kuat dan bisa mendapatkan uang lagi dengan mudah. Aku melihat kau merawat anak-anak ini dengan baik. Mereka bersih, rapi, dan tampak bahagia. Gunakan uang ini untuk memperbaiki panti asuhan, membuat mereka lebih nyaman, atau membeli sesuatu untuk dirimu sendiri. Mereka menyayangimu, dan aku yakin kau pantas mendapatkannya."

Air mata mulai mengalir dari mata May. "Kamu dark elf yang baik... Kamu memiliki hati yang peduli pada anak-anak. Terima kasih banyak atas bantuanmu. Padahal kau baru saja mengenal kami, tapi sudah memberikan begitu banyak. Mulai sekarang, anggap kami keluargamu. Datanglah kapan pun kau mau. Anak-anak pasti akan senang bermain denganmu."

Teryhida tersenyum tipis, lalu berdiri dan melangkah pergi. Saat berjalan keluar, ia menoleh sejenak ke arah May dan anak-anak yang melambaikan tangan.

"Organisasi Volve... Jadi mereka menyerang warga sipil juga. Tapi mengapa pihak kerajaan tidak memberitahuku soal ini? Aku harus menyelidiki lebih jauh," pikir Teryhida sambil berjalan menjauh dari panti asuhan itu.

"Semoga uang itu bisa membuat mereka bahagia. Aku harus berbicara dengan Tuan Manor tentang panti ini nanti. Dan Volve... Aku tidak akan memaafkan mereka yang sudah membuat anak-anak itu kehilangan orang tua mereka. Jika aku bertemu dengan mereka, aku akan membunuh mereka, tidak peduli meskipun mereka sekarang memiliki bantuan dari beastman ataupun dark elf."

Teryhida terus berjalan dengan wajah penuh amarah. Hari semakin sore saat ia akhirnya kembali ke penginapan.

"Saat ini uangku masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Jika aku mendapatkan lebih banyak lagi, aku akan memberikannya ke panti itu. Mereka pasti senang. Lagipula, itu alasan yang baik untukku kembali ke sana. Melihat anak-anak selalu membuatku ingin melindungi mereka. Aku ingin bermain dan bersenang-senang bersama mereka. Tapi aku ini dark elf..."

Teryhida menarik napas dalam, membuang rasa berat di dadanya. "Orang tuaku selalu berkata bahwa aku berbeda dari dark elf lain. Mereka menganggap sifatku terlalu lembut. Aku bertengkar dengan mereka dan akhirnya pergi. Tinggal bersama manusia memang jauh lebih nyaman, meskipun aku harus menyembunyikan identitasku. Untuk sekarang, aku akan menyelidiki Volve perlahan. Sambil itu, aku akan berburu monster untuk mencari uang... dan tentu saja, aku akan berkunjung ke panti itu lagi."

Teryhida akhirnya tiba di penginapannya. Setelah kembali ke kamarnya, malam tiba dengan sunyi, membawa perubahan suasana.

---

Di panti asuhan tempat Teryhida sebelumnya berkunjung, suasana tampak gelap dan hening. Namun, di dalam kegelapan, terdengar tawa seorang wanita. Awalnya pelan, namun semakin lama semakin keras. Suara pisau yang memotong sesuatu menyertainya.

"Hahahaha, akhirnya... Setelah hampir satu bulan. Dengan uang sebanyak ini, aku bisa bersenang-senang sepuasnya! Hahahahaha!" suara itu bergema di tengah gelap. Namun, wanita itu mendadak terdiam dan bergumam, "Mungkin itu yang akan kupikirkan kalau aku masih muda. Ngomong-ngomong, kenapa gelap sekali di sini? Hey, anak-anak, jangan main-main dengan bola sihir untuk lampu, ya ampun, aku sedang masak!"

"Iya, maafkan kami, Ibu May!" jawab beberapa suara kecil serempak, disertai tawa.

Tak lama kemudian, panti asuhan itu kembali terang. Anak-anak mulai terlihat. Sebagian duduk di meja, sebagian lainnya berlarian, bermain-main dengan riang. Dekorasi sederhana kini menghiasi tembok dan langit-langit panti yang sebelumnya lusuh.

"Anak-anak, sebentar lagi makanannya matang. Hentikan main-main kalian dan duduk di tempat masing-masing. Kalau tidak, Ibu tidak akan memberikan kue atau makanan enak lainnya," ujar Ibu May dengan suara tegas, namun penuh kelembutan.

Seketika anak-anak berlarian menuju meja besar, duduk dengan patuh meskipun beberapa dari mereka masih bercanda dengan suara pelan. Tak lama, Ibu May keluar dari dapur dengan piring berisi potongan kue, lalu meletakkannya di depan setiap anak.

"Tunggu dulu, jangan dimakan! Kalau ada yang makan duluan, tidak akan Ibu kasih bonus," katanya sambil tersenyum.

"Baik, Ibu May!" jawab anak-anak serempak.

Setelah memastikan semua patuh, Ibu May kembali ke dapur untuk membawa hidangan lainnya. Tak lama, makanan-makanan lezat mulai memenuhi meja. Aroma harum memenuhi ruangan, dan wajah anak-anak bersinar bahagia.

Meja besar itu kini penuh makanan, dengan Ibu May duduk di tengah-tengah 20 anak-anak yang ia rawat. Ia tersenyum lebar sambil berkata, "Hari ini kita berpesta. Kita mendapat uang yang banyak, jadi makanlah pelan-pelan dan nikmati."

"Terima kasih, Ibu May!" seru anak-anak dengan riang sebelum mulai menikmati makanan mereka.

Para anak anak dan ibu may mulai makan dengan tenang tidak ada kerusuhan dan rebutan, mereka semua terlihat bahagia karena memakan makanan yang enak, terlihat ibu may hanya memakan sedikit saja sambil tersenyum melihat para anak anak, waktu terus berlalu sementara itu di sebuah bukit asing yang gelap terlihat seorang pria sedang duduk di sebuah batu, menggunakan jubah putih dengan lambang api di punggung nya, dia terlihat seperti sedang berbicara dengan seseorang tetapi hanya ada dia sendiri disana.

"Sebentar lagi aku akan sampai di negara felsa, kamu tidak perlu khawatir, wanita itu pasti akan bergabung dengan kita".

Tak lama kemudian suara pria terdengar yang tidak di ketahui dimana dia berbicara.

"berikan tawaran yang bagus agar wanita itu tidak menolak ajakan kita, untuk melakukan operasi besar ini, kita sangat memerlukan kekuatan wanita itu, teryhida".

Sementara itu di penginapan terlihat teryhida sedang tertidur dan bermimpi.

..dimana ini? Oh tunggu tempat ini, aku berada di dekat pohon harapan lagi, jauh di depan sana seperti nya ada seseorang, sebaik nya aku menghampiri nya, semakin aku mendekati orang itu, dia adalah seorang anak kecil yang ku temui di mimpi sebelum nya, dia mulai melihat ku, kenapa tatapan nya begitu sedih..

"Kakak, kita bertemu lagi".

"Hey nak sebenar nya siapa kamu? Apa yang kamu lakukan disini?".

"Namaku hill, aku tidak tau, sebelum nya aku merasa seperti berada di sebuah tempat yang sangat gelap, tetapi tiba tiba aku berada disini, dan aku melihat kakak".

..seperti nya ini bukan hanya sekedar mimpi biasa, aku merasa mimpi ku dengan anak ini seperti sedang terhubung..

"Aku tinggal di tempat yang sangat sangat jauh dari sini, meskipun jauh aku tetap bisa melihat pohon harapan, tetapi jika berada di dekat nya, pohon ini terlihat sangat menakjubkan dan indah, bukan kah kau juga berfikir seperti itu hill?".

"Pohon ini jika dari dekat memang terlihat indah dan menakjubkan, tetapi di dalam pohon ini ada sosok monster besar yang mengerikan".

"Apa maksud mu?".

"Di dalam pohon ini ada monster besar bernama xui, mungkin dia sudah mati".

"Xui, apakah monster yang kau maksud adalah monster kuno?".

"Kenapa kakak tau?".

"Itu mustahil, xui hanyalah sebuah mitos, aku sudah hidup selama 150 tahun, aku sering mencari tau tentang sejarah, semakin aku pelajari, semakin aku sadar banyak cerita sejarah yang tidak memiliki bukti kebenaran nya, termasuk xui, monster itu hanyalah mitos, justru seharus nya aku yang bertanya kepadamu, kamu seorang anak kecil tapi kenapa kamu mengetahui nya?".

"Mereka beneran ada, bahkan raja magi dan para peri di hutan treeden sudah mengetahui nya, dan Aku pernah berhadapan langsung dengan xui, dan juga kakak nya yaitu xix dia sangat sangat besar, mustahil bisa mengalahkan nya".

Seketika teryhida merasa kaget dan memandang wajah hill yang memasang ekspresi serius.

..apakah dia sedang bercanda? Seperti nya tidak, siapa sebenar nya anak ini..

"Namamu hill kan ya, apakah kamu sedang berbohong? Anak kecil tidak boleh berbohong, jika xui dan xix beneran ada dan pernah berhadapan dengan mu, kamu pasti sudah mati, atau jangan jangan kamu adalah arwah?".

"Saat berhadapan dengan mereka ku fikir begitu, aku tidak memiliki kekuatan apapun, menggunakan belati pun sulit bagi ku, tetapi aku tidak boleh menyerah dengan kehidupan ku, ada orang berharga yang harus aku selamatkan yaitu ibu ku, karena itu aku masih bisa hidup, tetapi aku tidak berbohong, pohon ini adalah bukti nya, aku yang memanggil pohon raksasa ini saat xui terus menerus menyerangku, berkat itu aku bisa selamat, dan berkat sahabat peri terbaik ku juga, aku bisa selamat dari xix, xui memiliki badan besar tangan sangat panjang, perut nya penuh dengan lubah dan mengeluarkan cairan merah kepala nya sangat kecil, xix mempunyai tubuh yang sangat tinggi, aku tidak ingin mengingat badan nya, itu mengerikan".

..di dalam cerita sejarah, xui dan xix di gambarkan seperti itu juga, tetapi yang mengetahui cerita itu hanya orang tertentu dan para elf, xui dan xix berawal dari sebuah cerita sejarah yang di sebarkan oleh ras ku, sepertinya dia tidak berbohong, bahkan anak ini juga yang memanggil pohon harapan, kurasa cukup masuk akal kenapa anak ini ada disini, jadi dia adalah Heal The World, dia masih kecil, tetapi kenapa mimpi ku bisa terhubung dengan nya, sulit di percaya saat ini Heal The World ada di depan ku, dulu aku sering mendengar tentang heal the world, banyak buku buku cerita tentang nya, orang orang percaya cerita itu benar adanya, mereka muncul setiap seribu tahun sekali dari ras manapun, menurut sejarah heal the world sebelum nya adalah seorang pria keturunan ras naga yang sangat kuat, sepertinya sekarang dari ras manusia, Heal The World akan muncul ketika bahaya tingkat dunia muncul, pohon besar setinggi langit akan muncul sebagai pertanda kemunculan Heal The World, pohon harapan akan hilang ketika heal the world berhasil menyelesaikan tugas nya, hanya ada sedikit orang yang tau tentang cerita cerita sejarah ini, tentang heal the world dan pohon harapan, semua nya mendengar cerita yang sama, bahwa heal the world berasal dari berbagai ras tetapi mereka memiliki satu ciri yang sama, selalu membawa sebuah buku tebal yang ringan seperti sehelai daun..

"Kak? Kakak kenapa diam saja sambil melihat ku seperti itu?".

"Oh maaf kan aku hill, ngomong ngomong bolehkah aku bertanya satu hal? Apakah kamu memiliki sebuah buku yang tebal tetapi ringan?".

"Aku memiliki nya, itu adalah hadiah ulang tahun dari ibu ku, itu adalah buku yang sangat berharga, maaf kan aku, aku tidak bisa memperlihatkan nya padamu kak".

..dia benar benar heal the world..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!