NovelToon NovelToon
Bu Fitri Guru Terbaik

Bu Fitri Guru Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Karir
Popularitas:938
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Fitriyani Nurjannah adalah seorang guru honorer selama 15 tahun di SMA 2 namun ia tak pernah menyerah untuk memberikan dedikasi yang luar biasa untuk anak didiknya. Satu persatu masalah menerpa bu Fitri di sekolah tempat ia mengajar, apakah pada akhirnya bu Fitri akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tugas Baru

Kabar gembira itu mereka terima melalui pesan singkat di ponsel Fitri. Dengan сердечным berdebar, Fitri membuka pesan tersebut. Matanya terbelalak saat membaca kalimat yang tertulis di sana.

"Selamat, putra Anda, Kenzi, dinyatakan lolos seleksi masuk SMA 1."

Fitri tidak bisa menahan air matanya. Ia segera berlari menuju kamar Kenzi, di mana Kenzi sedang belajar dengan tekun.

"Kenzi, Nak!" teriak Fitri dengan suara bergetar. "Kamu lolos, Nak! Kamu lolos masuk SMA 1!"

Kenzi yang sedang fokus dengan buku-bukunya терентак. Ia menatap ibunya dengan bingung, namun kemudian senyum lebar terukir di wajahnya.

"Yang benar, Bu?" tanya Kenzi dengan suara terkejut.

Fitri mengangguk dengan air mata yang membasahi pipinya. "Iya, Nak. Kamu hebat!"

Kenzi тегak dan memeluk ibunya erat. "Terima kasih, Bu. Ini semua berkat dukungan Ibu dan Ayah."

Dito yang mendengar keramaian dari ruang tamu segera menghampiri mereka. Ia pun turut merasakan kebahagiaan yang sama.

"Anak Ayah memang hebat!" kata Dito sambil menepuk bahu Kenzi dengan bangga.

Keluarga kecil itu merayakan keberhasilan Kenzi dengan makan malam sederhana namun penuh kehangatan. Mereka bercerita tentang suka duka Kenzi selama belajar, tentang mimpi-mimpi Kenzi yang ingin ia raih di SMA 1, dan tentang harapan-harapan mereka untuk masa depan Kenzi.

Kenzi berjanji akan belajar dengan lebih giat lagi di SMA 1. Ia ingin membuktikan bahwa ia pantas diterima di sekolah favorit itu. Ia ingin meraih cita-citanya menjadi seorang dokter yang bisa membantu banyak orang.

Fitri dan Dito mendukung Kenzi dalam meraih cita-citanya. Mereka akan selalu ada untuk Kenzi, memberikan semangat dan motivasi agar Kenzi tidak pernah menyerah.

****

Di SMA 2, tempat Fitri mengajar, suasana pendaftaran penerimaan siswa baru (PPDB) juga tengah berlangsung. Bu Ida dan Bu Vivi, dua guru yang menjadi panitia PPDB, sibuk melayani para orang tua yang mendaftarkan anak-anak mereka.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, praktik 'kuota khusus' kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan guru. Secara tersembunyi, sekolah memberikan kuota khusus bagi orang tua siswa yang bersedia membayar sejumlah uang agar anak mereka bisa masuk ke sekolah ini. Praktik ini sudah menjadi rahasia umum yang sayangnya masih terus berlangsung.

Bu Ida dan Bu Vivi, sebagai bagian dari panitia PPDB, merasa dilema dengan situasi ini. Mereka menyadari bahwa praktik ini tidak adil bagi siswa-siswa yang berprestasi namun tidak memiliki kemampuan finansial. Namun, mereka juga tidak bisa berbuat banyak karena ini sudah menjadi kebijakan sekolah yang sulit untuk diubah.

"Bu, bagaimana menurut Ibu tentang kuota khusus ini?" tanya Bu Vivi suatu hari kepada Bu Ida saat mereka sedang beristirahat.

Bu Ida menghela nafas panjang. "Sejujurnya, saya tidak setuju dengan praktik ini, Bu. Ini sama saja dengan memperjualbelikan kursi sekolah.

Kasihan anak-anak yang berprestasi tapi tidak punya uang, mereka jadi tidak punya kesempatan untuk sekolah di sini."

"Saya juga berpikir begitu, Bu," timpal Bu Vivi.

"Tapi, kita sebagai guru hanya bisa pasrah mengikuti kebijakan yang ada. Kita tidak punya kekuatan untuk mengubahnya."

"Semoga saja semakin banyak orang tua yang sadar bahwa pendidikan itu seharusnya tidak diperjualbelikan," harap Bu Ida. "Dan semoga praktik kuota khusus ini bisa segera dihilangkan."

Meskipun merasa tidak berdaya, Bu Ida dan Bu Vivi tetap berusaha menjalankan tugas mereka sebagai panitia PPDB dengan sebaik-baiknya. Mereka berusaha untuk bersikap adil dan transparan dalam proses seleksi, meskipun mereka tahu bahwa ada kekuatan lain yang bermain di belakang layar.

****

Tahun ajaran baru telah tiba. Sebelum para guru kembali beraktivitas mengajar, Pak Agus, selaku kepala sekolah, memimpin rapat guru di ruang guru. Agenda utama rapat kali ini adalah penunjukan wali kelas baru dan pembahasan rencana pembelajaran selama semester ganjil.

Fitri, salah satu guru yang hadir dalam rapat tersebut, ditunjuk oleh Pak Agus untuk menjadi wali kelas X A. Sebuah tugas yang sudah cukup lama tidak ia emban. Fitri sempat terkejut, namun ia menerima tugas tersebut dengan senang hati.

"Bu Fitri, saya percaya Ibu mampu menjadi wali kelas yang baik untuk anak-anak kelas X A," ujar Pak Agus. "Saya melihat Ibu memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan dekat dengan siswa."

Fitri mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia berjanji akan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

"Saya akan berusaha menjadi wali kelas yang tidak hanya mengajar, tapi juga membimbing dan menjadi teman bagi mereka," kata Fitri.

Rapat dilanjutkan dengan pembahasan rencana pembelajaran. Para guru berdiskusi mengenai materi yang akan diajarkan, metode pembelajaran yang akan digunakan, dan sistem penilaian yang akan diterapkan. Fitri aktif berpartisipasi dalam diskusi tersebut. Ia memberikan beberapa terkait dengan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

"Saya ingin menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa," ujar Fitri. "Saya akan mencoba menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti diskusi kelompok, presentasi dan sebagainya."

Pak Agus mengapresiasi ide-ide yang disampaikan oleh Fitri. Ia berharap para guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang inovatif agar siswa lebih termotivasi dalam belajar.

Setelah rapat selesai, Fitri mulai mempersiapkan diri untuk menjadi wali kelas X A. Ia mencari informasi mengenai kurikulum yang akan digunakan oleh siswa kelas X, dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai wali kelas.

Fitri tidak sabar untuk bertemu dengan siswa-siswa barunya. Ia berharap dapat menciptakan hubungan yang baik dengan mereka dan menjadi sosok guru yang inspiratif.

****

Tentu, ini kelanjutan novelmu:

Setelah masa orientasi peserta didik baru (MOPDB) selesai, anak-anak yang masih berseragam putih biru itu resmi menjadi bagian dari SMA 2. Mereka dengan antusias menunggu seragam sekolah yang akan diberikan oleh pihak sekolah. Sembari menunggu, mereka sudah tidak sabar untuk memulai petualangan baru di sekolah ini.

Fitri, sebagai wali kelas X A, memasuki kelas dengan senyum hangat. Ia ingin menciptakan suasana yang akrab dan menyenangkan bagi murid-murid barunya.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Fitri dengan suara ceria. "Saya Fitri, wali kelas kalian di kelas X A ini."

Murid-murid yang masih terlihat malu-malu itu menjawab sapaan Fitri dengan serentak.

"Selamat pagi, Bu!"

Fitri kemudian memperkenalkan dirinya lebih lanjut. Ia menceritakan sedikit tentang dirinya, hobinya, dan pengalamannya sebagai guru. Ia juga menceritakan tentang SMA 2, sekolah yang akan menjadi tempat mereka belajar dan berkembang selama tiga tahun ke depan.

"SMA 2 ini adalah sekolah yang luar biasa," kata Fitri. "Di sini, kalian akan belajar banyak hal, tidak hanya pelajaran di kelas, tapi juga nilai-nilai kehidupan yang akan berguna bagi kalian di masa depan."

Fitri kemudian mengajak murid-muridnya untuk saling berkenalan. Ia meminta mereka untuk menyebutkan nama, hobi, dan cita-cita mereka. Satu per satu murid-murid itu memperkenalkan diri dengan antusias. Ada yang ingin menjadi dokter, insinyur, guru, bahkan ada yang ingin menjadi seniman.

Fitri mendengarkan dengan penuh perhatian setiap cerita dari murid-muridnya. Ia merasa senang melihat semangat dan antusiasme mereka dalam meraih cita-cita.

"Kalian semua anak-anak hebat," kata Fitri. "Ibu percaya, kalian semua akan meraih cita-cita kalian jika kalian belajar dengan giat dan tidak pernah menyerah."

Fitri juga memberikan beberapa motivasi kepada murid-muridnya. Ia mengingatkan mereka untuk tidak takut bermimpi dan untuk selalu percaya pada diri sendiri.

"Jangan pernah biarkan seorang pun mengatakan bahwa kalian tidak bisa," kata Fitri. "Kalian semua memiliki potensi yang luar biasa. Kalian hanya perlu menemukan dan mengembangkan potensi itu."

Suasana kelas X A hari itu terasa hangat dan semarak. Murid-murid baru itu merasa nyaman dan diterima di kelas baru mereka. Mereka tidak sabar untuk memulai petualangan belajar mereka di SMA 2.

1
Nusa thotz
aku tidak akan pernah kembali....copy paste?
Mika Su
kasihan kena omel guru galak
Mika Su
aku suka banget karena ceritanya beda sama yang lain
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!