Sebatas Istri Rahasia

"Aku tahu, Kamu minta sama Daddy Kamu untuk membebaskan Nandana Grup."

Alinea terkejut, ternyata Skala mengetahui hal ini. Sebenarnya Alinea tidak ada maksud apapun dengan keinginannya itu, wanita cantik itu hanya tidak tega melihat orang tua Galen harus menanggung akibat dari perbuatan putranya.

Alinea sangat dekat dengan orang tua Galen, bahkan Pandu dan istrinya sangat menyayangi Alinea seperti putrinya sendiri. Karena itulah, Alinea meminta pada Daddynya untuk membebaskan perusahaan Nandana Grup dari kebangkrutan. Namun lagi-lagi Skala menganggap Alinea melakukan semua itu demi mantan suaminya.

"Kenapa Kamu bisa tahu, Kak?" Tanya Alinea sambil mengernyitkan keningnya.

"Tidak penting aku tahu dari mana. Aku cuma ingin memastikan, apa Kamu melakukan semua itu demi Galen?" Skala menatap Alinea dengan intens. Pria itu berharap apa yang di dengarnya dari seseorang itu tidaklah benar.

"Tidak! Aku melakukannya demi Daddy Pandu dan Mommy Rissa."

"𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘶𝘥𝘶𝘨𝘢 𝘖𝘯𝘪𝘰𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘭," 𝘶𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.

Skala mengetahui informasi itu dari Orion. Abang Alinea itu bilang jika Alinea meminta pada Daddynya untuk menyelamatkan perusahaan Nandana Grup, dan itu demi Galen.

"Syukurlah," ucapnya lega.

Alinea menyipitkan matanya curiga pada Skala dan penasaran kenapa prianya itu bisa tahu. "Katakan, Kakak tahu dari mana? Dan kenapa Kakak bisa berpikir aku melakukan itu demi Mas Galen?"

"Orion yang bilang sama aku," jawabnya jujur.

Alinea menghembuskan napasnya kasar, ternyata benar dugaannya. Abangnya lah yang menjadi dalang kecurigaan Skala. Tapi yang membuat Alinea kesal adalah, lagi-lagi Skala menelan asumsinya tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Untung saja pria itu memastikannya dulu kejelasannya. Andai tidak, kesalahpahaman akan terjadi di antara mereka.

"Kak, apa Kamu benar-benar mencintaiku?" Tiba-tiba saja pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Alinea.

"Pertanyaan apa itu? Kamu sudah tahu jawabannya, kenapa masih bertanya?"

"Jawab saja, iya atau tidak?"

"Aku sangat mencintaimu. Dari dulu, sekarang dan selamanya."

Skala mengungkapkan perasaannya dengan tegas dan lantang, tidak ada sedikitpun keraguan dalam hatinya. Alinea adalah pemilik hatinya, cinta pertama dan juga cinta terakhirnya. Walaupun takdir pernah membuat keduanya terpisah, tapi Skala yakin Alinea adalah takdirnya dan juga cinta sejatinya.

Cinta tak pernah salah, dan hati tidak bisa diatur akan jatuh pada siapa. Tapi satu yang pasti, cinta sejati akan menemukan pemiliknya di waktu yang tepat.

"Kalau Kamu benar-benar mencintaiku, harusnya Kamu bisa percaya dan menerima masa lalu aku. Seperti aku, sebelum aku memutuskan untuk kembali mencintaimu, aku sudah siap menerima Kamu dengan masa lalumu tanpa syarat."

Skala merasa tertampar dengan ucapan Alinea. Pria itu sadar dirinya terlalu meledak-ledak dan cenderung posesif pada Alinea, namun itu dia lakukan karena takut kehilangan Alinea kembali.

"Maafkan, aku. Aku janji, tidak akan mengedepankan egoku lagi. Aku akan mempercayaimu!"

Skala membawa Alinea ke dalam pelukannya. Hatinya merasa lega dan bersyukur setelah mengetahui perasaan Alinea terhadapnya. Namun pengakuan Alinea itu membuatnya merasa malu, Skala yang sempat berpikir kenapa Alinea tidak pernah bertanya tentang masa lalunya, kini pria tampan itu mendapatkan jawabannya.

Alinea tidak bertanya bukan karena tidak ingin tahu, akan tetapi itu karena Alinea menghargai masa lalu Skala. Setiap orang punya masa lalu, jika Dia ingin menjadi masa depannya, berarti dirinya harus siap dan bisa menerima seburuk apapun masa lalunya.

...----------------...

"Mas, kita ke butik dulu, yuk! Pokoknya nanti malam aku ingin terlihat cantik."

"Kamu memang selalu cantik, Sayang!"

Ruby tersenyum simpul sambil bergelayut manja di lengan suaminya. Galen dan Ruby baru saja dari kantor catatan sipil untuk meresmikan pernikahannya. Keduanya memutuskan untuk meresmikan pernikahannya walaupun kedua orang tua Galen tidak menyetujui pernikahan mereka. Galen yakin seiring berjalannya waktu, pelan-pelan keluarganya pun akan menerima Ruby sebagai istrinya.

Ruby dan Galen datang mengunjungi sebuah butik ternama di ibukota, istri Galen itu ingin membeli sebuah gaun untuk acara yang akan dihadiri nya nanti malam. Galen mengajak Ruby untuk menghadiri undangan pesta pernikahan rekan bisnisnya. Dan untuk pertama kalinya wanita itu akan diperkenalkan sebagai istri Galen.

Ruby sangat antusias dan ingin penampilannya yang terbaik supaya suaminya itu bangga memperkenalkannya sebagai istrinya. Apalagi citranya sebagai model ternama, membuat Ruby harus tampil maksimal tanpa cacat sedikitpun.

"Mas, itu bukannya Alin?" Bisik Ruby pada Galen. "Jadi Dia kembali sama Kak Skala," gumamnya pelan namun masih bisa didengar oleh Galen.

"Kamu kenal sama Tuan Skala?" Galen sangat terkejut ternyata Ruby mengenal rekan bisnisnya itu. Bahkan panggilannya terdengar akrab karena istri Galen itu memanggilnya dengan sebutan Kakak.

"Tentu saja, Kak Skala itu mantan pacarnya Alin."

Sebagai sahabat Alinea, Ruby jelas tahu siapa Skala. Mantan pacar Alinea yang membuat Alinea terpuruk selama bertahun-tahun.

"Jadi, Dia pria yang membuat Alin terpuruk, dulu?"

Ruby menganggukan kepalanya. Keduanya kemudian menghampiri Alinea dan Skala yang sedang berada di butik itu juga.

Setelah drama salah paham yang disebabkan oleh Orion, Skala dan Alinea pergi makan siang di sebuah restoran. Namun dalam perjalanannya, Skala teringat jika nanti malam ada acara pernikahan rekan kerjanya.

Skala membujuk Alinea untuk pergi menemaninya. Walaupun awalnya sempat menolak namun Alinea akhirnya mau menerima ajakan Skala.

Keduanya kini sedang berada di sebuah butik terkenal, Skala mengajak Alinea membeli gaun untuk acara nanti malam. Namun tiba-tiba...

"Jadi sebenarnya ini alasan kamu ingin berpisah denganku, Alin?"

Alinea mengernyitkan keningnya bingung, dengan pertanyaan tiba-tiba Galen yang menuduhnya sembarangan.

"Maksud Kamu apa?" Tanya Alinea dengan wajah datarnya. Alinea tidak menyangka akan bertemu dengan mantan suami dan juga sahabatnya di tempat ini.

"Cih, tidak usah pura-pura Kamu, Al. Dia mantan kekasihmu, kan?"

"Kalau iya, kenapa? Itu bukan urusanmu!"

Alinea semakin kesal dengan sikap Galen yang bertingkah sangat aneh menurutnya. Wanita cantik itu merasa Galen cemburu dengan kedekatannya dan Skala. Namun pria itu menutupinya dengan cara menuduhnya seperti sekarang.

"Aku tidak menyangka Kamu selicik itu, Al. Kamu sengaja memanfaatkan Tuan Skala untuk membuat perusahaanku bangkrut, kan? Dan Kamu juga meminta Daddymu untuk mencabut semua sahamnya di perusahaanku."

Alinea melebarkan bola matanya, wanita cantik itu tidak percaya Galen mampu mengatakan hal menjijikkan seperti itu. Bukannya meminta maaf Galen justru semakin menambah luka di hati Alinea.

Skala mengepalkan erat tangannya, pria itu tidak terima wanitanya direndahkan oleh mantan suaminya. Skala bersiap untuk membungkam ucapan kotor yang keluar dari mulut Galen, namun gelengan kepala Alinea membuatnya harus menahan rasa kesalnya yang ingin mencekik mantan suami Alinea itu.

"Terserah, aku tidak perduli anggapanmu tentangku. Yang jelas, aku tidak ingin membuang waktu hanya untuk meladeni omong kosongmu!"

Alinea pergi begitu saja dari hadapan Galen diikuti Skala yang mengekor di belakangnya. Sebelum pergi Skala sempat berbisik saat melewati mantan suami Alinea.

"Kamu akan menyesali ucapanmu hari ini. Bahkan saking menyesalnya kamu akan merasa mati jauh lebih baik daripada menanggung penyesalan seumur hidup."

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥