Ketika semua hanya bisa di selesai dengan uang. Yang membuat ia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, juga termasuk menju*l tubuhnya sendiri.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal. di tengah kerasnya sebuah kehidupan yang semakin padat akan ekonomi yang semakin meningkat.
Ketika terkuaknya kebenaran jati diri putrinya. apakah semua akan baik-baik saja? atau mungkin akan bertambah buruk?
Ikuti kisahnya dalam. Ranjang Penyelesaian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berharap kau jadi milikku
"K-kau?" Bibir Aulia bergetar takut.
"Kau takut?" Tanya Vegam ternyata pelaku pembunuhan sadis barusan di depan Aulia.
Vegam juga menekan senjata api tepat di belahan dada Aulia.
"Seharusnya kau tidak mendekat. Karena kapan saja kau bisa terbunuh kalau yang kau temui bukan aku." Pesan Vegam menyimpan senjata apinya ke saku.
"Bos, mau di apakan mayat itu?" Tanya bawahan Vegam.
"Bakar." Jawab Vegam tanpa mengalih pandangannya dari Aulia.
"Baik, Bos."
Bakar? Mayat itu mau di bakar? Tidak! Itu sangat kejam. Batin Aulia.
"Apa yang baru saja kalian lakukan? Kalian sengaja membunuh orang?" Tanya Aulia berusaha tenang. Meski pada kenyataan, jari jemarinya bergetar.
"Jadilah wanita ku, maka kau akan tahu segalanya," jawab Vegam memegang ujung rambut Aulia dan menghirup aroma wangi dari rambut wanita itu.
"Gila! Kau teman baik Dave. Tapi bisa-bisanya kau begitu mudah tidak tahu malu mengatakan itu pada istrinya!" Aulia menarik rambutnya dari tangan Vegam.
Vegam terkikik geli. "Istri? Yakin kau----" Vegam menghentikan tawa memegang wajah Aulia yang sedikit membengkak.
"Dave memukul mu?" Tanya Vegam tiba-tiba berubah dingin.
Aulia menepis tangan Vegam. "Bukan urusan mu!" Aulia ingin pergi. Tapi tiba-tiba....
"Argh! Turunkan aku! Lepas!" Ternyata Vegam memikul tubuh Aulia seperti karung beras berjalan menuju ke mobil berwarna hitam yang terparkir tidak jauh dari lokasi mereka.
Brugh!
Vegam membuang tubuh Aulia hingga terlentang di kursi penumpang belakang mobilnya.
"Kau mau apa? Jangan macam-macam kamu! Tolong!" Teriak Aulia memberontak.
Vegam menyusul masuk, mengambil sesuat kemudian mengoleskan ke wajah bengkak Aulia.
Seketika Aulia merasa dingin membuat wajahnya terasa adem. Ternyata dia cuma salah paham. Vegam cuma berniat mengobati pipinya. Tapi Aulia berpikiran terlalu jauh berpikir Vegam mau memperkaosnya.
Aulia terdiam menatap wajah Vegam yang sangat dekat dengannya.
Deg deg deg
Jantungnya berdebar-debar tidak karuan. Dari kecil Aulia sering mendapat kasih sayang penuh dari ibu. Tapi semenjak ibu terbunuh di usianya yang ke 10.
Aulia kehilangan kasih sayang. Papa Badas justru menikah dengan selingkuhannya. Dan dia di jadikan pembantu di rumah ibunya sendiri. Mendapat perlakuan buruk dari Lusia dan ibunya. Dan sering di pukuli.
Bukan itu saja, Aulia juga menjadi pelampiasan anak-anak di sekolah yang sering membully nya setiap kali datang ke sekolah.
Setelah berlalu 12 tahun. Ini pertama kalinya lagi Aulia mendapat sentuhan hangat dan lembut penuh perhatian, sama persis seperti sentuhan ibu.
Dia mendapat semua itu dari sosok laki-laki bermulut pedas yang berhasil menggetarkan perasaannya untuk pertama kali pada sosok seorang pria.
Tes tes tes
Aulia meneteskan airmata sangat merindukan ibu yang sudah pergi meninggalkan dia sendirian menanggung beban sendirian.
"Kenapa kau melakukan ini padaku? Kau seolah-olah menunjukkan kalau kau baik pada ku, tapi, bukankah kau tidak suka seorang wanita pel*cur? Dan kau menganggap ku seperti itu," Lirih Aulia menatap redup Vegam.
Vegam balas menatapnya lembut, kemudian mengusap air mata Aulia yang mengalir.
"Saat aku bilang tidak suka, itu pertanda bahwa aku suka. Saat aku bilang suka, belum tentu aku benar-benar menginginkannya." Jawab Vegam kemudian mengambil sesuatu dari balik jaket.
"Mungkin suatu saat kau butuh. Cari saja aku, aku bisa membantu mu." Ucap Vegam memberikan Aulia kartu nama yang bertulis nomor ponselnya.
"Imbalan seperti apa yang kau inginkan atas semua tawaran mu ini?" Tanya Aulia curiga.
Vegam menarik tipis sudut bibirnya. "Berharap suatu hari nanti kau akan menjadi milikku seutuhnya." Jawab Vegam mantap tanpa keraguan menatap Aulia dengan tatapan mencairkan hati siapa saja yang di tatapnya.
Aulia salah tingkah. Ia segera mendorong Vegam sedikit menjauh, kemudian keluar dari mobil Vegam, berlalu pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun lagi.