NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Pengganti

Bukan Sebatas Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.

Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.

Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.

Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh

Setelah Kala ke kantor, Anin hanya sendirian di rumah, tidak ada teman untuk diajak mengobrol, ponsel pun Anin tak punya. Bi Imah sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia tidak bisa diam saja, hanya dudukan, nonton TV, tiduran,  bisa-bisa dia tambah stres di rumah.

"Huh ... seperti ini saja di rumah. Jenuh sekali," gumamnya dalam hati

Anin melangkahkan kakinya ke dapur, dia ingat kemarin belanja bahan-bahan untuk membuat kue dan membuat puding. Dia mengambil bahan-bahan untuk membuat kue.

"Daripada jenuh, membuat bolu pisang sajalah, kemarin aku juga beli pisang," ucapnya lirih

Bi Imah mendekati Anin yang sedang sibuk di dapur membuat kue, dia mengamati Anin yang tangannya lincah membuat adonan kue.

"Mbak Anin mau buat apa? Mbak jangan kecapean lho?" ucap Bi Imah.

"Bikin bolu pisag, Bi. Cuma bikin bolu saja, tidak capek kok. Jenuh sekali di rumah hanya duduk, nonton tv, makan, tidur. Mending cari kegiatan lain, iya kan, Bi?" jawab Anin.

"Iya sih, Mbak. Tapi jangan kecapean ya Mbak, nanti kalau ada apa-apa dengan Mbak Anin, bibi yang kena marah sama tuan," ucap Bi Imah.

"Iya-iya, ya sudah bibi lanjutin saja pekerjaan bibi,” perintah Anin.

"Baik, Mbak," ucapnya.

Anin melanjutkan aktivitasnya membuat kue, memang dia suka sekali memasak dan membuat kue, dulu sewaktu masih bersama Vino dan berada di apartemen pribadi milik dia dan Vino, Anin selalu memasak dan membuatkan kue untuk Vino. Anin mengingat semua itu, dia menghentikan aktivitasnya sejenak, membayangkan betapa bahagianya dulu dengan Vino.

"Vino, lihatlah, perut ku sudah membuncit. Kamu di mana? Kenapa kau pergi tanpa menemuiku terlebih dahulu dan hanya surat yang kau tinggalkan di kamar apartemen?" Anin berkata lirih sambil mengaduk adonan kue nya.

"Kamu bisa, Anin! Kamu bisa tanpa Vino, percayalah. Bertahanlah demi anak dalam kandunganmu," ucap Anin dalam hati.

Anin menghela napasnya dengan kasar, rasanya sakit sekali saat mengingat semua itu. Dia memasukan adonan yang sudah siap ke dalam oven, dan sambil menunggu kue Anin matang, Anin duduk di kursi mini bar.

"Jenuh sekali aku tidak pegang ponsel. Coba kemarin aku bawa, mungkin bisa untuk menghilangkan kejenuhan ini," ucapnya lirih.

Setelah menunggu beberapa menit, suara dari oven yang menunjukkan kue yang ada di dalam sudah matang. Dengan segera dia mengangkat kuenya dan meletakan di meja, dan  memindahkan bolu ke piring saji, lalu mengirisnya menjadi beberapa bagian.

“Lumayan enak, pasti Bi Imah suka, Pak Agus juga Pak Abu pasti pada suka,” ucap Anin.

Agus adalah tukang kebun di rumah Kala, kalau Abu adalah satpam di rumah Kala. Mereka bertiga sudah ikut Kala sejak lama sekali. Anin membuatkan dua cangkir kopi untuk Agus dan Abu, juga dua cangkir teh untuk dirinya dan Bi Imah.

Anin membawa kue dan minumannya ke depan, terlihat para asisten di rumah Kala sedang bergosip ria di pos satpam.

"Non Anin baik sekali, tidak seperti Si Sandra itu, udah galak, terus saat tuan muda sedang ambruk perusahaannya malah ninggalin dengan pria lain yang lebih kaya. Kan kasihan tuan, coba Non Anin yang jadi nyonya muda di sini, rumah damai bagai di surga," ucap Bi Imah pada Agus dan Abu.

"Iya, non Anin kelihatannya wanita baik, tapi dia hamil siapa yang menghamilinya? Apa tuan muda?" tanya Agus.

"Hus ... sembarangan! Bukan tuan muda. Dia wanita yang tuan muda tolong," tukas Bi Imah.

"Sudah-sudah, itu ada Non Anin datang, bawa apa itu, Mah?" Tanya Abu pada Imah, dengan menunjuk ke arah Anin.

"Pasti kue yang Non Anin buat sudah matang, wah … enak nih pastinya," ucap Imah.

"Pagi semua ... nih Anin bawakan cupcake buatan Anin sendiri. Ayo di cicipi, kalau masih kurang masih ada lagi di dalam. Yuk kita ngopi dulu di sini, Anin jenuh di dalam sendirian," ucap Anin sambil menaruh kue di meja satpam dan duduk di samping Bi Imah.

"Non, jangan ngopi, kan sedang hamil," ucap Agus.

"Tidak Pak Agus, ini Anin minum teh kok, sama dengan Bi Imah," ucapnya.

"Ayo dicicipi kuenya," imbuh Anin.

Mereka mencicipi kue dan kopi buatan Anin. "Wah.…ini mah enak sekali, Non. Kopinya juga pas, jago sekali Non Anin membuat kopi dan kue. Calon istri idaman pokoknya," ucap Pak Abu.

"Iya, non, enak sekali ini. Senangnya tuan Kala kalau punya istri seperti non, sederhana, cantik, baik hati, tidak seperti kekasih tuan yang dulu, seperti nenek lampir," ucap Agus dengan mulut yang penuh karena sedang menikmati kue buatan Anin.

"Iya benar, kalau setiap di rumah ada si nenek lampir, bibi itu bagai di neraka, untungnya si nenek lampir itu ninggalin tuan muda waktu perusahaan tuan muda di ambang kebangkrutan," ucap Imah tidak mau kalah sambil mengunyah kue yang ada di dalam mulutnya.

"Kalian itu ya, sukanya memuji sekali, jangan seperti itu, semua manusia sama, tapi yang membedakan hatinya. Memangnya Kala memilki kekasih?" tanya Anin yang penasaran.

"Iya, tuan dan non Sandra menjalin hubungan saat dia masih SMA, hingga tuan muda berhasil dan membuatkan rumah bak istana ini untuk kekasihnya. Eh saat perusahaan tuan muda dan Tuan Surya mengalami kebangkrutan, kekasih tuan muda menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya yang lebih kaya raya. Lalu, perusahan Tuan Kala dan Tuan Surya, sukses lagi karena di bantu oleh sahabatnya," jelas Bi Imah.

"Oh … jadi seperti itu?" ucap Anin.

"Kalau Non Anin sendiri, emm ... maaf nih Abu tanya-tanya, apa Non Anin kekasih tuan Kala?" tanya Abu. Anin tersenyum dengan mereka, dan Anin menjelaskan semua saat bertemu dengan Kala.

Anin akhirnya menceritakan semuanya, kenapa sampai bisa bertemu Kala, dan Kala membawanya ke sini.

"Jadi, yang membuat perusahaan tuan Kala selamat adalah papahnya Non Anin?" tanya Bi Imah.

"Mungkin? Aku kurang tahu, katanya sih begitu," jawab Anin.

"Ya sudah, Anin mau angkat kue yang masih di oven, mungkin sudah matang," pamit Anin pada mereka. Anin menuju ke dapur untuk mengangkat kue yang sudah matang.

Setelah selesai semuanya, dia menaruh kuenya di kotak yang tertutup, supaya nanti waktu Kala pulang, Kala juga bisa menikmati kue buatannya. Anin langsung ke kamarnya selesai membuat kue. Dia bergegas mengambil handuk, lalu ke kamar mandi untuk mandi.

Di kantor, Kala sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia menelepon rumahnya untuk menanyakan keadaan Anin pada Bi Imah, tapi dia mengurungkan niatnya untuk menelefon rumah.

"Tidak usah lah, lebih baik aku keluar saja untuk membelikannya dia ponsel. Supaya aku bisa menanyakan dia sedang apa dan bagaimana keadaan Anin," ucapnya lirih.

Kala keluar sebentar dari kantornya untuk membeli ponsel untuk Anin. Dia pergi ke toko ponsel mencarikan ponsel dan membeli kartu perdana untuk Anin. Setelah mendapatkan apa yang cocok, Kala langsung melajukan mobilnya pulang menuju rumah.

Di rumah, Anin baru saja menata makan siang, dia memang memasak untuknya juga asisten di rumah Kala. Tak di sangka Kala pulang, dan tiba-tiba mengagetkan Anin yang sedang menata makanan.

"Anin?" panggil Kala.

"Kamu kok pulang?" tanya Anin.

"Iya, aku mau memberikan ini padamu, supaya aku tidak usah tanya-tanya Bi Imah soal kamu. Intinya ini untuk memantau kamu, dan untuk mengetahui saja kamu di rumah baik-baik saja atau tidak," ucap Kala dengan memberikan ponselnya pada Anin.

"Ponsel?" tanya Anin. Kala hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Kala, tidak usah seperti ini, aku saja bisa membeli sendiri, tapi aku tak butuh ini," ucpanya.

"Kamu tidak butuh, tapi aku yang butuh. Terimalah," ucap Kala sedikit memaksa.

"Ya sudah, aku terima. Terima kasih, Kala,” ucapnya. “Kamu mau makan siang sekalian? Kamu belum makan kan?" tanya Anin.

"I—iya, belum. Ya aku mau makan siang di rumah," ucap Kala gugup.

"Ya sudah aku siapkan." Anin menyiapkan piring untuk Kala dan mengambilkan nasi untuknya. Kala mengambil lauk dan dia langsung menikmati makan siangnya.

"Kamu yang memasak lagi?" tanya Kala.

"Iya, kenapa?" jawab Anin.

"Enak, enak sekali, kamu jangan kecapean, ingat kehamilanmu," tegur Kala.

"Iya, masak saja tidak capek kok."

Setelah makan siang Anin mengemasi piring dan gelas kotor, lalu membawanya ke dapur dan mencucinya. Dia ingat ada kue yang masih banyak di dalam lemari. Dia menata kue itu di kotak dan memberikannya pada Kala, agar di makan di kantor.

"Anin aku ke kantor lagi ya?" pamit Kala pada Anin yang masih di dapur.

"Iya, Kala," ucapnya

"Kala, sebentar!" Anin menghentikan Kala yang akan melangkah keluar.

"Ada apa, Anin?" tanya Kala.

"Ini, aku tadi buat bolu pisang, bawa ke kantor. Semoga kamu suka," ucpanya.

"Kue bolu? Baunya harum, ini pasti enak," Kala membuka kotak makan itu. Anin hanya menganggukkan kepalanya saja.

“Semoga kamu suka, bagi-bagi sama yang lain kalau gak habis,” ucap Anin.

"Oke, terima kasih, aku bawa ke kantor kuenya, aku berangkat, jaga diri di rumah, kalau ada apa-apa bilang sama bibi, atau menelfonku, itu sudah ada kontak ku di ponselmu, sudah aktif dan tinggal pakai saja," ucap Kala.

"Oke, kamu hati-hati," ucap Anin dengan melambaikan tangannya pada Kala. Kala pun membalas lambaian tangan Anin, lalu menyimpulkan senyuman yang begitu manis sekali..

Kala melajukan mobilnya untuk kembali ke kantornya. Dia tidak menyangka Anin adalah wanita yang mandiri, dan dia jago memasak, padahal papahnya orang kaya raya, tapi dia sangat rendah hati.

"Kasihan kamu, Nin, wanita sebaik kamu di tinggalkan lelaki yang tidak bertanggung jawab," gumam Kala dalam hati.

1
sarinah najwa
miris sekali jadi Anin..... di tinggal kan pacar lagi sayangnya hamil lagi terus harus mengemis cinta suami keintiman saja mengemis juga... hum author kejam sekali sama anin😤😤😤
RN
lumayan
RN
lanjut
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Siti Aisyah Aisyah
smngat trs thor
Siti Aisyah Aisyah
lajut up lg thor dn💪💪💪💪💪
Jeng Ining
aq ga mampu meliat niat baik sandra meskipun omongannya bgtu manis membujuk Kala utk tetap menikahi Anin dn menolak utk ttp dicintai Kala.. krn kenyataannya dia menyodorkan diri dn bahkan smpe menginap di rmh Kala.. klo dia perempuan baik² gak akan ninggalin suami dn nginep d rmh mantan pacar smpe berhari²🙄🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!