Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29.
Stefanie melepaskan tangannya dari genggaman Christopher, ia dengan cepat mundur ke belakang.
"Aku masih ingin melanjutkan kuliahku yang tertunda, aku sebenarnya belum mau menikah!" ujar Stefanie semakin mundur ke belakang.
Christopher memandang Stefanie dengan lekat, sepertinya ia harus membiarkan Stefanie kembali melanjutkan kuliahnya.
Dan mereka sepertinya perlu saling mengenal diri, untuk menjadi akrab, bertahun mereka tidak bertemu, dan Stefanie mengalami lupa ingatan akan masa lalu mereka.
Tok! tok!
"Tuan!" terdengar suara Paul di balik pintu kamar, lalu pintu perlahan terbuka.
Christopher bangkit dari tepi tempat tidur, lalu berjalan menuju pintu, menghampiri Paul yang berdiri di ambang pintu kamar.
"Ada apa?" tanya Christopher.
"Mengenai Nyonya Stefanie mengalami lupa ingatan....!"
"Ayo ke ruang kerjaku!" kata Christopher, lalu keluar dari dalam kamar.
"Katakan!" ujar Christopher setelah mereka sampai di ruang kerjanya.
"Lima tahun yang lalu, Nyonya pernah mengalami kecelakaan di tabrak mobil, ia di opname hampir satu bulan di rumah sakit, selama itu ia tidak sadarkan diri, saat ia siuman... ia lupa siapa dirinya, untung Ayahnya mengingat kan siapa dia sebenarnya, dan siapa Ibu serta Neneknya!" kata Paul menjelaskan hasil penyelidikan nya.
"Ternyata begitu, pantas saja dia tidak ingat dengan masa kecilnya, untung saja dia masih menyimpan foto lama kami, dan akhirnya aku mengenali siapa dia sebenarnya!"
"Dan, satu lagi Tuan...!"
"Apa lagi?"
"Saat kami menyelidiki tentang kecelakaan Nyonya, itu sengaja di lakukan oleh seseorang, untuk melenyapkan Nyonya!"
Christopher terkejut mendengar laporan Paul tersebut, "Siapa yang kejam melakukan itu!"
"Ibu tiri dan Kakak tiri Nyonya!"
Christopher mengepalkan tangannya dengan erat, "Bagaimana perkembangan kerja sama Group Howard dengan Chloe?" tanya Christopher dengan datar.
"Sejauh ini masih baik- baik saja, Tuan!"
"Aku ingin memberi pelajaran dengan keluarga Chloe, lakukan dengan hati-hati untuk membuat sahamnya turun secara perlahan-lahan, buat ke dua wanita itu meradang!"
"Baik, Tuan!" angguk Paul dengan cepat.
Paul kemudian keluar dari ruang kerja Christopher, meninggalkan Christopher yang tampak melamun memikirkan kehidupan Stefanie yang begitu sulit.
Sementara itu, di kamar Christopher.
Stefanie mengamati kamar Christopher, yang cukup luas dengan desain yang mewah.
Ia tidak menyangka, kamar utama Mansion Howard begitu besar, lengkap dengan sofa mewah, dan layar tivi slim ukuran besar menempel di tembok kamar.
Stefanie keliling kamar, melihat kamar mewah Christopher dengan perasaan terpana, hingga masuk ke dalam walk in closet.
Ruang pakaian yang di tata dengan rapi, di gantung pada lemari terbuka menurut jenisnya.
Stefanie seperti melihat toko pakaian di dalam kamar, sangat rapi sekali, begitu juga dengan lemari dasi dan sabuk pinggang.
"Aku mencarimu, ternyata ada di sini!" terdengar suara Christopher memasuki ruang walk in closet.
Christopher memeluk Stefanie dari belakang, membuat Stefanie tersentak, dan menjadi canggung.
Gadis itu sebelumnya tidak pernah dekat dengan seorang pria, apa lagi berpelukan seperti ini, membuat Stefanie jadi sedikit gugup.
"Melihat apa?" tanya Christopher dengan pelan, sembari semakin erat memeluk pinggang Stefanie dari belakang.
"Aku hanya berkeliling melihat-lihat kamar saja, ruang pakaian ini begitu besar, aku melihat pakaian di susun dengan rapi!" kata Stefanie tidak berani bergerak di tempatnya.
Christopher merasakan tubuh Stefanie, terasa kaku dalam pelukannya, mungkin karena Stefanie belum pernah bersentuhan dengan pria.
Christopher membalikkan tubuh Stefanie, dan ia dapat melihat wajah tegang Stefanie, yang terlihat kaku.
Dengan lembut Christopher menyentuh pipi Stefanie, membuat gadis itu tersentak, merasakan jemari Christopher di kulit pipinya.
"Masih ada lemari kosong, perlu diisi dengan pakaian wanita, siang ini aku akan pergi bersamamu untuk berbelanja ke butik, membeli pakaian mu!"
"Ti.. tidak perlu, aku masih ada pakaian yang masih bagus, belum usang dan robek, jadi tidak perlu membeli pakaian baru untuk sementara!" Stefanie dengan cepat mengangkat tangannya, lalu melambaikan ke kiri dan dan kanan dengan gerakan cepat.
Ia menolak untuk berbelanja pakaian, karena menurutnya ia tidak memerlukan pakaian yang banyak.
Christopher tersenyum melihat tangan Stefanie, yang menolak untuk berbelanja. Tapi, ia akan membuat Stefanie setuju, untuk pergi ke butik.
Bersambung......