NovelToon NovelToon
Terjerat Mantan Posesif

Terjerat Mantan Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wattped Love

Runa seorang gadis cantik yang sudah lelah menjalin hubungan dengan kekasihnya yang posesif memilih mengakhiri sepihak. namun apakah Abi akan membiarkan gadis yang sudah di claim sebagai miliknya lolos dari genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wattped Love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Cemara

Sampai di depan rumahnya runa turun dari motor Abi. Ini untuk pertama Kalinya selama mereka pacaran runa mengijinkan Abi mengantarnya sampai rumah. Bukan mengijinkan sih lebih tepatnya Abi yang memaksa. Biasanya hanya di tengah jalan lalu runa akan meminta Roy untuk menjemputnya.

" Om Hendra di rumah?" tanya Abi sembari menyerahkan jajanan runa.

" Belum, udah sana pulang aja. Ayah sama bunda belum pulang." alibi runa.

Padahal jam segini pasti Hendra sudah di rumah. Apalagi melihat mobil ayahnya yang sudah terparkir di halaman. Tapi ia malas jika harus menawari Abi masuk. Runa sudah tidak tahan berlama-lama bersamanya.

" Ya udah aku pulang dulu, besok aku jemput." ucap Abi tenang tapi ada nada ancaman di sana. Akhirnya Runa menganggukan kepalanya pasrah.

" Nih buat mamah kamu satu." runa memberikan satu martabak ke Abi.

Tidak tau diri sekali jika runa mengambil semua makanan itu. Sedangkan yang membayar Abi. Gini-gini ia masih tau diri. Sengaja memang runa membeli tiga martabak  dua untuknya yang satu untuk Abi.

Di balik helem Abi tersenyum sangat tipis saat mendengar ucapan runa. Tidak sangka ternyata kekasihnya itu memiliki pikiran sejauh itu. Abi pun menerima martabak itu untuk mamahnya. Pemberian pertama runa kepada calon ibu mertuanya. Abi terkekeh kecil dalam hati.

Setelah motor Abi jauh, runa masuk de dalam rumahnya. Ia meletakkan makanannya di atas meja ruang tengah. Laras yang tengah menonton tv menatap barang yang runa bawa.

" Apa itu sayang?" tanya laras.

" Sate, martabak, sama es dawet." balas runa setelah mencium pipi bundanya.

" Ohhh."

" Runa titip ini, mau mandi dulu gerah." ucap runa pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih.

Runa membuka pintu kamarnya yang selalu rapi dan wangi. Ia meletakkan tas sekolahnya di atas meja dandannya. Lalu mengambil handuk untuk mandi. Tidak butuh waktu lama runa sudah selesai membersihkan tubuhnya. Karena udaranya cukup dingin runa memakai baju tidur warna pink lengan panjang berbahan wol yang bermotif kartun Donal duck.

***

Hendra yang baru datang dari kamar ikut duduk di samping istrinya tengah menonton drama negara ginseng di ruang keluarga. Matanya melihat barang asing di depannya.

" Ini apa sayang?" tanya Hendra pada istrinya tangannya membuka beberapa kantung kresek di atas meja.

" Wahh enak nih martabak." Hendra langsung membuka satu kotak martabak. Malam-malam gini memang enaknya makan martabak telor. Walaupun sudah sedikit dingin tapi tetap enak kok rasanya.

Belum sempat Laras menjawab suaminya itu sudah lebih dulu memakan makanan milik putrinya. Laras yakin setelah ini pasti putrinya itu akan ngambek.

" Ayahhh!" tuh kan baru juga Laras bilang.

Di tengah tangga runa melihat makanannya sudah di santap Hendra tanpa ijin. Ia buru-buru menghampiri ayah dan bundanya.

Uhuk

Uhuk

Hendra yang tengah menikmati martabak tersedak karena kaget mendengar teriakkan putrinya. Dengan cepat ia menyeruput minuman di depannya untuk meredakan tenggorokannya yang terasa pedas. Di bantu Laras yang mengusap-usap pundak suaminya.

" Bikin kaget aja kamu." ucap Hendra setelah reda.

" Kenapa ayah makan makanan runa ngga ijin!" omel runa berdecak pinggang menatap Hendra dengan wajah cemberut. Padahal niatnya ia ingin membuat status dulu malah sudah ambyar. Gagal sudah.

" Astaga baru juga satu pelit banget." cibir Hendra dengan santai kembali memakai martabaknya.

Mata runa melotot melihat ayahnya tidak ada rasa bersalah. Dengan kesal runa duduk di samping Hendra membuka bungkus sate. Lalu memakannya dengan raut yang tidak bersahabat. Laras menggelengkan kepalanya melihat kelakuan ayah dan anak itu. Perkara makanan saja ribut. Bapaknya yang tidak peka anaknya yang tidak mau kalah.

" Bunda kita makan berdua aja, ngga usah ajak-ajak ayah." ucap runa berpindah duduk di bawah dekat Laras agar lebih enak makanannya.

Hendra sama sekali tidak menggubris putrinya. Dengan santainya ia duduk bersila di atas sofa memegang satu kotak martabak yang sudah lebih dulu ia rampok dari runa. Setelah menghabiskan setengah martabak, Hendra dengan usil mengambil diam-diam sate yang sedang di makan runa dari belakang. Runa yang fokus menonton tv tidak sadar satenya sudah berkurang tiga tusuk. Laras mencubit lengan suaminya gemas. Tapi Hendra hanya menyengir lebar. Kegiatan itu terulang berulang kali.

Runa mengerutkan keningnya saat melihat ke bawah. kenapa satenya berkurang dengan cepat perasaan seingatnya ia baru memakannya beberapa tusuk saja tapi sekarang hanya tinggal sedikit. Tiba-tiba ada tangan besar dari belakang tubuhnya menarik satu tusuk satenya. Runa mengikuti kemana tangan itu pergi.

" Nyolong dosa!" sindir runa saat tau siapa pelakunya.

Hendra menghentikan tangannya yang hendak memasukkan sate ke mulutnya. Ia menampilkan gigi putihnya setelah ketahuan.

" Hehe enak dek." balas Hendra segera memakan satenya sebelum kembali di rebut putrinya. Jika tidak dengan cara ini mana mungkin putrinya itu mau membagi dengannya. Nasib-nasib punya anak satu pelitnya minta ampun.

Aslinya runa tidak masalah sih makanannya di makan. Tapi yang membuatnya kesal makanan itu sudah ayahnya makan sebelum ia pamer ke sahabatnya. Kalian juga kesel kan jika ada di posisi runa. Tapi ya sudahlah mau bagaimana lagi.

Namun ketegangan itu hanya sebentar saja. Hendra dan runa sudah kembali kompak saat menikmati drama lucu yang mereka tonton  bahkan runa sudah ngakak tidak tahan melihat drama bercampur komedi itu.

Suasana malam keluarga itu begitu hangat.  Canda, tawa yang terdengar begitu ringan di telinga.  Walaupun ada saja yang jadi perdebatan antara ayah dan putrinya sedangkan sang bunda hanya jadi penengah. Mereka kayaknya keluarga Cemara yang orang-orang impikan.

***

" Sayang bangun." Laras membuka tirai kamar putrinya agar cahaya masuk ke dalam. Sudah pukul enam tapi runa masih terlelap dalam tidurnya. Pasti ini karena semalam yang asik menonton drama bersama sampai lupa waktu.

" Hmm." guman runa menarik selimutnya menghindari cahaya yang menyilaukan matanya.

" Di bawah ada temen kamu itu." beritahu Laras duduk di pinggir ranjang mengusap kepala putrinya sayang.

" Bentar lagi nih, suruh Roy tunggu." ujar runa sedikit tidak jelas karena wajahnya menghadap ke bantal.

" Bukan Roy, tapi Abi."

" HAH APA BUN?" mata runa langsung terbuka lebar saat telinganya mendengar nama Abi. Kepalanya sedikit pusing karena bangun tiba-tiba. Tapi itu tidak penting yang lebih urgen adalah kenapa pacaran jadi-jadiannya itu berani-beraninya menjemputnya kesini sampai bertemu kedua orang tuanya lagi. Minta di geprek kayanya tuh orang.

" Itu loh Abi yang pas di rumah sakit jagain kamu. Anaknya om bumi dan Tante Dania."

" Udah cepetan sana kamu mandi, masa cewek kalah sama cowok yang udah dari tadi nungguin kamu." suruh Laras menyuruh putrinya agar bersiap-siap kasihan Abi menunggu lama.

Setelah laras keluar dari kamarnya, runa dongen ogah-ogahan berjalan ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Ya tuhan pagi-pagi hidupnya sudah di buat bete aja. Secepat kilat runa mandi dan gosok gigi. Lalu memakai seragamnya, mengambil tasnya tidak lupa mempoles sedikit wajahnya agar tidak pucat. Barulah ia turun ke bawah untuk melihat di mana keberadaan tamu tidak di undang itu.

DI tengah anak tangga runa menatap sinis Abi dan ayahnya yang terlihat sedang mengobrol santai sembari tertawa kecil di ruang makan. Tapi sepertinya yang berbicara lebih dominan ayahnya sih,  Abi hanya menanggapi sesekali terlihat ikut tersenyum. Runa menatap datar abi yang terlihat akrab dengan Hendra. Padahal mereka baru bertemu dua kali. Di depan orang tuanya udah kaya manusia normal. Tidak tahu saja ayahnya itu jika putrinya yang imut ini sering di ancam oleh cowok yang sedang dia ajak ngobrol itu.

Runa menarik napasnya memaksakan tersenyum sebelum ikut bergabung dengan mereka. Jangan sampai ayahnya curiga dengan dirinya yang sangat tidak menyukai anak sahabatnya itu. Bisa-bisa ia kena ultimatum jika bersikap tidak sopan dengan kenalan Hendra. Licik sekali pacarnya itu mendekati ayahnya lewat jalur dalam. Runa yakin jika Abi bukan anak sahabat ayahnya pasti sudah di tendang sampai ke pluto. Apalagi golok-golok Hendra akan siap bertempur dengan siapa saja yang tidak Hendra sukai. Dasar mencari kesempatan dalam kesempitan.

" Good morning." sapa runa mencium pipi Hendra dan Laras seperti biasanya. Ia menarik kursi di depan Abi sengaja enggan duduk di sampingnya.

" Morning to sayang." kompak Hendra dan Laras.

" Yang itu kok ngga di sapa?" goda Hendra menujuk Abi dengan dagunya.

" Wahh runa baru liat ada tamu di sini haha..." ucap runa pura-pura kaget menatap keberadaan Ab dengan tawa yang terdengar geli di telinga.

Krik

Krik

Garing banget sumpah.

Laras mencubit pinggang runa pelan. Ia tersenyum lembut menatap Abi takut tamunya itu tersinggung dengan perkataan putrinya.

" Ishh sakit bun." kaget runa mengusap bekas cubitan istri Hendra itu.

Hendra mencibir dalam hati. Masa badan segede gaban tidak terlihat. Hendra tau pasti kedua muda mudi itu memiliki hubungan tanpa sepengetahuannya. Tidak mungkin jika hanya teman mau menjemputnya sampai ke rumah. Apalagi berani menemui orang tua gadisnya. Untung Hendra sudah lama mengenal Abi jadi ia tidak masalah jika keduanya dekat. Toh ia juga tau bibit bebet dan bobot Abi dari keluarga yang baik-baik. Hanya saja semoga Abi ini tidak menuruni sifat gila sahabatnya itu. Lebih baik menuruni Dania yang terkenal lemah lembut.

" Ayok nak Abi di makan." tawar Laras mengajak Abi ikut sarapan pagi.

" Iya Tante makasih, tadi saya sudah sarapan di rumah." tolak Abi halus tersenyum tipis. Laras menganggukkan kepalanya sebagai respon.

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Jadi ingin jadi penulis.
Wattped Love: semangat kak buat nulisnya
total 1 replies
Daisy
Nuansa yang mendalam
Wattped Love: makasih kak 👋
total 1 replies
Quản trị viên
Endingnya bikin nagih.
Wattped Love: makasih kak👋
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!