Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ajak makan malam
Saat sedang fokus di depan komputer, Salsa di kejutkan dengan kedatangan Aditya. Salsa menatap tajam pada pria itu tak kala Aditya yang masuk begitu saja menurutnya, tapi dia tidak tahu bahwa Aditya sudah berkali kali mengetuk pintu ruangannya tapi sama sekali tak ada sahutan, di tatap seperti itu Aditya takut sebenarnya, tapi pria itu hanya bisa nyengir untuk menetralkan kegugupannya.
"bapak bisa nggak kalau masuk ruangan orang itu di ketuk dulu??" omel Salsa dengan wajah tak bersahabat.
"Sa, udah berkali kali aku ketuk tapi nggak ada sahutnya dari kamu, makanya aku masuk dari pada berjamur nunggu diluar!!" jawab Aditya memberi alasan.
"emang iya bapak ketuk??"
"iya, mau lihat cctv??" tantang Aditya, Salsa menggeleng, kemudian tersenyum tipis.
"selamat siang pak, ada perlu apa ya?" kembali ke sikap formal, Salsa sampai menunduk menyambut asisten pribadi bosnya itu.
"hmm, tuan Azka memanggil anda ke ruang kerjanya Bu!" Salsa memicingkan matanya sekilas, menatap ke arah Aditya seolah bertanya apa maksud dari panggilan bosnya itu.
"jangan bertanya, aku bukan cenayang, dan aku tidak tahu tujuannya apa!!" seolah memahami maksud tatapan Salsa, Aditya langsung menanggapi, kemudian keluar dari ruangan Salsa. Wanita itu mengekor dari belakang, hingga sampai di depan ruangan direktur, Aditya mempersilahkan Salsa masuk seorang diri, sementara dia kembali ke ruangan pribadinya.
"selamat siang pak!" sapa salsa sambil menunduk, Azka menoleh, tersenyum simpul ke arahnya.
"sini!!" dia berdiri dari kursi kebesarannya, berjalan menuju sofa. Salsa memperhatikan langkahnya, dia tidak berniat untuk ikut duduk di sofa bersama Azka. Seperti yang telah mereka sepakati, kalau di kantor keduanya harus bersikap formal layaknya bos dan sekertaris.
"kenapa bengong disitu, duduk disini!" sekali lagi Azka menepuk sofa di sampingnya, meminta Salsa untuk segera kesana.
"aku disini saja pak, bapak ada perlu apa?" tanya Salsa lagi masih memakai bahasa formalnya.
Menyadari hal itu, Azka menggeleng pelan sembari menarik sudut bibirnya. sekilas dia lupa dengan kesepakatan itu tadi. Kembali menatap Salsa, kali ini tatapannya persis tatapan sang bos ke sekertaris, datar dan otoriternya terpancar jelas.
"duduk disini, ini perintah dari bos!!" memanfaatkan kekuasaannya, Azka bahkan jauh punya kesempatan untuk itu. Sementara Salsa, dia membulatkan matanya tak percaya, bukan seperti ini yang dia maksud, tapi ya udahlah,, wanita itu terpaksa membawa langkahnya pelan, duduk di samping Azka.
"hmmm, begini baru bagus!!" senyum tipis pria itu kembali terangkat.
Tangan kekarnya sudah berada di belakang punggung Salsa, merangkul wanita itu.
"mommy datang ke kantor tadi!!" Azka mulai berbicara, Salsa tidak menanggapi, hendak bagaimana dia juga bingung menanggapinya.
"kenapa diam?" lanjut Azka memperhatikan Salsa lagi.
Wanita itu mendongak, "terus aku harusnya gimana?" jawab Salsa asal, Azka memijat pangkal hidungnya.
"ya harusnya kamu tanya, mommy mertua ngapain kesini, sayang.. Gitu!!" ujar Azka
Salsa membuang nafas kasar mendengarnya, sepertinya akhir akhir ini Azka telah menjelma seperti bocah saat di dekatnya, jiwa narsis pria itu kelewatan.
"kenapa aku harus tanya seperti itu, nyonya Airin kan memang sudah biasa datang kesini,,bahkan jauh saat pak Raka memimpin disini!" jawab Salsa yang seolah tahu betul, padahal dia bahkan belum genap dua tahun kerja disini, jelas tidak tahu tentang itu, sebab mommy Airin tidak pernah datang lagi semenjak suaminya pensiun, kecuali beberapa Minggu lalu saat mereka berdua dengan Azka di Bali.
"kamu tahu memangnya??" tanya Azka dengan nada ejekan.
"nggak juga, dengar cerita orang!" jawab Salsa cepat.
.
.
"hmm, sebenarnya mommy datang kesini ingin menemuiku.." kembali Azka bercerita, fokusnya kini tentang maksud kedatangan mommynya kesini.
"kan ingin menemui bapak, wajarlah, bapak kan memang anaknya!!" belum selesai Azka berbicara, Salsa sudah memotongnya dengan jawaban seperti itu, hingga Azka ingin sekali menyumpal bibir itu dengan ciuman panas.
"aku belum selesai bercerita Sa,, jangan memotong dulu, kalau kamu potong pembicaraanku maka kamu harus menerima hukuman!!" tutur Azka saking gemasnya dengan wanita itu.
"hmm, baiklah.. Silahkan di lanjut tuan muda Aditama!"
"mommy mengajakku untuk makan malam bersama nanti, dia juga bilang kalau aku harus mengajak gadis yang selama ini aku ceritakan padanya, bagaimana menurutmu??" sebenarnya bisa saja Azka langsung to the point, mengajak Salsa untuk datang makan malam bersama keluarganya nanti, tapi dia harus minta persetujuan wanita itu lebih dulu, dan harus menjelaskan agar Salsa tidak kaget.
"bapak cerita tentang aku??" Salsa memastikan.
"tentu saja, emang siapa lagi?? Tapi aku belum kasih tahu mommy bahwa wanita itu adalah kamu,, aku hanya mengatakan padanya bahwa dia kenal dengan kamu.." sambung Azka lagi, Salsa mengangguk angguk, jujur saja dia bingung, apalagi hubungannya dengan Azka begitu begitu saja, emang siapa dia sampai berhak untuk di mintai pendapat?
"sebentar, tapi bapak nggak lupa kan kalau hubungan kita belum sejauh itu,, jadi aku tidak berhak ikut!" Salsa kembali menyadarkan Azka, hingga pria itu berwajah masam.
Dia menoleh, memegang bahu Salsa dengan erat, pandangan matanya tajam seolah menghunus jantung wanita itu,
"bagi kamu belum, tapi bagi aku hubungan kita berdua sudah resmi, kamu milikku, kita bahkan sudah sangat dekat, semua ini milikku, tidak ada yang menyangkalnya, jika kamu sudah lupa, aku bersedia untuk mengingatkannya kembali!!" ujar Azka dengan nada berat, dia menekan gejolak dalam hatinya, panas sekali rasanya saat Salsa kembali berkata seperti itu, tidak penting dengan jawaban iya salsa sebenarnya, karena pada nyatanya Azka akan tetap masuk ke kehidupan wanita itu walau dia berusaha lari sekali pun.
Mendengar itu, Salsa bergegas berdiri dari sofa, dia menjauhkan dirinya, takut kalau Azka akan menyerangnya untuk kedua kali.
"kembali kesini, aku tidak akan menerkam mu!!"
"aku kembali ke ruanganku,, bapak tidak perlu mengajakku pergi makan malam,, lagi pula, Kenzo pasti tidak membiarkanku ikut!!" membawa bawa Kenzo, salsa membuat Alasan. Perlahan langkahnya berbalik, hendak membuka pintu tapi suara Azka kini menggema.
"coba saja keluar,, aku akan mengulangi hal seperti malam itu di depan banyak karyawan nanti, mau!!" ancaman Azka berhasil, dengan berat hati Salsa berbalik, wajahnya di tekuk sedemikian rupa, membawa langkahnya duduk di samping Azka.
"hmm, menurut lah!!" dia mengusap pucuk kepala Salsa, membawa wanita itu ke dalam dekapannya.
"kapan kamu meresmikan hubungan kita? sebenarnya itu tidak penting, kamu akan tetap jadi milikku walau tidak adanya jawaban seperti itu darimu.."
"jangan ngaco, "
"itu faktanya, sayang... Aku tidak akan membiarkanmu dengan siapapun, kamu milikku!!" dia mengecup kening Salsa, membuat wanita itu lagi lagi membulatkan matanya.
"hmmm, baiklah... Sekarang aku mau kembali bekerja,, waktuku sudah di buang percuma!" perlahan Salsa memindahkan tangan Azka, tapi mana bisa, pria itu sudah memeluknya erat.
"kamu belum menjawab, tentang makan malam, aku akan menjemputmu nanti malam, bilang sama Kenzo dan Rara, mereka berdua juga harus ikut!" ujar Azka. Salsa mengangguk begitu saja pada akhirnya, untuk lebih jelasnya, lihat nanti malam, apakah wanita itu akan tetap datang atau tidak.
Salsa benar benar kembali ke ruangannya, setelah banyak drama yang di ciptakan, Akhirnya Azka melepaskan pelukannya, membiarkan Salsa kembali bekerja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...