NovelToon NovelToon
Bayang Dibalik Jejak

Bayang Dibalik Jejak

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:567
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Deskripsi Novel: "Bayang di Balik Jejak"

Di kota kecil Rivermoor yang diselimuti kabut, sebuah rumah tua bernama Rumah Holloway menyimpan rahasia kelam yang tidak pernah terungkap. Sejak pembunuhan brutal bertahun-tahun lalu, rumah itu menjadi simbol ketakutan dan misteri. Ketika Detektif Elena Marsh, yang penuh ambisi dan bayangan masa lalu, ditugaskan untuk menyelidiki kembali kasus tersebut, dia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa.

Jejak-jejak misterius membawanya ke dalam jaringan ritual gelap dan pembunuhan berantai yang melibatkan seluruh kota. Setiap langkah yang diambilnya memperdalam keterlibatannya dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang pernah ia bayangkan. Namun, ancaman terbesar justru datang dari bayang-bayang yang tak kasatmata—dan nama Elena ada di daftar korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUNIA TANPA CAHAYA

Saat Elena melangkah melewati ambang pintu, dunia di sekitarnya berubah seketika. Udara menjadi lebih dingin, dan bau tanah basah menyeruak ke dalam hidungnya. Pemandangan yang terbentang di hadapannya adalah sebuah dunia yang jauh lebih gelap dari yang pernah dia bayangkan—sebuah dunia yang tampaknya terperangkap dalam malam yang tak pernah berakhir.

Tanah yang diinjaknya tampak kering dan rapuh, seolah-olah sudah lama tidak disentuh cahaya. Pohon-pohon besar dengan batang hitam dan daun-daun merah yang terkulai menggantung dari dahan mereka, memberikan kesan dunia ini sudah lama terlupakan. Suara-suara aneh terdengar dari kejauhan, suara derap kaki yang tak terlihat dan bisikan lembut yang datang dari tempat yang tak terjangkau.

Edward berdiri di sampingnya, matanya penuh kewaspadaan. "Ini… bukan tempat yang kita kenal."

Elena menatapnya, merasa ada ketegangan yang mengalir di udara. "Aku merasa ada sesuatu yang mengawasi kita."

Tiba-tiba, suara gemerisik terdengar dari arah kiri mereka. Tanpa peringatan, makhluk-makhluk gelap muncul dari bayang-bayang—seperti manusia, tetapi tubuh mereka tertutupi oleh kabut hitam yang bergerak-gerak, membuat mereka sulit dikenali.

Elena menghunus pedangnya, siap bertempur. Namun, salah satu makhluk itu melangkah maju, suaranya rendah dan menggema. "Tidak perlu takut, Elena. Kami tidak di sini untuk melawan."

Elena terkejut mendengar namanya disebut. "Siapa kamu?"

Makhluk itu tertawa pelan, dan kabut hitam yang menyelubunginya mulai menghilang, memperlihatkan wajah yang aneh—setengah manusia, setengah sesuatu yang lebih gelap. "Kami adalah penjaga dunia ini. Dunia yang terperangkap antara kegelapan dan cahaya."

---

Kisah Dunia Terlupakan

Makhluk itu melanjutkan, suaranya penuh kesedihan. "Kami adalah jiwa-jiwa yang terjebak dalam dunia yang terlarang. Kami tidak bisa pergi, dan kami tidak bisa kembali. Kami adalah hasil dari eksperimen yang gagal, eksperimen yang dilakukan oleh mereka yang mencari kekuatan lebih dari yang mereka bisa kendalikan."

Elena merasa jantungnya berdegup lebih kencang. "Maksudmu, dunia ini... bukan dunia asli?"

Penjaga dunia itu mengangguk. "Dunia ini adalah sebuah ciptaan. Sebuah penjara bagi mereka yang mencoba untuk mengubah takdir. Dan kini, dunia ini menjadi tempat yang mengikat semua jiwa yang tidak bisa berpulang."

Edward tampak terkejut. "Tapi, kami tidak tahu bahwa dunia ini ada!"

Makhluk itu tersenyum pahit. "Tidak ada yang tahu. Bahkan mereka yang menciptakannya pun lupa. Tapi kalian datang ke sini karena takdir kalian telah digariskan. Pedang itu—pedang yang kalian pegang—adalah kunci. Kunci yang bisa membuka kembali gerbang antara dunia ini dan dunia kalian."

---

Ritual Pembebasan

Elena menatap pedang di tangannya, merasakan beratnya bukan hanya karena logam, tetapi juga karena beban yang dibawanya. "Liam... apakah dia terjebak di sini?" tanyanya, suaranya bergetar.

Penjaga itu mengangguk, wajahnya penuh belas kasihan. "Liam adalah salah satu dari mereka yang telah terjebak di dunia ini, seperti banyak jiwa lainnya. Tetapi untuk membebaskannya, kalian harus mengorbankan sesuatu—sesuatu yang lebih dari sekadar tubuh atau jiwa. Pengorbanan yang sejati adalah pengorbanan hati."

Elena menggenggam pedangnya lebih erat. "Aku tidak peduli apa yang harus aku korbankan. Aku akan membawa Liam pulang."

Penjaga itu mengangkat tangannya, dan tiba-tiba bayangan-bayangan mengelilingi mereka. "Maka kalian harus siap menghadapi ujian terakhir. Tanpa ujian ini, dunia ini tidak akan membiarkan kalian pergi. Bahkan jika kalian berhasil, kalian harus memilih: meninggalkan dunia ini dengan hidup kalian utuh, atau membawa kembali Liam, tapi dengan harga yang lebih tinggi."

Edward berbisik, "Apakah kamu siap, Elena?"

Elena memandang pedangnya, lalu menatap dunia gelap di sekelilingnya. "Aku tidak punya pilihan."

---

Pertarungan Terakhir

Tiba-tiba, tanah di bawah mereka mulai bergetar. Pintu yang sebelumnya mereka lewati sekarang tertutup rapat, terkunci dengan kekuatan yang tidak terlihat. Langit di atas mereka gelap gulita, dan angin dingin berhembus, membawa bisikan-bisikan dari jauh. Bayangan-bayangan yang lebih besar dan lebih menakutkan mulai muncul dari tanah, menjulang tinggi, mengelilingi mereka.

"Ini adalah ujian terakhir," kata penjaga dunia itu. "Hanya satu yang dapat bertahan."

Tanpa peringatan, bayangan-bayangan itu menyerang, menerkam Elena dan Edward dengan kecepatan luar biasa. Pedang Elena menyala terang, menebas setiap bayangan yang mendekat, namun setiap kali ia melukai satu, yang lain muncul untuk menggantikannya. Elena merasakan tubuhnya lelah, setiap gerakan menjadi semakin berat.

"Tidak ada jalan kembali," kata Edward dengan suara penuh tekad, membantu Elena melawan bayangan-bayangan itu. "Kita harus bertahan!"

Elena tahu Edward benar. Mereka tidak punya waktu. Setiap detik yang berlalu semakin mendekatkan mereka pada kegagalan. Ketika bayangan terakhir menyerang dengan kekuatan penuh, Elena merasakan kekuatan pedangnya semakin lemah. Dalam keputusasaannya, dia berteriak, "Liam! Aku datang untukmu!"

Tiba-tiba, pedang itu bersinar dengan cahaya yang lebih terang dari sebelumnya, memancarkan energi yang luar biasa. Bayangan-bayangan itu terhenti, seolah-olah mereka terikat pada cahaya itu. Di dalam cahaya itu, Elena bisa melihat sosok Liam, berdiri dengan wajah penuh harapan, meskipun dalam bentuk bayangan.

"Liam, aku tidak akan meninggalkanmu!" Elena berteriak, lalu mendorong pedang itu ke tengah cahaya.

---

Pengorbanan yang Sejati

Cahaya itu membesar, menghisap segala sesuatu di sekitarnya. Elena merasakan tubuhnya terangkat, dan seiring dengan itu, dia merasakan sebuah rasa sakit yang mendalam—sakit yang berasal dari dalam hatinya. Dengan satu dorongan terakhir, dia menghunjamkan pedangnya lebih dalam. Bayangan-bayangan itu hancur, dan dengan sekejap, dunia gelap itu mulai retak.

Namun, sebelum semuanya hilang, Elena mendengar suara Liam sekali lagi. "Terima kasih, Elena."

Dengan suara lembut itu, semuanya menghilang. Dunia gelap, bayangan-bayangan, dan penjaga itu—semua lenyap. Yang tersisa hanya Elena, terjatuh di tanah, dengan pedang di sampingnya dan dunia yang mulai kembali terang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!