Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ini awal
Julya tiba di depan unit apartemen si pengirim pesan dan belum juga menekan bel, pintu apartemen sudah terbuka. Sebelum masuk Julya melihat kelangit-langit terlebih dahulu, untuk memastikan sesuatu, dan benar dugaannya, ada cctv disana.
Julya mulai masuk dan tanpa dia duga, seseorang yang tidak dia kenal, langsung memeluknya dari belakang.
Julya yang panik langsung menyikut, si pemeluk, dengan kuat, dan berhasil, laki-laki yang memeluknya langsung melepaskan Julya.
"Wah wah, ternyata jago bela diri." ucap Radit si pengirim pesan, memuji kemampuan bela diri Julya, dan dia berucap sambil menahan rasa sakit diarea perutnya.
"Pak Radit" kaget Julya saat melihat dengan mata kepalanya, jika yang ada dihadapannya adalah Radit sang bos.
"Hem, iya ini aku, bagai mana, apa kau ingin aku peluk lagi?"
Pertanyaan macam apa pikir Julya, "Gil*" guman Julya.
"Pak maaf, saya tidak ingin berbasa basi, jadi apa yang anda inginkan dari saya?" ucap Julya yang saat ini masih belum sadar jika foto-foto itu disebar maka bukan hanya dia yang hancur Radit pun sama akan hancur dan lebih parah pastinya.
"Jangan tergesa-gesa, lebih baik kita bicara di sana?" ucap Radit sambil menunjuk kearah meja makan, yang penuh dengan berbagai makanan.
Julya melihat sejenak kearah meja makan. bingung, aneh dan banyak lagi pertanyaan dalam benak Julya yang tidak bisa dia utarakan.
"Maaf pak, saya tidak mungkin berada disini, terlalu lama." Akhirnya ucapan itu yang keluar dari mulut Julya, agar cepat keluar dari situasi yang amat sangat membahayakan dirinya.
"Kenapa?"
"Tidak nyaman dan tidak suka." ucap Julya yang langsung mengutarakan ketidak nyamannya juga ketidak sukaannya, terserah setelah ini akan di pecat atau tidak dari perusahaan, yang jelas yang ingin dia lakukan adalah menghapus foto dirinya yang dimiliki Radit.
"Serius???"
"Ya, jadi katakan apa tujuan anda menyuruh saya datang kemari??"
"Untuk itu" ucap Radit yang kembali menunjuk mejamakan.
"Maksud bapa bapa mengancam saya dengan foto-foto itu hanya agar saya mau makan malam, bersama bapa. begitu maksudnya?"
"Hem, jadi ayo!" ucap Radit sambil mempersilahkan Julya untuk segera ke meja makan.
"Maaf pak. saya sudah makan." tolak Julya.
"Oh sudah makan ternyata, tapi seingatku. kamu biasanya makan malam lima belas menit lagi dari sekarang." Radit berkata demikian karena tahu jadwal makan malam Julya.
Julya menatap Radit bingung, bertanya-tanya kenapa Radit bisa tahu jadwal makan malamnya "Bapak tahu dari mana?" Akhirnya Julya mempertanyakannya juga.
"Tidak penting tahu dari mana yang jelas sekarang kita harus makan. aku lapar, oh atau kau saja yang ku makan?"
"Heh?"
"Jadi?" ucap Radit sambil menaikan sebelah alisnya mempertanyakan pilihan julya dan Julya yang tidak mungkin mau dimakan bos gendutnya tentu dengan cepat melangkah menuju meja makan.
"Untung kursinya kokoh, jika tidak sudah pasti patah." Radit berucap seperti itu karena melihat Julya yang mendudukan tubuhnya dengan kasar dan penuh tenaga.
Radit mengambilkan makanan untuk Julya, tanpa bertanya makan mana yang ingin di makan Julya, dan setelah makanan tersebut berada dihadapan Julya. Julya menatap makanannya penuh dengan tanda tanya. "Ini kebetulan? atau memang dia tahu makanan kesukaanku?" Batin Julya.
"Ada apa?" tanya radit yang melihat dengan jelas kebingungan Julya.
"Apa ini kebetulan?" tanya Julya sambil menatap piring yang penuh dengan makanan, dan Radit yang mengerti maksud ucapan Julya tanpa fi penjelasan pun langsung berkata "Tidak, aku tahu makanan kesukaanmu."
"Sejak kapan?" Sungguh Julya ingin tahu sejak kapan Radit mengetahui segala tentang dirinya.
"Em... lupa yang jelas sudah lama." ucap radit mengakhiri pembicaraan mereka karena setelahnya mereka langsung makan.
"Moga setiap malam kita seperti ini." ucap Radit yang telah selesai dengan makan nya.
"Tidak, ini pertama dan terakhir bagi kita."
"No. ini awal Julya, dan aku pastikan jika esok atau lusa kita akan seperti ini. setiap malam di sini, di apartemenku."
"Gila." ucap Julya beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana?"
"Was tapel cuci tangan. Ingin pulang. karena sudah selesai makan malam." ucap Julya panjang lebar, sekaligus memberitahu langkah yang akan dia ambil setelahnya.
Julya yang sudah cuci tangan, langsung menuju pintu keluar apartemen Radit, dan sebelum keluar Radit berkata, "Sampai jumpa besok, dan aku pastikan besok malam kita akan makan malam bersama lagi."
"Tidak akan. Terserah Foto-foto itu mau bapak sebar atau tidak, karena saya yakin bapak tidak akan melakukannya." ucap Julya yakin 100%, karena sekarang dia sudah sadar, jika foto-foto itu disebar maka yang hancur bukan hanya dirinya, Radit pun akan sama hancurnya, dan tanpa menunggu jawaban Radit, Julya langsung berlalu meninggalkan apartemen Radit.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏