Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 - Tidak Karuan
Ternyata bukan hal yang mudah bagi Steve untuk melewati malam ini. Awalnya dia memang coba untulkp menutup mata dan ikut tidur juga, tapi ternyata saat matanya terpejam seperti itu Steve malah jadi membayangkan yang tidak-tidak.
Pikirannya terlalu liar menjelajah kemana-mana. membuatnya jadi kesulitan untuk terlelap.
Steve jadi gelisah.
Jadi mau tidak mau dia pun akhirnya membuka mata dan melihat dengan jelas tubuh Nadia yang saat ini ada di sampingnya.
Nadia tidur memunggungi dia, lekuk tubuh wanita itu terlihat jelas di antara cahaya temaram kamar ini.
Hasrat yang ada di dalam dirinya seketika terasa lebih menguasai dibandingkan akal sehat.
Lantas tanpa banyak berpikir lagi, Steve pun mengalihkan guling yang jadi pembatas di antara mereka berdua. Dia pun dengan cepat membawa tubuh Nadia masuk ke dalam dekapannya.
Posisi seperti ini terasa lebih menenangkan baginya daripada tanpa sentuhan sedikitpun.
Dan Nadia yang hari ini merasa begitu lelah pun tidak terasa saat Steve memeluknya dari belakang. Dia tetap tidur lelap, merasa begitu nyaman di alam bawah sadarnya.
Nadia tidak tahu saat Steve berulang kali menciumi pundaknya dengan lembut.
Hanya saat pagi ketika Nadia membuka matanya lebih dulu dari Steve, dia tersentak kaget ketika mengetahui ternyata Steve memeluknya.
Astaga ya Tuhan, kenapa jadi begini. Batin Nadia, jadi cemas sendiri.
Mulut Nadia bahkan sampai menganga saat dia merasakan sesuatu di bawah sana, sesuatu yang terasa menonjol mengenai pahanya.
Dengan perlahan Nadia coba untuk melepaskan diri dari pelukan ini, tapi pergerakannya yang kecil itu sudah berhasil membuat Steve jadi bangun.
Lalu memeluk Nadia semakin erat.
"Tuan_"
"Jangan panggil aku Tuan Nad."
"Jangan begini Steve."
"Sebentar saja. Hari ini aku akan buat pria itu menandatangani surat cerainya denganmu. Kamu tidak perlu lakukan apapun, pagi ini antar Zayn ke sekolah lalu pulang ke rumah, ya?" terang Steve panjang lebar.
Sebuah penjelasan yang langsung saja membuat hati Nadia jadi tenang, jadi hilang semua kegundahan yang ada di dalam hatinya.
Steve, sudah berulang kali menunjukkan keseriusannya padaku. Bahkan dia pun selalu mengingat tentang Zayn.
*Bukan tentang aku saja.
Kamu jangan begini Nad, jangan terus menghindari dia. Cobalah untuk membuka hati dan menerima semuanya.
Jangan takut, jangan ada trauma.
Jika suatu saat nanti Steve memperlakukannya sama seperti apa yang dilakukan Aslan pada mu, kamu hanya cukup bangkit lagi*.
Nadia jadi sibuk sendiri dengan pikirannya.
Antara takut dan tak ingin membuat Steve merasa diabaikan.
dan diantara semua kebimbangannya itu, Nadia coba untuk memutar tubuh dan menghadap ke arah Steve.
Memberanikan diri untuk membalas tatapan pria ini.
Tatapan yang begitu intim, diantara dua manusia dewasa. Yang sama-sama merindukan sebuah sentuhan hangat.
Nadia diam saja saat Steve membelai lembut wajahnya, Nadia bahkan tidak menghindar saat Steve mengikis jarak, mencium bibirnya dengan lembut.
Nadia juga menutup kedua matanya, sedikit membuka bibir dan coba membalas ciuman itu.
Pagi ini mereka melangkah dengan cepat menciptakan hubungan yang lebih dekat. Tak ada lagi jarak saat ciuman itu akhirnya berbalas. Menaut sampai begitu dalam. Sampai terasa saling bertukar saliva.
Nadia telah lama tidak melakukan dengan Alsan, dan kini saat dia melakukannya dengan Steve rasanya seluruh tubuhnya jadi berdesir.
Hatinya berdebar tidak karuan.