NovelToon NovelToon
PELANGI CINTA BAGASKARA

PELANGI CINTA BAGASKARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: julieta

Di usianya ke 32 tahun, Bagaskara baru merasakan jatuh cita untuk pertama kalinya dengan seorang gadis yang tak sengaja di temuinya didalam kereta.
Koper yang tertukar merupakan salah satu musibah yang membuat hubungan keduanya menjadi dekat.
Dukungan penuh keluarga dan orang terdekat membuat langkah Bagaskara untuk mengapai cinta pertamanya menjadi lebih mudah.
Permasalahan demi permasalahan yang muncul akibat kecemburuan para wanita yang tak rela Bagaskara dimiliki oleh wanita lain justru membuat hubungan cintanya semakin berkembang hingga satu kebenaran mengenai sosok keluarga yang selama ini disembunyikan oleh kekasihnya menjadi ancaman.
Keluarga sang kekasih sangat membenci seorang tentara, khususnya polisi sementara fakta yang ada kakek Bagaskara adalah pensiunan jenderal dan dirinya sendiri adalah seorang polisi.
Mampukah Bagaskara bertahan dalam badai cinta yang menerpanya dan mendapatkan restu...
Rasa nano-nano dalam cinta pertama tersaji dalam cerita ini.
HAPPY READING.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU KEMBALI

Satu minggu telah berlalu,

Bagaskara dan Audry sama sekali tak menghubungi satu dengan yang lain akibat kesibukan mereka masing-masing.

Audry cukup sibuk dengan berbagai masalah penggelapan dana dibeberapa proyek yang mengharuskannya kerja lembur setiap hari.

Begitu juga dengan Bagaskara yang sibuk melakukan pengamanan para kepala negara yang saat ini sedang melakukan rapat di istana negara.

Selain melakukan pengamanan diistana negara, maraknya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menentang kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah juga membuat Bagaskara tak memiliki waktu untuk memikirkan masalah pribadinya sendiri.

“Langsung pulang ndan ?”, tanya Rafie, rekan Bagaskara yang juga turun mengamankan jalannya aksi demo mahasiswa yang sempat ricuh hari ini dengan wajah lelah.

“Mampir ke coffe shop dulu sebelum pulang.Kamu mau ikut ?”, Bagaskara mencoba  menawarkan kopi kepada rekannya tersebut agar semangatnya tumbuh lagi sambil memakai jaket kulit untuk menyamarkan seragam yang dipakainya.

“Skip dulu. Aku mau langsung ke markas untuk laporan”, ujarnya dan langsung menstater motor trailnya, meninggalkan Bagaskara yang juga kini telah memasang helm sebelum dia juga ikut pergi, menyusuri jalanan ibukota yang padat merayap malam ini.

Audry yang merasa kepalanya sedikit pening setelah melakukan lembur, memarkir sejenak mobilnya dipinggir jalan dan masuk kedalam sebuah coffe shop untuk membeli ice coffee dan satu slice cake manis untuk  mengembalikan tenaganya yang terkuras habis.

Didalam coffe shop, Bagaskara yang baru saja mengambil kopi pesanannya merasa bahagia melihat gadis yang selama satu minggu ini sangat dirindukannya memasuki toko.

“Bruk”, Bagaskara sengaja menabrak pundak Audry hingga membuat gadis yang semula fokus pada layar ponselnya menoleh dan secara otomatis tersenyum menyapanya setelah melihat siapa yang baru saja menabraknya.

“Mas Bagas”, sapanya ramah.

“Maaf mbak nggak sengaja...eh, Audry”, ucap Bagaskara pura-pura terkejut.

Ekpresi Bagaskara yang terkesan sangat natural tak membuat Audry merasa curiga sehingga diapun bersikap ramah kepada pria yang memiliki kesan baik tersebut tanpa tahu jika pria dihadapannya sedang modus.

“Baru pulang kerja ya, kok malam banget?”, tanya Bagaskara terlihat sedikit khawatir.

“Iya mas, habis lembur”, jawab Audry sambil tersenyum manis, membuat hati Bagaskara meleleh dibuatnya.

“Oya mas, aku pesan kopi dulu ya”, ujar Audry yang melihat jika antrian didepannya telah selesai.

Bagaskara yang tak ingin menghalangi aktivitas Audry pun mempersilahkan gadis itu  memesan kopi sementara dirinya berdiri disamping, menatap gadis yang membuat jantungnya berdebar dengan cepat setiap kali mereka berdekatan.

“Mau nongkrong dulu disini ?”, tanya Bagaskara melihat Audry memesan satu slice cake tiramisu dikasir.

“Iya mas, sambil nungu jalanan sedikit terurai”, ujarnya yang mengarahkan dagu ke jalan diluar coffe shop yang tampak padat merayap.

Bagi Audry, pulang agak sedikit malam tidak apa dibandingkan dia harus terjebak kemacetan dijalan raya yang kadang membuatnya semakin stress.

Bagaskara mengikuti langkah Audry untuk duduk disudut ruangan yang sedikit lenggang agar bisa menikmati kopi dengan tenang.

Keduanya duduk berhadapan sambil menikmati kopi yang mereka beli sambil berbincang ringan, mengenai berbagai macam hal secara random.

Selain cantik dan cerdas, Audry ternyata juga merupakan gadis yang enak diajak ngobrol, sehingga percakapan diantara keduanya mengalir begitu saja, tanpa ada kecanggungan seperti yang selama ini terjadi jika dia ngobrol dengan cewek.

“Jadi masnya ini polisi. Tugas dimana ”, tanya Audry sambil  menyuapkan potongan terakhir kue tiramisu dihadapannya.

Begitu Bagaskara menyebutkan tempat tugasnya, seketika mata Audry membulat terkejut “Deket dengan apartemenku dong”, ujarnya.

“Benarkah....wah pas sekali”, ujar Bagaskara senang.

Bagaskara merasa jika pertemuannya dengan Audry tanpa sengaja berawal dari koper yang tertukar mungkin pertanda jika mereka berjodoh.

Bukan hanya bertemu dalam moment yang pas, kini tempat tugasnya dengan apartemen gadis tersebut juga bersebelahan membuatnya semakin yakin jika Aydry adalah jodoh yang Tuhan berikan sebagai jawaban atas doa yang dipanjatkan oleh kedua orang tuanya selama ini.

Dari obrolan tersebut Bagaskara pada akhirnya mengetahui pekerjaan dan dimana tempat Audry bekerja sehingga menambah referensinya mengenai gadis cantik yang mengetarkan hatinya tersebut.

Tak jarang keduanya tertawa lepas begitu ada percakapan yang sekiranya lucu bagi keduanya hingga wajah Audry berubah  merah padam menahan malu ketika Bagaskara menceritakan jika sang adik sempat membuka koper milik Audry hingga insiden underware miliknya menghebohkan keluarganya.

“Benaran mas, Resti memperlihatkan underware milikku didepan orang tuamu”, tanya Audry terkejut.

Melihat Bagaskara mengangguk membuat Audry langsung menutup mukanya dengan dua tangannya karena malu.

“Pada awalnya mereka merasa jika kamu adalah kekasihku sehingga mereka sangat penasaran denganmu dan memperlakukanmu terlalu berlebihan seperti itu. Sorry ya, jika penyambutan keluargaku membuatmu merasa tak nyaman ”, penjelasan yang diberikan oleh Bagaskara membuat Audry pada akhirnya paham kenapa keluarga Purnomo begitu semangat menyambutnya.

Audry yang entah kenapa menjadi kepo setelah mendengar ucapan Bagaskara pun menatapnya penuh selidik “Memang mas nggak pernah bawa pacar mas ke rumah ?”.

Bagaskara hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Audry membuat gadis mengernyitkan kening heran.

“Kenapa ?”, tanyanya dengan nada semakin penasaran.

“Karena aku nggak punya pacar dan nggak pernah pacaran”, ucap Bagaskara dalam satu tarikan nafas.

“Masa sih...kok aku nggak percaya ya dengan jawaban mas Bagas”, ujar Audry sambil memicingkan matanya ragu.

"Beneran...aku tuh sama sekali nggak pernah pacaran karena memang selama ini belum ada gadsi yang membuatku tertarik "jawab Bagaskara lugas.

Melihat Audry yang masih tampak mencurigainya, Bagaskara pun memberanikan diri “Kamu mau nggak jadi pacarku ?”, tanyanya to the point.

Audry sangat terkejut akan ucapan Bagaskar yang tiba-tiba memintanya untuk menjadi kekasihnya.

Namun setelah mencerna ucapan Bagaskara dengan baik, Audry pun tertawa terpingkal-pingkal karena mengira jika lelaki tersebut sedang membuat lelucon meski apa yang dia lontarkan nggak banget untuk dibuat bahan candaan.

“Aku nggak nyangka orang seperti mas Bagas bisa melontarkan candaan seperti ini”, batinnya sedikit heran.

Bagaskara tampak kesal melihat Audry tak berhenti mentertawakannya, padahal dia sudah memberanikan diri untuk mengatakan hal tersebut merasa malu dan sedikit kesal.

Melihat wajah Bagaskara yang terus ditekuk sedari tadi membuat Audry pun menghentikan tawanya sambil mengusap airmata yang muncul disudut matanya.

“Maaf...maaf...aku reflex tadi”, ucapnya penuh penyesalan.

Melihat Bagaskara masih merajuk, Audry pun berusaha untuk membujuknya agar kembali ceria seperti sebelumnya.

“Habisnya mas Bagas lucu banget, masa ngajak cewek pacaran kaya nawarin kacang goreng aja. Nggak ada romantis-romantisnya”, ujar Audry asal njeplak.

Bagaskara yang mendengar ucapan Audry hanya bisa terdiam dan merasa jika apa yang Audry ucapkan benar adanya.

“Mungkin memang aku yang sangat terbutu-buru. Syukurlah, jika dia tadi hanya menganggapnya sebagai candaan semata”, batin Bagaskara merasa lega.

Malam semakin larut namun kemacetan di jalan raya belum terurai sepenuhnya membuat Audry hanya bisa menghela nafas dalam beberapa kali.

Bagaskara yang tanggap pun segera menghubungi rekannya yang kebetulan memiliki rumah di tempat yang tak jauh dari coffee shop dimana keduanya berada sekarang.

“Bagaimana jika pulang ke apartemen bareng aku aja. Kebetulan aku tinggal diasrama”, Bagaskara mencoba menawarkan solusi kepada Audry mengingat jika jarum jam sudah menunjuk angka sebelas malam.

“Lalu mobilku bagaimana ?”, ucapnya sedikit ragu.

“Mobilmu, biar dibawa temanku yang sebentar lagi tiba”, ujar Bagaskara menjelaskan agar keraguan Audry untuk pulang bersamanya sirna.

Audry tampak menimbang penawaran yang diberikan oleh Bagaskara sebelum pada akhirnya menjawab “Ok. Aku pulang bareng mas aja”, ujarnya memutuskan.

Bagaskara tentu saja sangat senang karena ajakannya diterima oleh Audry dan dengan ini maka pendekatan yang akan dilakukannya pun semakin mudah.

1
Mak mak doyan novel
kok jadi horor sih
Mak mak doyan novel
nunggu lanjutannya
Mak mak doyan novel
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!