NovelToon NovelToon
TEENAGER : 4 Gadis Remaja

TEENAGER : 4 Gadis Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Blackpink / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: oreonaaa

Raya, Jenny, Nabilla, dan Zaidan. Keempat gadis yang di sangat berpengaruh di salah satu sekolah favorit satu kota atau bisa dibilang most wanted SMA Wijayakusuma.

Selain itu mereka juga di kelilingi empat lelaki tampan yang sama berpengaruh seperti mereka. Karvian, Agam, Haiden, dan Dio.

Atau bagi anak SMAWI mereka memanggil kedelapannya adalah Spooky yang artinya seram. Karena mereka memiliki jabatan yang tinggi di sekolahnya.

Tentu hidup tanpa musuh seakan-akan tidak sempurna. Mereka pun memiliki musuh dari sekolah lain dimana sekolah tersebut satu yayasan sama dengan mereka. Hanya logo sekolah yang membedakan dari kedua sekolah tersebut.

SMA Rajawali dan musuh mereka adalah Geng besar di kotanya yaitu Swart. Reza, Kris, Aldeo, dan Nathan. Empat inti dari geng Swart dan most wanted SMAJA.

Selain itu ada Kayla, Silfi, Adel, dan Sella yang selalu mencari ribut setiap hari kepada keempat gadis dari SMAWI.

Dan bagaimana jika tiba-tiba SMAJA dipindahkan ke sekolah SMAWI?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oreonaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 : Musuh Swart Datang

“Dari mana aja Lo?” Tanya Kris saat Aldeo baru datang ke markas anak geng Rajawali, Swart.

Swart adalah geng anak remaja yang sudah tidak asing bagi masyarakat sekitar. Bukan hanya anak dari sekolah Rajawali saja tetapi dari sekolah lain yang memiliki masalah serupa dengan musuh Swart. Permusuhan ini sudah turun temurun sejak generasi angkatan tahun 14. Dan terus memanjang permasalahan yang ada seiring berganti sang ketua, yang terdiri dari 100 anak lebih dan 4 inti Swart.

Entah sebuah takdir atau memang ada seorang dalang yang membuat kedua sekolah itu menjadi musuh bebuyutan. Pasti dari ketua mereka memiliki ke kaitan permasalahan satu sama lain. Yang membuat permusuhan mereka sangat kental.

Musuh bagi anak Rajawali lebih tepatnya anak geng Swart adalah SMA Wijayakusuma. Ya di mana ada kumpulan geng yang bernama Spooky. Spooky bukan geng besar seperti Swart. Karena nama Spooky adalah sebuah julukan yang tersemat jika mereka primadona yang telah dipilih oleh para siswa siswi SMA Wijayakusuma.

Kata Swart dari bahasa Prancis dan jika di bahasa Indonesia-kan berarti Hitam. Sedangkan Spooky jika di bahasa Indonesia-kan adalah Menyeramkan. Kedua kombinasi yang saling bertolak belakang.

“Kepoo....” Balas Aldeo dengan nada jenaka sembari berjalan menuju ke sofa dan beristirahat disana.

Decak Kris dan tidak memedulikan Aldeo. Ia kembali fokus akan ponselnya. Ah, sedikit info bahwa markas Swart tepat di belakang sekolah Rajawali.

“Reza mana?” Tanya Aldeo pada Nathan saat matanya menelusuri markas yang hanya ada mereka bertiga serta sebagian anak Swart.

Nathan menoleh sebentar sebelum kembali memfokuskan pada game di ponselnya. “Gak tahu, tadi katanya mau keluar sebentar.”

Aldeo mengangguk. Kepalanya sedikit terasa pening. Berniat istirahat di sini tetapi tidak mungkin. Takutnya akan membuatnya tambah pening karena ramai.

“Lo pada tau berita tentang anak SMK 41 yang mau nyerang SMA Wijayakusuma?” Tanya Nathan. Mem-pause gamenya dan menaruh ponselnya di sebelahnya.

“Lah emang iya?” Kris mengernyit.

Nathan mengangguk, “Iya, tapi belum tahu bener apa enggak?”

Aldeo berdehem, “SMK 41? Yang anaknya suka cari gara-gara tu? Yang kemarin main keroyok sama anak kelas 10?”

Nathan kembali mengangguk dengan mantap, “Sip bener bangetttt! Kayaknya selain SMK 41 yang gak suka sama kita, mereka juga gak suka sama SMA Wijayakusuma. Bener gak sih?”

“Kalau firasat gue, karena kita di SMA Wijayakusuma jadi mereka pengen nyerang disana. Lebih tepatnya pengen ngerusak citra anak Rajawali.” Ujar Kris, memberi pendapat dengan nada santai.

“Iya jug—“

Brak!

Seisi markas terlonjak karena seseorang membuka pintu dengan keras serta melempar helm dengan kasar.

“Weh! Bro kenapa?” Tanya Aldeo.

Ternyata sang pelaku adalah Reza, yang memasang wajah menahan amarah.

“SMK 41.” Ujar Reza datar dengan nafas memburu.

Aldeo serta Nathan mengernyit tidak paham. “SMK 41 kenapa?” Tanya Nathan dengan tatapan polos.

Kris melempar bantal sofa ke arah Nathan dan tepat mengenai wajah mulus milik Nathan. “Goblok, baru aja dibahas.”

“Ya santai dong!” Balas Nathan nyolot.

“Bi.sa.se.ri.us?” Ujar Reza menekan kalimatnya.

Nathan menatap tajam Kris. Tidak berani ia berbicara kalau masih ingin hidup sedangkan Aldeo tertawa tanpa suara.

Kris memutar bola matanya malas, “SMK 41 udah nyerang?” Tanya Kris.

Reza menggeleng, “Gue ketemu tadi di persimpangan jalan Mawar dua dan,” Reza menyerahkan ponselnya yang sudah terbuka menunjukkan isi chat.

Flashback

Reza tidak berniat untuk membolos jika saja ia tidak menerima pesan dari nomor asing yang dapat memicu darah tinggi.

“Pak, saya izin ke kamar mandi.” Kata Reza sedikit berteriak dan mengacungkan tangannya.

Pak Irwan a.k.a guru Fisika ini menoleh ke belakang, memberhentikan acara menulis di papan tulis. Sedikit menaikkan kaca matanya saat menatap Reza. Mengangguk sebagai respons setelah itu kembali memfokuskan untuk menulis dipapan tulis.

Reza langsung saja keluar dari kelas, sedikit berlari menuju luar sekolah. Ingin menghubungi teman-temannya yang berada di markas tetapi akan memakan waktu yang sangat banyak.

Memasang helm full face nya, Reza dengan cepat mencap gas motor dan melaju dengan kecepatan tinggi.

Jalan Melati dua tepat di persimpangan. Seseorang yang tidak dikenal oleh Reza meminta ia untuk mendatangi jalan itu dengan akhir pesan sebuah kode angka yang hanya anak gangster yang tahu. Angka tersebut adalah 58.

Setibanya di lokasi, di sana sudah terdapat banyak anak remaja berbeda seragam dengannya. Anak SMK 41, se-gerombolan anak-anak toxic yang suka cari gara-gara sama sekolah lain yang bernama geng Sparrow. Geng sejuta musuh.

“Gue kira Lo takut.”

Gabriel Diandra, ketua geng dari Sparrow. Ketua tertua karena Gabriel sudah alumni anak SMK 41 dan ia tetap menyandang ketua geng Sparrow yang sekarang anggotanya juga sudah banyak. Bahkan hampir setara dengan Swart. Gabriel sekarang pun sudah berkuliah di Fakultas Teknik semester 3.

“Kaca punya?”

Dua kata keluar dari mulut Reza yang memiliki makna sangat pedas mampu menyulutkan emosi seorang Gabriel yang dikenal emosional dan temperamental.

Tapi di hadapan Reza Raditya Prayoga musuh bebuyutannya ini Gabriel mencoba untuk tidak ke makan emosi dan menghancurkan misinya.

Laki-laki yang tingginya lebih dari Reza ini tersenyum miring serta menganggukkan kepalanya santai.

“Gak usah banyak basa basi, Lo ngapain nge-chat gue?!” Tanya Reza dengan tatapan tajamnya.

Gabriel tertawa pelan di jok motornya. Ya, ia masih duduk di motor sport nya di saat Reza berdiri di depannya.

“Gak penting juga, Cuma mau bilang nanti gue bakal kasih hadiah buat Lo.” Balas Gabriel.

Reza menatap tajam dengan wajah datar dan berputar arah menuju ke motornya sembari bergumam yang masih dapat di dengar oleh Gabriel serta antek-anteknya.

“Gak.guna.”

“DAN HADIAH ITU SENDIRI, TERIMA GAK TERIMA LO HARUS TERIMA!” Teriak Gabriel karena jarak Reza dengan dirinya sekarang terpaut jauh.

Reza tetap berjalan tanpa menghiraukan teriakan dari Gabriel. Sungguh kalau tidak ingat laki-laki itu membawa antek-anteknya dan jalan ini mempunyai cctv yang ketat maka dengan senang hati Reza akan menghancurkan wajah rupawan Gabriel. Sampai di mana ucapan laki-laki itu yang kali ini mampu memberhentikan langkahnya.

“KARENA GUE GAK BAKAL MELEPASKAN SESEORANG YANG UDAH GUE PEGANG! REZA GUE BAKAL NGAJARIN LO RASA SAKIT HATI. BUKAN SAKIT HATI BIASA TAPI DIMANA HATI LO BAKAL HANCUR SEHANCUR-HANCURNYA! INGAT ITU REZA RADITYA PRAYOGA!!”

Deg.

“DAN GUE GAK MAIN-MAIN SAMA UCAPAN GUE. TUNGGUIN AJA!”

Flashback off

“Sekarang kita harus hati-hati karena kita gak tau kapan anak SMK 41 bakal nyerang.” Interupsi Kris selaku wakil ketua.

Sekarang mereka sedang rapat. Rapat besar-besaran di mana semua anggota full datang ke markas Swart. Untung markas bukan hanya sekedar markas. Rumah mewah yang disulap menjadi markas anak Swart yang isinya sejibun.

Reza sudah menceritakan semuanya tanpa di ubah atau dikurangi hanya bagian kalimat ambigu yang hanya ia serta laki-laki itu tahu, tidak ia ucapkan.

“Bos, gimana kalau kita minta bantuan sama anak Wijayakusuma ju—“

“HEH! MAKSUD LO APA?”

Ucapan anak Swart dari SMA Garis Dua terpotong oleh anak Swart Rajawali. Karena mereka masih menggunakan seragam dari sekolah masing-masing. Ya mereka membolos saat Reza memberi pesan agar semua anak harus datang ke markas sekarang.

“Bin, jaga ucapan Lo.” Ujar Al kepada Bintang –si anak Rajawali—yang sudah memasang wajah tidak sukanya.

“Dev bisa lanjut in.” Lanjut Al kepada Devan yang ucapannya di potong oleh Bintang. Devan mengangguk, ia maklum dengan Bintang karena ya memang anak Rajawali sangat sensitif dengan anak Wijayakusuma dan sebaliknya pun begitu.

Dan anak Swart meskipun isinya banyak kalangan dari sekolah lain, mereka tetap menghormati dan menjunjung nilai kesopanan.

“Maksudnya kita minta bantuan ke mereka adalah karena SMK 41 nyerang di area mereka. Jika mereka tahu kalau tempat ada yang berubah atau ada seorang kompor kita juga bakalan kena meskipun kita udah hati-hati dan merencanakan dengan matang. Dan jika kita kasih tahu anak Wijayakusuma, kemungkinan mereka bakal bantu dan kita bakal bisa lawan mereka.” Jelas Devan.

“Kompor?” Tanya Nathan disertai tawa.

Kris melirik Nathan sengit, “Receh amat hidup Lo.” Sindir Kris.

Reza yang sedari tadi memijat pelipisnya diam-diam memikirkan ucapan Devan yang ada benarnya juga. Bukankah sangat ke tara bahwa Sparrow ingin menjatuhkan Swart? Apalagi kata-kata yang diucapkan oleh Gabriel yang membuatnya kembali pening tujuh keliling.

“Gue gak bakal melepaskan seseorang udah gue pegang! Reza gue bakal ngajarin lo rasa sakit hati. Bukan sakit hati biasa tapi dimana hati lo bakal hancur sehancur-hancurnya! Dan gue gak main-main sama ucapan gue. Tungguin aja!”

“Rez, gimana?” Tanya Kris.

Reza mengusap wajahnya kasar. Mengangguk, “Oke, gue setuju sama saran Devan dan jangan lupa lakukan yang gue perintah tadi.” Ujar Reza.

Setelah itu Reza beranjak dari duduknya kemudian melenggang pergi kembali ke sekolah di ikuti oleh Kris, Al serta Nathan.

“Kita mau balik ke sekolah, kalau kalian mau balik silakan kalau enggak mau ya silakan.” Ujar Kris berpesan dan diangguki oleh anak-anak Swart.

“Kita cabut dulu gan.” Ujar Nathan sembari melambaikan tangannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!