Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Tidak sebaik yang Mami pikirkan
Jam pelajaran telah usai, guru memperbolehkan muridnya untuk pulang.Aqilah diminta duduk di pekarangan sekolah sambil menunggu yang datang menjemputnya.Ya,tadi pagi anak kecil itu diantar oleh sopir Oma nya.Namun, tak kunjung datang membuat Aqilah lama menunggu.
Saat guru mengecek keberadaan Aqilah, ternyata anak kecil itu sudah tidak ada lagi di tempat itu, membuat guru itu panik hingga mencari keberadaan Aqilah di sekitar sekolah, namun tetap saja tidak ketemu.Tapi sebelum Sasha pergi ke Korea memberikan nomor WA orang tua murid pada guru yang bertugas mengajar anak-anak di sekolah.
Kemudian guru itu menghubungi orang tua Aqilah hingga Arumi mendapat panggilan telepon lalu mengangkatnya.
"Halo, dengan siapa?"
"Aku guru Aqilah yang bertugas menggantikan Sasha.Aku ingin menyampaikan kalau Aqilah saat ini tidak ada di sekolah bahkan kami sudah berusaha mencarinya,tapi tidak ketemu."
" Maksud anda dia hilang?" tanya Arumi lirih.
" Sepertinya begitu."
Sontak Arumi menjatuhkan handphone dari tangannya.Seakan dada terasa sesak saat mengetahui putrinya hilang hingga butiran bening mengalir sudut matanya.
" Siapa yang hilang, Sayang?" tanya Angga untuk memastikan.
" Aqilah,Ga...." ucapnya lirih.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal penjagaan di sekolah itu begitu ketat."
"Aku juga tidak tahu,Ga.Tapi kita harus cari Aqilah sekarang!Aku takut terjadi sesuatu padanya," sahut Arumi.
Dengan satu tangan menyetir, tangan sebelahnya menggenggam tangan sang kekasih yang lagi bersedih." Iya,sayang.Kita cari Aqilah.Tapi tenangkan dirimu."
Angga tidak sanggup melihat wanita yang dia cintai menangis.Namun, dia hanya bisa menguatkan Arumi dan membantu mencari Aqilah.
Di saat mereka sedang sibuk mencari keberadaan Aqilah.Sementara Gilang mengajak anak kecil makan di Restoran yang ternyata itu adalah Aqilah.Dia menemukan anak kecil itu di jalan yang sedang menangis.Sebagai ayah kandung Aqilah,tentu saja tidak membiarkan putrinya berada di jalanan.
"Hikss....hikss... Aqilah mau ulang," ucap Aqilah sambil menangis.
"Iya, nanti aku antar kamu pulang.Tapi Aqilah makan dulu ya!" bujuk Gilang yang ingin menikmati kebersamaan dengan putrinya.
" Idak mau! Aqilah mau ulang! Hikss.. Hikss... ulang." ucap Aqilah yang terus menangis membuat para pengunjung Restoran merasa terganggu.
"Tolong ya... anaknya itu di suruh diam supaya berhenti menangis! soalnya berisik," protes salah satu pengunjung Restoran.
Gilang langsung menatap tajam orang itu yang sudah komplain dengan suara tangisan putrinya." Jika anda merasa terganggu.Anda boleh pergi dari Restoran ini! Bukankah di sini tidak ada larangan anak kecil tidak boleh menangis?" ketus Gilang.
Hal itu, membuat pengunjung itu kesal hingga memutuskan untuk pergi dengan mengajak keluarga mereka tanpa membayar makanan yang sudah dipesan.Dengan kepergian mereka, pelayan Restoran justru menagih tagihan pada Gilang karena pria itu yang telah membuat mereka pergi.
"Lah... kenapa aku yang harus membayarnya?"protes Gilang, tidak terima.
"Anda tinggal bayar saja, apa susahnya sih?Lagi pula anda yang sudah membuat mereka pergi,"ucap sang pelayan dengan mudahnya.
"Ini sama saja pemerasan namanya? Tapi ya sudahlah, aku juga memiliki banyak uang jadi aku mampu membayarnya."Gilang mengalah dari pada harus berdebat dengan pelayanan Restoran.
Aqilah yang tak kunjung berhenti menangis hingga Gilang berpikir untuk membawa anak kecil itu pulang.
" Aqilah,jangan menangis lagi ya!"
Aqilah hanya menjawab dengan anggukan kepala lalu berhenti menangis.Sebenarnya, anak kecil itu tidak takut dengan pria itu karena dia pernah melihat Gilang di pesta ulang tahun Mami Angga.Hanya saja, Aqilah merasa tidak nyaman berada di dekat pria itu, berbeda jika dia ada di dekat Angga.
.
.
.
Sudah mencari keberadaan Aqilah, tak kunjung juga menemukan putrinya hingga Arumi menghubungi sang mami.
"Mi....Aqilah hilang,"ucapnya lirih.
"Hilang bagaimana? Sementara Aqilah sudah ada di rumah.Sekarang kamu pulang ke rumah!" titah Aleta.
Wajah Arumi yang tadinya murung, langsung berubah drastis menjadi segar kembali dengan senyuman bahagia terpancar di wajahnya.
"Baiklah,Mi.Aku segera ke sana!" ucap Arumi kemudian memutuskan panggilan telepon dari sang Mami.
"Ga, Aqilah ada di rumah! Antar aku pulang ya!"
"Iya, sayang.Tapi kenapa masih panggil,Ga?Panggil sayang dong supaya lebih romantis!"ucap Angga dengan senyuman mengoda ke arah Arumi sambil mengangkat alisnya.
Lalu Arumi membalas dengan senyuman manis membuat hati Angga semakin meleleh di buatnya.
"Iya, sayang."
Suara Arumi yang begitu lembut di telinga Angga sangat menyentuh hati pria itu hingga tidak bisa berkata-kata lagi saking bahagianya.Setelah itu, Angga melajukan mobilnya kembali.
Tak lama, Arumi sudah tiba kediaman orang tuanya hingga turun dari mobil bersama Angga lalu mereka masuk.Namun, mereka tercengang saat melihat keberadaan Gilang yang kini duduk di sofa.
'Gilang? Apa yang sedang dia lakukan di rumah ini? Apa dia mencoba mendekati ayah?' batin Arumi dengan menatap ke arah Gilang.
Sementara Gilang sendiri cemburu melihat Angga bersama Arumi,apalagi mereka begitu dekat.
"Lang, kamu di sini?" tanya Angga, tidak menyangka jika adiknya ada di rumah ayah Arumi.
" Iya, kak Angga.Tadi---"
"Kalian adik,kakak?"tanya Irawan dengan memotong pembicaraan Gilang yang belum sampai.
"Iya,Om.Gilang itu adik aku," sahut Angga.
Lalu Aqilah turun dari sofa lalu memeluk bundanya.
" Bunda...''
" Bunda sangat mengkhawatirkan kamu sayang.Aku sudah mencari kamu di jalan, ternyata kamu ada di rumah.Siapa yang mengantar pulang?" tegas Arumi sebagai rasa sayang pada putrinya.
"Maafkan Aqilah ya,Bunda.Aku apek nunggu di sekolah, tak ada jemput.Aku pergi deh...."kata Aqilah sambil menundukkan kepala.
"Sudah jangan marahi cucu Oma! Yang salah itu supir mami.Padahal, sudah aku peringatkan untuk datang tepat waktu menjemput Aqilah dari sekolah. Tapi ternyata dia lalai melakukan tugasnya.Jika dia nanti pulang, Mami akan pecat dia," terang Aleta yang nampak kesal.
"Tapi syukurlah Aqilah di temukan oleh Nak Gilang yang baik hati.Sungguh dia penyelamat Aqilah," Aleta kagum dengan Gilang sejak pria itu mendonorkan darahnya untuk Aqilah.
'Apanya yang baik,Mi ? Jika Mami tahu pria itu yang telah menghamili aku dan meninggalkan aku.Apa Mami masih akan memuji pria itu?'batin Arumi.
Sementara Gilang bahagia dengan pujian dari Aleta , tapi yang lain hanya diam.Namun, ekspresi wajah Irawan sepertinya kurang suka dengan Gilang.
"Kenapa cuma berdiri di situ? Ayo duduk,Ga!"ucap Irawan yang begitu ramah pada Angga.
Hal itu, membuat Gilang kesal karena Irawan tidak begitu ramah dengan dirinya padahal dia yang datang duluan di rumah itu.Tapi, ayah Arumi justru bersikap dingin.
"Iya,Om."
Lalu Angga duduk di sofa begitu juga dengan Arumi bersama putrinya.
++++
Saat perjalanan pengiriman barang dua truk.Ketika mobil itu dihadang sekelompok berbaju hitam yang menggunakan mobil Jeep hingga pengendara mobil truk menghentikan mobilnya lalu turun.
"Cepat singkirkan mobil kalian di tengah jalan! Kami mau lewat!" titah sang supir.
Tetapi, para Pria berbaju hitam itu justru mengeluarkan pisau belati lalu mengarahkan pada supir truk membuat mereka takut hingga jalan satu-satunya mereka lari dengan meninggalkan mobil truk yang isinya barang produk yang akan di kirim ke perusahaan Irawan.
Tetep berusaha saling percaya dan menyemangati Arumi bersama Angga ...hati" jng mudah luluh dan waspa ma gilang laki" pecundang tempat ttp sampah
kayak gaji umr staff biasa..