Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya?
Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah!
Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu
.Namun semuanya berubah setelah seorang erlangga datang di kehidupan gendis Yuk kitaa simak ceritanya mumgkin akan banyak menguras emosi para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Hari minggu pun tiba dimana hari ini adalah saat nya gendis menepati janji kepada erlangga pada saat itu,dia sudah mengirim pesan kepada pria itu,waktu dan tempat mereka bertemu.
Gendis sudah siap,dia sudah memakai baju yang cukup rapih,dengan rambut yang di gerai membuat dia semakin manis.
"benar juga kata nina,aku harus mulai memperhatikan penampilan ku"ucap nya dengan tersenyum di depan cermin meja rias nya,
"bu gendis pamit ya bu gendis udah ada janji dengan mas erlang"ucap gendis dengan sedikit berbisik takut sang kaka mendengar nya.
"baiklah nak,hati hati ya"ucap sang ibu dengan senyum yang mengembang.
Tanpa gendis sadari, amel dari tadi melihat gelagat sang adik yang begitu ceria,amel sedikit penasaran,dia membuntuti gendis sampai akhir nya dia tau tujuan sang adik akan pergi kemana.
"apa?gendis akan bertemu dengan erlangga?dan dia bilang apa tadi mas?menjijikan sekali,bahkan ibu sangat bahagia sekali melihat gendis akan bertemu dengan erlangga,aku harus mengikutinya dan menggalkan waktu berduaan mereka"ucap amel yang langsung pergi berbalik arah kedalam kamar,dia berdandan sekilat karena takut kehilangan jejak sang adik.
Dan sekarang gendis sudah berada di caffe bersama erlangga.
"maaf mas aku sedikit terlambat,tadi ojek nya terkena macet sedikit"ucap gendis
"tidak apa apa aku juga baru datang,sudah ku bilang tadi aku akan menjemputmu tapi kamu menolak"cibir nya dengan berpura pura merajuk.
"hihi apaan sih mas ,pake acara merajuk segala gak pantes tau uda tua juga"jawab gendis dengan menutup mulut nya menahan tawa.
"eh sembarangan bilang tua ,tapi gapapa deh di bilang tua yang penting kamu suka kan?"ucap nya dengan menaik turun kan alis nya.
"ih apaan sih mas,gak lucu tau"ucap dengan malu malu.
melihat tidak ada ke canggungan lagi di antara mereka,erlangga memberanikan diri membicarakan niat awal nya.
"ehem,dis mas minta maaf ya,mas mau jelasin kejadian waktu itu di rumah kamu,apa yang kamu lihat itu gak benar itu hanya salah paham,amel sengaja menjatuhkan diri kepada mas,dan saat itu terjadi kebetulan kamu datang"ucap nya dengan menatap lekat gendis,
Mendengar penjelasan erlangga gendis diam mematung,dia membalas tatapan erlangga,terlihat di sana tidak ada bohongan sama sekali,gendis menarik nafas perlahan lalu dibuang nya dengan sedikit kasar.
"sudah mas lupakan saja,aku gapapa kok,kalian memang cocok kok,nanti aku bisa menjadi adik ipar kamu"ucap gendis dengan senyum yang terlihat di paksakan
"no ..aku mau nya kamu!jujur saja pertama kali melihat mu aku langsung tertatik untuk mengenal mu lebih jauh lagi,dan saat kamu menghilang aku benar benar seperti hilang arah"ucap nya dengan menggenggam tangan gendis
jantung gendis berdetak lebih cepat,ada kebahagiaan di dalam hatinya,reflek dia tersenyum saat melihat erlangga menggenggam tangan nya,baru saja gendis ingin menjawab tiba tiba seseorang datang dan mengacaukan suasana romantis mereka.
"wah kebetulan banget ya,kita bertemu di sini?pak erlangga boleh ya aku gabung di sini"ucap amel dengan suara yang sedikit mendayu dayu,
tidak dapat jawaban dari keduanya amel dengan tidak tahu malunya,langsung duduk di sana dia menarik kursi dan duduk di sebelah erlangga,amel cukup muak melihat gerak gerik mereka berdua ,ya amel dari tadi memperhatikan mereka,saat erlangga menggenggam tangan adik nya,hati nya begitu panas ,dia sudah tidak bisa menahan diri lagi,akhirnya dia menghampiri dan mengacaukan semuanya.
suasana menjadi hening,erlangga mau gendis mereka cukup malas untuk meladeni amel,namun bukan amel namanya jika dia punya malu.
"kok belum pada pesen sih,aku pesenin yah tapi pak erlangga yang teraktir,sekali kali nraktir karyawan gapapa kan ya pak?" ucap amel memecah keheningan dan bersikap sok akrab.
"terserah kamu saja mel,sekalian juga kamu dis pesen makanan yah ,"ucap nya dengan menatap mata gendis.
Melihat itu amel merasa tidak di hargai dan tidak di anggap ada,mata nya menatap nyalang ke arah sang adik
"lihat saja gendis akan aku adukan kepada ayah,biar tau rasa kamu."gumam nya dalam hati dengan masih menatap nyalang sang adik.
akhirnya mereka memesan makanan,makanan sudah terhidang,amel begitu antusias melahap makanan di depannya itu,sementara gendis dan erlangga mereka sudah tidak berselera,
Erlangga merutuki keberadaan amel,seharus nya ini hari spesial untuk erlangga namun dengan tidak tahu malunya amel merusak semuanya.
"makasih ya udah mau nraktir aku,untung kita bertemu di sini jadi bisa makan bareng kamu sekalian"ucap amel dengan suara manjanya itu.
"iya sama sama,habiskan makan mu dulu,baru boleh bicara"tegur erlangga yang sedikit risih melihat amel berbicara dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.
"mereka adik kakak,tapi sangat jauh berbeda,bahkan gendis selama makan dia tidak akan mengeluarkan sepatah katapun sebelum makanan nya habis,sedangkan kakak nya ,bahkan dia berani bebicara dengan mulut yang masih penuh oleh makanan"guman erlangga dalam hati dengan menatap bergantian ke arah adik kakak itu.
Saat amel menatap erlangga,kebetulan erlangga sedang menatap amel,mereka beradu pandangan sepersekian detik hingga akhir nya erlangga memalingkan pandangan ke arah lain.
amel tersenyum girang,dia yang mendapat tatapan dingin dari erlangga merasa bahwa pria itu menyukai nya.
"sudah ku duga,erlangga itu menyukai ku,bahkan dia diam diam memerhatikan ku saat aku makan,oh astaga hatiku benar benar berdetak kencang"ucap nya dalam hati dengan senyuman yang belum luntur.
"dis maaf itu ada makanan di bibir samping mu"ucap erlangga tiba tiba memecah lamunan amel.
"dimana mas?"ucap nya sambil meraba raba bibir nya dengan tisu
"sebentar biar mas saja"ucap erlangga dengan mengambil box tisu ,lalu mengelap bibir mungil milik gendis.
Melihat itu amel yang barusaja kegirangan sekarang di buat cemburu lagi oleh erlangga.
"apaan sih kamu gendis ,sengaja banget deh kayak nya! Untung pak erlangga tipe orang yang peka ,dan kenapa kamu bilang mas.gak sopan tau dia atasan kakak mu.!"ucap amel yang sudah di kuasai oleh rasa cemburu.
Mendengar omelan dari kakak nya,gendis hanya mengangguk kan kelalanya dengan pelan,tanpa ada niatan untuk menjawab
"maaf pak merepotkan dan makasih"ucap gendis dengan menautkan kata kata bapak kepada erlangga.
Erlangga menghembuskan nafas dengan kasar,dia sungguh muak dengan kelakuan amel,namun erlangga pun tidak bisa berbuat apa apa,karena dia masih tergolong keluarga gendis.
"nah gitu dong.udah jangan bertingkah lagi,"jawab amel dengan tatapan tidak suka.
acara makan makanya sudah selesai,gendis sudah sangat tidak tahan berada di antara mereka akhir nya gendis membuka suara,
"em maaf pak bukanya aku gak sopan,tapi aku harus pulang duluan"ucap nya dengan tatapan memohon ,berharap erlangga akan mengerti dengan ketidak nyamanan dirinya.
"tunggu biar saya antar,kamu kan kesini naik ojeg nanti,sekarang biar saya yang antar"cegah erlangga
Gendis mulai gelisah,dia menatap sang kakak sekilas,dan benar saja dia langsung mendapat tatapan yang tajam dan menusuk,pertanda dia harus menolah ajakan erlangga.
"tidak ada penolakan gendis.."ucap erlangga kemudian dengan suara yang tegas.
"baiklah "ucap nya dengan lirih,namun itu cukup membuat erlangga tersenyum.
"aku ikut..."tiba tiba saja amel menyela pembicaraan mereka.
Seketika erlangga menoleh
"bukannya kamu kemana mana suka bawa mobil sendiri ya mel?"tanya erlangga heran.
"em kebetulan hari ini aku tidak membawa mobil pak,aku kesini naik ojeg tadi"ucap amel berdusta,padahal dia memang membawa mobil ,tapi dia rela meninggalkan mobil nya sementara di sini,dia sangat tidak rela jika harus membiarkan gendis berduaan dengan erlangga.
Gendis mengerutkan dahi,dia sangat aneh sekarang,biasanya amel sangat anti memakai ojek,bahkan dia sampai merengek kepada sang ayah untuk di belikan mobil,saking anti nya naik ojeg
"aku gak mau yah pake ojeg ,panas tau bikin gerah,bikin baju kusut berantakan,pokok nya aku mau mobil .kalau gak di beliin aku gak mau berangkat kuliah."ucap nya kala itu masih terekam jelas di ingatan gendis.
Namun gendis tidak mau ambil pusing memikirkan hal itu,akhir nya dengan terpaksa erlangga menerima permintaan amel,tentunya dengan meminta izin sang pujaan hati lewat tatapan,mendapat anggukan dari sang pujaan hati,mau tidak mau erlangga menyetujui nya.
Saat berada di parkiran mobil,gendis ingin membuka pintu mobil bagian depan,namun saat ingin masuk amel mencegah nya.
"eh apaan nih,aku di sini karyawan nya pak erlangga,sedangkan kamu bukan siapa siapa nya,jadi biarkan aku yang di depan kamu di belakang,sana kebelakang."ucap nya dengan sedikit mendorong sang adik.
gendis hanya bisa menggelengkan kepalanya saja,dia hari ini mengalah,dia berjalan kearah pintu belakang dan duduk di jok belakang sedangkan amel dia langsung duduk di jok depan.
Erlangga cukup kaget,saat mendapati amel yang duduk di sebelah nya.dia menatap ke belakang dimana gendis berada,lagi lagi erlangga mendapat anggukan dari sang kekasih,erlangga hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar.
"pak nanti sekalian mampir dulu ya,pasti ayah akan senga kalau tau kita sedang jalan"ucap amel dengan suara manja nya
"kayak nya gabisa mel,aku ada urusan lain"ucap erlangga datar tanpa menatap ke lawan bicara nya itu.
melihat cuek dan dingin nya erlangga dia sungguh kesal namun harus dia tahan sebelum mendapat kan hati erlangga.
"lihat saja erlangga aku akan membuat kamu bertekuk lutut kepada ku,dan aku harus memperingati gendis supaya tidak kecentilan terhadap erlangga"gumam amel dengan wajah yang di tekuk sedemikian rupa...
kupu kupu malam pemikat hati sang ceo/Heart//Heart/