Kisah berawal dari gadis bernama Inara Nuha kelas 10 SMA yang memiliki kutukan tidak bisa berteman dengan siapapun karena dia memiliki jarum tajam di dalam hatinya yang akan menusuk siapapun yang mau berteman dengannya.
Kutukan itu ada kaitannya dengan masa lalu ayahnya. Sehingga, kisah ayahnya juga akan ada di kisah "hidupku seperti dongeng."
Kemudian, dia bertemu dengan seorang mahasiswa yang banyak menyimpan teka-tekinya di dalam kehidupannya. Mahasiswa itu juga memiliki masa lalu kelam yang kisahnya juga seperti dongeng. Kehadirannya banyak memberikan perubahan pada diri Inara Nuha.
Inara Nuha juga bertemu dengan empat gadis yang hidupnya juga seperti dongeng. Mereka akhirnya menjalin persahabatan.
Perjalanan hidup Inara Nuha tidak bisa indah sebab kutukan yang dia bawa. Meski begitu, dia punya tekad dan keteguhan hati supaya hidupnya bisa berakhir bahagia.
Inara Nuha akan berjumpa dengan banyak karakter di kisah ini untuk membantu menumbuhkan karakter bagi Nuha sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Hidupku Seperti Dongeng
"Horee!! Selesai juga. Bekal makan siang Naru berhasil aku buat. Makasih Ibu." Kata Nuha seraya memeluk Ibunya dengan erat. Nuha sampai membuat kondisi dapur menjadi berantakan.
Ibu tertawa ramah menyambutnya. "Kamu sampe bisa bangun subuh demi buatin ini semua. Sayang banget ya sama dia?" Tanya Ibu.
"Hehe.. Nuha lebih sayang Ibu kok sama Ayah, juga Kak Muha." Nuha nyengir.
Tiga kotak makan sudah berjejer dan penuh dengan makanan yang disusun rapi. Berbekal ide dari internet, Nuha bisa menyusunnya menggunakan skill kreatifitasnya.
"Emang ini masakanmu, Nuha?" Tanya kak Muha langsung nyemil satu sosis berbentuk gurita itu yang sudah disusun di dalam kotak. Dia juga mengambil nugget bentuk bintang.
"Setidaknya kalo ngambil jangan di kotak makanku donk. Di piring kan masih banyak!" Nuha dibuat kesal.
"Soalnya yang di sini enak. Kakak gak yakin ini masakanmu."
"Iya emang bukan. Ibu lah yang masak. Kalo aku yang masak bakalan gak enak. Kakak ini suka bikin aku kesal."
"Jujur banget kamu, haha.." Pungkas kak Muha kemudian beralih menata piring di meja makan.
"Sudah, sudah. Ini sudah waktunya kamu mandi Nuha nanti terlambat lagi berangkat sekolahnya." Kata Ibu.
"Ibu, suruh Nuha bersih-bersih dulu tuh, dia kan yang bikin berantakan." Pinta Muha, lalu beralih ke arah Nuha. "Besok-besok bangun subuh lagi ya buat bantu Ibu masak, jangan cuma buat dia aja. Katanya lebih sayang Ibu daripada dia" serunya lebih keras dan memberikan mata sinisnya.
"Uack! Aku tersindir." Nuha langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Sampai di sekolah, Nuha menunggu di tempat biasanya dia duduk. Mata galaksinya menatap ke penjuru sekolah. Wajahnya tampak tenang sambil memangku kotak makan tiga susun itu yang dimasukkan ke dalam paperbag.
Naru datang bersama Naomi lagi. Mereka berjalan bersama bersebelahan. Nuha yang melihatnya segera menghampiri Naru.
"Naru, selamat pagi." Sambut gadis itu.
"Selamat pagi, Nuha. Kamu udah gakpapa kan?" Tanya Naru masih cemas soal kemarin. Tatapannya selalu teduh ketika melihat kekasihnya itu.
"Iya. Karna kamu aku udah gakpapa, makasih ya Naru." Ucap Nuha sekalian langsung menyerahkan paperbag itu.
"Apa ini?"
"Makan siang. Tolong diterima ya."
"Baiklah."
Saat menerima paperbag itu, Naomi langsung mengambilnya. Dia berkomentar, "Obento? Naru, kenapa dia membuatkanmu ini? Apa dia fans kamu?" Tanyanya. (Dalam bahasa jepang)
"Nuha adalah.."
"Ooii, Nuha!!" Sebuah suara memanggil Nuha dari kejauhan. Asa memanggil nama sahabatnya dengan sangat lantang. Gadis itu berlari dan berhenti di dekat Nuha. "Pagi, Nuha." Sambutnya.
"Kenapa kamu memanggilku sambil berteriak sih?!" Nuha merasa malu.
"Gakpapa kan ya, ayo masuk!" Ajak Asa langsung. Tapi dia melihat Naru dan Naomi bersama, dia memberikan komentarnya. "Siapa dia, Nuha? Pacarnya kah?"
"Pacar?" Nuha tidak mengerti. "Naru, dia pacar kamu?" Tanya Nuha dengan polosnya.
Kemudian Dilan datang ikut menyela, "Gak semua cowok-cewek kalo bersama itu pacaran. Iya, kan Naomi?" Tanyanya sambil mencoba pendekatan kepada Naomi.
"Minggir kamu! Jangan ganggu aku." Jawab Naomi dengan bahasa jepang. Lalu mengajak Naru untuk segera masuk kelas, "Ayo Naru, aku harap kamu gak bolos lagi."
Nuha langsung menarik tangan Naru, "Naru, bener dia pacar kamu?" Tanyanya sendu.
"Bukan Nuha. Santai aja, jangan khawatir ya? Aku pergi dulu." Kata Naru.
Nuha merasa lega meski masih bertanya-tanya. Sedangkan, Dilan juga ikut pamit untuk segera masuk ke kelas. Nuha dan Asa berjalan bersama menuju kelasnya 10F Multimedia.
Ketika Naru dan Naomi sampai di depan kelas 12D MIPA, Naru beralasan pamit dengan berkata, "Naomi, kamu masuklah duluan, aku ingin menemui guru."
"Haik, tapi nanti tolong kembali ke kelas ya jangan sampe bolos lagi." Pinta Naomi.
Naru pergi dan Dilan memberikan tatapan serius ke arahnya. "Mana mungkin dia kembali ke kelas. Dia kan sudah bukan siswa di sini. Ternyata dia itu mahasiswa setelah gue tahu tentang dia kemarin. Tapi, sepertinya Naomi belum tahu. Apa alasannya berada di sekolah ini? Apa hanya karna adik kelas itu (Nuha)? Apasih istimewanya?" Pikirnya.
Lalu, dia masuk ke dalam kelasnya. Sebuah sambutan meriah pun menggema se isi ruangan.
"Guys! Dilan the Beast masuk ke kelas kita, guys!!" Teriak salah satu siswa.
"Wah, moment yang langka. Harus gue record nih biar viral di berita sekolah."
Sedangkan para siswi bersorak manja menyambut kedatangan bintang sekolah itu yang tidak pernah masuk ke kelasnya sejak kelas 11.
"Sudahlah, kalian tidak perlu mengistimewakan gue lagi. Gue udah lelah gara-gara masalah kalian merundung seorang adik kelas."
"Itu kita gak ikut-ikutan, Dilan."
"Iya. Kita juga menjaga nama baik kelasmu lah. Lagipula, kita kan sudah kelas 12. Jadi gak mungkinlah kita merundung adik kelas."
"Diamlah kalian, gue udah gak mau denger alasan apapun dari kalian semua."
Dilan mencari tempat duduk dan itu di sebelah Naomi. Naomi berkata, "Dilan, aku masih belum maafin kamu atas ciuman paksa yang telah kamu lakukan waktu lalu." (Dalam bahasa jepang).
Dilan tidak mengerti, tapi dia sedikit paham tentang kata "kissu" yang diucapkan Naomi. Dilan hanya mengangguk saja.
Keempat sahabat Dilan pun datang. Gaya mereka tampak melebihi gaya Dilan sendiri yang terlihat apa adanya meski Dilan adalah orang kaya dan seorang bintang sekolah.
Dika membawa laptop dan memakai over-ear headphones di leher dengan jaket yang menambah penampilan keren.
Agung dengan jaketnya saja. Bima dengan kacamata minusnya tapi gaya rambut jabriknya menarik perhatian. Dan Dimas dengan aksesoris nyentriknya, seperti ikat pinggang, cincin, gelang duri dan kalung rantai.
"Kalian ini seperti gak tau tempat aja, ini kan gak sedang di ruangan gue." Sahut Dilan.
"Tenang, Bos. Nanti kita akan melepasnya kok. Tahu lah biar kita gaya dan siapa kita. Sahabat sejati Dilan the Beast."
Keempat sahabat Dilan pun melepas semuanya dan berpenampilan layaknya anak SMA yang memakai seragam SMA asli. Lalu, guru pun memasuki kelas.
Dilan meminta Bima untuk duduk disampingnya sebagai penerjemah bahasa antara dirinya dengan Naomi yang masih memakai bahasa jepang.
Dilan bertanya, "Ada hubungan apa kamu sama Rui Naru, Naomi? Sepertinya kalian tampak dekat."
"Naru adalah cucu pemilik perusahaan Naseba Naru Company. Dan aku sudah dijodohkan sama dirinya. Jadi, jangan macam-macam ya sama aku."
"Apa?" Dilan tercengang mendengar perjodohan itu. Dan tebakannya benar bahwa Naru pasti ada hubungannya dengan perusahaan itu yang memiliki nama belakang yang sama, Naseba "Naru." Ternyata, Naru adalah cucu dari pemilik perusahaan tersebut.
Karena Dilan menaruh hati pada Naomi, dia pun merasa cemburu. Lalu, dia memanas-manasi Naomi dengan berkata, "Kalo kamu dijodohkan sama dia, gimana bisa dia menyukai cewek lain? Oohh.. jangan-jangan, dia gak suka ya sama kamu. Hmm.." Dilan menyipitkan matanya.
Semua percakapan itu diterjemahkan oleh Bima, si ahli bahasa Dilan the Beast.
masih panjang kak perjalanannya ✍✍