NovelToon NovelToon
Oh, My Teacher

Oh, My Teacher

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Dosen / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: @Alyazahras

Tristan dan Amira yang berstatus sebagai Guru dan Murid ibarat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Tristan butuh kenikmatan, Amira butuh uang.
Skandal panas keduanya telah berlangsung lama.
Di Sekolah dia menjadi muridnya, malam harinya menjadi teman dikala nafsu sedang meninggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Alyazahras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa Minta Putus?

Jam istirahat.

Saat murid kelas 12 MIPA-2 hendak keluar kelas, Damar menyerobot masuk begitu saja menghentikan mereka.

"Mana Amira?" Dia langsung melempar pertanyaan pada semua murid sambil ngos-ngosan.

"Gak tau Pak."

"Gak tau gimana?!" tanya Damar heran.

"Tadi waktu jam pelajaran Pak Reyhan dia keluar, tapi gak bilang mau ke mana. Nomornya juga gak aktif nyampe sekarang."

"Kok, bisa gak bilang mau ke mana?" Damar semakin tak habis pikir.

"Gitulah, Pak."

"Ada apa emang, Pak?" tangan Sofi penasaran. Di sampingnya ada Uci yang tertunduk muram.

"Itu ... em, Pak Tristan nyuruh dia ke ruangannya. Nanti kalau kamu atau yang lain liat Amira suruh ke ruangannya langsung, ya."

"Baik, Pak!"

"Tapi, kenapa Amira dipanggil Pak Tristan? Dia buat kesalahan lagi ya, Pak?" tanya Sofi cemas.

"Emm ... mungkin iya, tapi Bapak juga kurang tau, sih. Pokoknya kalau ketemu Amira, langsung kasih tau, ya!"

"Iya, Pak!"

°°°

Ruang terbengkalai di belakang Sekolah menjadi tempat persembunyian murid laki-laki nakal yang suka diam-diam merokok dan melepas penat dikala pelajaran membuat kepala cenat-cenut.

Amira dengan 6 orang murid laki-laki dari kelas yang berbeda sedang berkumpul di sana.

Ketua gank dari kelas 12 IPS-1 yakni Julian Baratayudha yang memiliki paras soft dan tubuh tinggi dengan potongan rambut hitam mengembang ala Idol K-Pop, duduk berdampingan dengan Amira.

Julian terkenal di Sekolah bukan karena gayanya saja yang keren, cool, seperti Idol K-Pop, tapi juga perilakunya yang buruk. Sering berurusan dengan Guru BK karena bolos, kabur-kaburan, tawuran, balapan liar dan semacamnya. Namun, dia masih bisa bertahan di sekolah tersebut karena Kepala Sekolah adalah ayahnya.

Amira mematikan puntung rokok yang habis dia isap barusan dengan menginjaknya.

Julian dengan penuh perhatian menyodorkan sebungkus rokok padanya. Dia tahu Amira sedang banyak pikiran meski tidak bertanya. Biasanya Amira akan mencarinya dan bergabung dengan gank-nya dikala butuh ketenangan.

Amira terdiam dengan wajah malas memandangi bungkus rokok. Namun, Julian membukanya dan menjepit sebatang rokok itu dengan penjepit kayu karena tangan Amira tidak boleh sampai bau rokok.

Julian masukkan ujung rokok ke dalam mulut Amira, lalu dia menyulut api dan meminta Amira menyesapnya.

Ada salah satu teman Julian yang penasaran dan ingin bertanya pada Amira, tapi Julian menghentikannya. Dia ingin memberi ruang untuk Amira merenung. Karena jika Amira bersedia menceritakannya, dia akan menceritakan semuanya.

Menurut Amira hanya Julian yang mengerti keadaannya saat sedang resah gundah gulana seperti itu.

Amira menyesap rokok yang dia capit dan mengepulkan asapnya sambil bersandar di dinding. Berharap setiap embusan nikotin yang dia isap dapat mengurangi stres dan kecemasannya.

Tiba-tiba tanpa di duga, Reyhan yang memang tengah mencari keberadaannya, terkejut bukan kepalang melihat Amira yang sedang merokok dengan murid laki-laki di ruang terbengkalai belakang sekolah.

Saat Reyhan akan menghampiri mereka secara diam-diam, ponselnya berbunyi di waktu yang tidak tepat. Tentu hal itu membuat mereka sadar akan keberadaan Reyhan, termasuk Amira.

Mereka langsung melompati tembok sekolah. Julian tak akan meninggalkan Amira sendirian. Dia tarik tangan Amira, namun sayangnya Amira enggan pergi.

"Selamatkan diri kalian. Aku akan menangani Guru Olahraga itu," bisik Amira.

"Tapi, Amira -"

Julian melihat Reyhan berlari semakin dekat sambil berbicara di telepon. "Aku di belakang Sekolah, Paman."

Tidak tahu apa yang Reyhan bicarakan, tapi Julian menganggap Guru Olahraga baru itu sedang mengadukannya pada Kepala Sekolah-ayahnya.

Tak ingin berurusan lagi dengan ayahnya, Julian pun terpaksa meninggalkan Amira.

"Amira!" panggil Reyhan dengan nada meninggi. Dia membiarkan murid laki-laki itu lolos.

Amira mengabaikannya dengan ekspresi tak peduli. Dia menyesap rokok, lalu asapnya diembuskan pada wajah Reyhan.

Fuuhhh!

"Uhuk, uhuk! Amira, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu jadi kacau begini?!" tanya Reyhan sambil menggenggam tangan Amira dan mengambil rokok tersebut, lalu membuangnya ke tanah.

Amira menarik tangannya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Hanya tatapan tajamnya yang dapat menjelaskan semua rasa dalam benak.

Dia berbalik, lalu pergi. Namun, Reyhan dengan cepat menahannya.

"Ra!" serunya. "Aku selalu berpikir, setelah kembali apa yang akan kamu katakan saat bertemu denganku. Aku cemas setiap kali memikirkan itu, tapi tidak sangka ternyata kamu setenang ini."

"Amira, kamu sudah terlalu lama mengabaikanku. Kenapa kamu jadi sangat kejam begini?" tanya Reyhan tak habis pikir.

Amira berbalik menatapnya dan berkata, "Aku memang seperti ini. Kamu hanya baru tahu saja."

Reyhan sedikit emosi melihat ketenangan Amira. Amira bicara seolah dia memang tidak memiliki emosi apa-apa terhadapnya.

Reyhan mencengkeram bahu Amira dan mendorongnya ke dinding. "2 tahun lalu, sebelum aku pergi kamu sudah berjanji akan menungguku! Tapi, belum satu hari aku di luar negeri kamu sudah menyerah."

Amira risih dengan sikap Reyhan. Dia melihat sekelilingnya, syukurnya tidak ada siapa-siapa.

"Kenapa?" tanya Reyhan menuntut.

"Lelah. Aku lelah menunggu, Rey!" jawab Amira sambil menaikan dagu dengan nada menantang.

"Lelah? Heh, apanya yang lelah? Saat aku baru mendarat di luar negeri, kamu langsung minta putus. Apanya yang lelah menunggu?"

Amira meremas ujung seragam olahraganya. Dia melempar tatapan penuh kebencian pada Reyhan. Apa Reyhan tidak sadar sama sekali akan satu hal? Yaitu tentang dia yang telah memaksa Amira berhubungan. Bisakah itu disebut pelecehan?

Kedua mata Amira berkedut memerah panas. Sakitnya meski sudah 2 tahun lamanya masih terasa. Amira tidak akan pernah lupa akan kejadian malam itu, malam di mana Reyhan merenggut kesuciannya secara paksa dan membuatnya jadi hancur.

"Kamu mau aku jawab apa?" tanya Amira berusaha menahan emosi.

"Kenapa minta putus?" tanya Reyhan.

Masih tanya kenapa? Apa dia benar-benar tidak menganggap perlakuannya 2 tahun lalu itu telah melanggar aturan dan menyinggung perasaan Amira? Seolah Amira sudah tidak ada harganya di mata Reyhan.

"Karena setelah kamu memutuskan pergi, cinta sudah tidak aku rasakan lagi."

Deg!

"Jadi, tolong ... jangan terus menggangguku dan jangan berusaha menarikku kembali ke masa lalu. Jika kamu di sini karena aku, aku harap kamu segera pergi. Aku tidak ingin kehadiranmu di sini menimbulkan masalah untukku," sambung Amira.

Amira mendengar suara derap langkah seseorang mendekat. Dia melihat siluet yang sudah pasti adalah Tristan karena tinggi dan besar. Amira mendorong Reyhan dan melepaskan diri, lalu segera pergi dari hadapannya.

...

1
Aura Al
makin seru lsnjut
Aura Al
jadi keluarga sudah tau pernikahannya
Aura Al
amira oh amira ada" aja tp lama" pasti ketahuan
Aura Al
cinta segitiga jadi pusing mau dukung yg mana/Grin/
Miss_D
makin penasaran kakak
anyarai
oh, berarti amira pamit keluar kota untk krj,,
tp amira tnpa sepengetahuan ibunya dia lnjutin sekolh,,
iya kah thor
anyarai
ih suami kontrak ternyata,,, lanjut thot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!