............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Hiruk pikuk kendaraan berlalu lalang memecah jalanan Kota Semarang di pagi itu. Tak jauh beda dengan lalu lintas di sekitaran sebuah Sekolah Internasional berkurikulum Cambridge di kota itu.
" Eh...eh....stop. Kak..stop kak. Aku lupa mau beli roti dulu bentar." Ucap Jade menghentikan laju motor Joe secara mendadak.
" Roti apaan si? Ntar aja di kantin sekolah." Jawab Joe simple.
"Enggak..enggak. Pokoknya turun aja di sini, aku mau mampir Mini Market itu. Lagian ini juga udah deket ke sekolah ." Jade pun turun dari Si Hijau, melepaskan helm dan menyerahkan pada si empunya.
" By the way.....makasih ya tumpangannya. Ntar nggak usah nyariin gue pas pulangnya." Ucap Jade sambil melangkahkan kaki menuju Mini Market.
"Eh tunggu...aku kenapa klo sama itu manusia satu jadi agak anah ya. Kadang nyebut aku, kadang saya, trus tadi gue. Waaahhh....system error nih kayaknya saraf otak gue." Gumam Jade sembari menertawakan dirinya sendiri.
Sementara di seberang jalan, tampak Joe menggeram kesal;
" Woiii...songong banget si lu jadi cewek."
"Huuuuffhhh.....untung cantik." Lirih Joe setelah berhasil meredam emosinya.
Joe pun kemudian melajukan motornya memasuki gerbang sekolah yang juga baru untuknya.
Dia harus pindah ke Indonesia, tepatnya di Semarang mengikuti sang kakek. Sementara ayahnya harus pindah ke Melbourne untuk membantu bisnis sang kakak karna kakak Joe mendapatkan kecelakaan yang mengharuskannya di rawat di Rumah Sakit untuk sementara waktu.
Dan ibu Joe, telah meninggal saat melahirkan Joe ke dunia ini, tepatnya 17 tahun yang lalu saat kakaknya masih berusia 10 tahun.
( Guuyyss..... di sini aku mulai kasih clue tentang siapa Mr X yang tertulis di Judul Novel ya ! Silahkan menebak - nebak !!!)
Joe melangkahkan kakinya menuju Kelas XII IPA 1, sambil membenarkan baju seragamnya yang tertulis Nametag
" Jubair D Mohammed ".
Entah siapa pencetus utamanya hingga Jubair lebih nyaman dengan panggilan "Joe".
Joe memilih melanjutkan sekolah di Semarang karna dia harus membantu sang kakek untuk mengajari santri-santri Diniyah di Ponpes sang kakek.
Entahlah...ada alasan tersendiri kenapa sang ayah merencanakan kisah hidup Joe berbeda jauh dengan sang kakak dan tentu saja itu semua tidak luput dari campur tangan author pemilik kebon tauge ini.
Halal Mart
Di deretan antrian kasir berdirilah Jade menenteng satu bungkus roti Jepang, tanpa rasa dan tanpa menghiraukan tatapan dari sekitarnya.
" Terima Kasih dan Selamat Datang Kembali." Ucap sang kasir kepada pembeli tepat di depan Jade. Jade pun maju dan meletakkan Roti Jepangnya di meja kasir.
" Ada tambahan lagi, Mba?" tanya sang kasir dengan nametag "Ayu S P O K"
" Enggak mba itu aja ." Jawab Jade
" Mau beli pulsa, tarik tunai, atau mau tebus murahnya mba ?" Ulang Mba Ayu.
" Enggak mba, makasih ." Jawab Jade lagi
" Pembalut DAUN dengan sayap panjang 35 cm ya mba totalnya 37 ribu mba ." Mba Ayu menatap Jade sambil mengucapkan jumlah belanjaan Jade.
Jade pun menyerahkan selembar uang berwarna biru tanpa berucap sepatah katapun meski hatinya berbisik;
" Pasti setelah ini mau ngucapin uangnya 50 ribu, kembalian.... ".
Belum sempat Jade menyelesaikan kalimat di " alam perbatinannya" , Mba Ayu sudah berkata lantang;
" Uangnya 50 ribuan, jadi kembaliannya 13 ribu ya mba. Ini belanjaannya, ini kembalian dan struknya. Untuk kantong plastik kami kasih gratis ya, Mba. Terima kasih dan silahkan datang kembali."
Jade tersenyum simpul dan bergumam;
" Bener-bener Mba Ayu S P O K. Susunan kalimat lengkap, panjang kali lebar dan komplit nggak ada kurang-kurangnya ."
Masih dengan senyum simpulnya, Jade keluar dari Mini Market, berjalan kaki ke sekolahnya sambil memasukkan roti Jepang ke ransel sekolahnya. Diapun melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang menunjukkan tepat Pukul 06.55.
" Waaahhh...5 menit lagi. Ayo Jade buruan lari ." Ucap Jade menyemangati dirinya sendiri.
" Wellcome Students. Please line up neatly outside the classroom and wait for the attendance ."
Terdengar Pengumuman dari Speaker sekolah di setiap penjuru kelas.
" Wiiihh..keren bener ini sekolah. Biasanya masuk kelas kita disambut Bel apa Lonceng. Nah ini..ada Bule teriak-teriak tanpa wujud ". Gumam Jade menanggapi Bell Sound di sekolahnya.
Jade pun segera berbaris rapi di luar kelasnya untuk segera mengikuti Finger Scale Absence.
( Ini Sekolah Internasional di Dunia Imajinasi Author ya Guys..jadi suka-suka Author mau gimana cara absensinya)
Setelah melakukan absensi, Jade pun berlalu menuju tempat duduknya di samping Jannice yang sudah lebih dulu sampai.
" Hai Jannice, Good Morning " Sapa Jade
" Morning Jade. I saw you walking to school earlier . Are you not being escorted ?" Jawab Jannice dengan jiwa keponya.
" Actually I was taken to the front of minimarket earlier cause I need to buy sanitary napkins ." Bisik Jade takut terdengar teman lainnya.
" Oh, I see. Are you approaching period ?" Jiwa kepo Jannice sepertinya meronta.
" Just in case. It doesn't seem that fast ." Jelas Jade. Obrolan mereka pun terjeda saat Pak Sammy memasuki kelas X IPA 1.
" Selamat Pagi anak-anak. Apa kabarnya hari ini ?" Sapa Pak Sammy.
" Pagi Pak Guru, kabar baik ." Jawab anak-anak serempak.
" Baiklah, seperti yang sudah Bapak sampaikan waktu Hari Sabtu kemarin. Meskipun ini Sekolah Internasional dan kalian juga tidak hanya warga negara asli, Bapak tetap menghimbau agar kalian menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat di area sekolah ." Lanjut Pak Sammy.
" Kenapa, Pak ? It's too difficult ." Tanya David, si murid pendatang dari Kanada yang masih setengah-setengah dalam Berbahasa Indonesia.
" Sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 yang menetapkan 14 ranah wajib penggunaan Bahasa Indonesia. Di mana ranah tersebut diatur dalam pasal 26–39 pada Bab III Bagian Kedua tentang Penggunaan Bahasa Indonesia Poin Ke-empat yaitu Pengantar dalam Pendidikan Nasional. Jadi untuk siswa yang belum mahir menggunakan Bahasa, nanti bisa mengikuti Ekskul Bahasa Indonesia dengan Jadwal yang akan diagendakan secepatnya ." Jelas Pak Sammy yang diangguki seluruh siswa.
" Dan baiklah untuk hari ini, kita akan menyusun Struktur Organisasi Kelas terlebih dahulu ." Lanjut Pak Sammy mengisi kelas X IPA 1 hingga Jam Istirahat.
Sementara di Kelas XII IPA 1
Joe menatap lekat ke lantai 1, dimana ruang Kelas X IPA 1 berada.
" Kenapa wajahnya mirip sekali dengan dirimu, Ong. Ong Kah Suan..! Siapa kamu sebenarnya ?" Gumam Joe dalam kesendiriannya. Hingga Flashback 10 tahun yang lalu pun melintas.
Royal Carribean Cruise.
23 Maret 2014
Seorang anak berusia 7 tahun terlihat memegang sebuah access card sambil mengamati nomor yang tertera di pintu ruangan kamar sebuah Kapal Pesiar mewah bertingkat 7. Dia baru saja dari Perpustakaan dan akan kembali menuju kamarnya sendirian.
" Nombor bilik 5 ...nombor bilik 5. Ini nombor 3..4...5.... Aahh...jumpa pun ." Anak kecil itu pun menempelkan acces card nya ke pintu hingga membuat matanya terbelalak sempurna.
" Abaaanng......!!! " Jerit anak itu.
..._____To Be Continued_____...
Haduuuhhh....lagi Flashback malah Bersambung.
Jangan gantung Readers dong Thor....!!!