Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.
Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.
Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.
Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nathan
Acara makan malam yang Indira maksud tiba, dimana keluarga Mahendra dan isterinya bernama Mayang hadir dengan membawa putrinya yang berprofesi sebagai dokter.
"Selamat datang di keluarga kami." Allan dan Indira menyambut tamu kehormatan mereka di ambang pintu dengan senyum mengembang.
"Selamat malam pak Allan dan Nyonya Indira." Balas Mahendra dengan menjabat tangan kedua tuan rumah.
"Apa kabar jeng," Mayang istri Mahendra memeluk dan mencium pipi kanan dan kiri Indira.
"Baik mbak, mbak sendiri apa kabar." Indira tersenyum kepada teman arisanya itu, dan Mahendra adalah rekan kerja Allan dulu.
"Baik, kenalkan ini Maudy," Mayang memperkenalkan putrinya yang berdiri di sampingnya.
"Oh, Hay sayang kamu cantik sekali." Puji Indira yang langsung disambut dengan senyum Maudi.
"Terima kasih Tante." Maudy hanya tersenyum mendapat pujian.
"Ayo silahkan masuk, kami sudah menunggu anda pak Mahendra." Ucap Allan mengajak keluarga Mahendra untuk masuk kedalam, tepatnya menuju meja makan.
"Kami sangat senang mendapat undangan khusus dari anda pak Allan." Mahendra terkekeh dengan menepuk pundak Allan.
Usia mereka beda dua tahun, lebih tua Mahendra.
"Ah, anda bisa saja pak, lagi pula sudah lama kita tidak bertemu, dan kebetulan istri kita ternayata juga berteman." Ucap Allan yang mempersilahkan tamunya untuk duduk.
Maudy duduk di samping ibunya, mereka bertiga duduk berjejer, sedangkan Indira di samping sang suami sebagai kepala keluarga.
"Maaf, mama kami tidak ikut, beliau sudah tua jadi sudah butuh banyak istirahat." Ucap Indira menjelaskan tentang Lili yang tidak bisa hadir, ikut makan malam.
"Tidak apa jeng, lagi pula beliau sudah sepuh." Mayang tersenyum.
Indira sejak tadi memikirkan putranya yang tidak kunjung datang, padahal acara makan malam sudah mereka mulai, karena sudah jam delapan malam. Tapi Nathan tidak kunjung datang.
"Jeng Dimana putra anda?" Tanya Mayang dengan penasaran, ingin melihat putra temannya itu yang akan dikenalkan pada putrinya.
"Nathan masih di kantor mbak, sebentar lagi pasti datang." Tutur Indira yang menutupi keberadaan putranya, karena Indira sendiri tidak tahu dimana putranya. Karena ponselnya tidak bisa di hubungi.
Sejak tadi Maudy sudah tidak sabar untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengannya, karena yang mamanya bilang jika anak dari Tante Indira adalah pria tampan idaman para wanita.
Tak lama mereka mendengar deru mesin mobil yang memasuki halaman rumah, dan sudah Indira pastikan itu adalah putranya.
"Sayang kamu batu pulang." Indira menyambut kedatangan putranya di ambang pintu, meskipun kesal namun Indira tetap menampilkan senyum nya.
"Maaf mah, Nathan banyak pekerjaan." Kilahnya dengan dalih agar tidak terlalu lama bertemu dengan tamu yang mamanya undang.
Sejak tadi Nathan hanya diam di dalam mobil, melihat sesuatu yang membuatnya ingin tetap disana.
"Sekarang mama kenalkan kamu pada keluarga Tante Mayang." Indira mengajak Nathan untuk menemui tamunya.
Dengan senyum mengambang Indira memperkenalkan putranya pada Mahendra dan Mayang, terutama pada Maudy.
"Nah, nak ini anak Tante ganteng bukan." Ucap Indira memperkenalkan pada Maudy.
Maudy hanya tersenyum manis menatap pria didepanya yang cuek dan dingin.
"Maudy." Maudy mengulurkan tangannya untuk Kenalan, Nathan hanya meliriknya sekilas. "Nathan." Balasnya singkat.
"Kalian kenalan dulu gih, ngobrol gitu kan mau menjadi pasangan masa belum kenal dan masih kaku." Ucap Mayang dengan wajah berseri melihat Nathan yang ternyata pria tampan dengan sejuta pesonanya.
"Kalian bicara saja di taman belakang." Ucap Indira mengelus lengan Nathan.
.
.
.
"Bunda Ami pulang."
Raya yang seperti biasa, menyetrika baju yang menyewa jasanya menoleh kebelakang, Dimana putrinya yang masih memakai seragam sekolah itu baru sampai.
Ami tersenyum dan memeluk Raya dari belakang. "Ami Laper bunda." Ucap Ami dengan suara manja.
Raya tersenyum sambil mengelus kepala Ami yang berada di pundaknya.
"Makanlah bunda sudah siapkan makanan kesukaan kamu."
Mendengar itu mata Ami berbinar. " Gak rugi tadi sore Ami gak makan, dan sekarang Ami bisa ngerasain makanan kesukaan Ami." Ucapnya dengan berjalan menuju meja makan, Ami tersenyum senang melihat menu diatas meja.
"Bunda hari ini ada rezeki lebih, jadi bunda Masakin makanan kesukaan kamu." Tanya mengelus kepala Ami, yang sedang mengambil makanan.
"Terima kasih bunda, Ami belum gajian jadi Ami belum kasih uang buat bunda..hehe.." Ami menyengir, gayanya seperti wanita karir yang sudah berkerja kantoran dan mencukupi kehidupannya dengan sang bunda.
"Kamu harus belajar yang rajin, ingat kata almarhum ayah kamu, kalau kamu harus lulus sekolah menengah atas." Ucap Raya yang sudah duduk di depan putrinya.
"Siap bunda, Ami akan wujudkan kata ayah." Ami tersenyum manis, membuat raya ikut tersenyum.
Dulu suaminya memang berkata seperti itu, bahkan Ami sendiri yang mendengarnya. Maka dari itu Raya ingin putrinya sekolah sampai lulus, jika ada biaya pun raya ingin menyekolahkan Ami sampai ke perguruan tinggi.
.
.
"Jadi Minggu depan kita adakan acara pertunangannya lebih dulu, dan semua kami akan siapkan." Ucap Allan mewakili sebagai kepala keluarga.
Allan menatap putranya yang hanya diam semenjak datang tadi.
Mereka memberi waktu untuk keduanya lebih dekat, namun belum ada tiga puluh menit Maudy sudah kembali dengan Nathan yang hanya biasa saja.
"Bagaimana pak Mahendra apa anda tidak keberatan?" Tanya Allan menatap calon besannya.
"Kami rasa, lebih baik lebih cepat. Kami setuju." Mahendra tersenyum begitupun Mayang dan Indira yang saling melempar senyum.
Maudy ikut tersenyum senang, dirinya melirik Nathan yang hanya diam tanpa ekspresi. 'Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, karena pria dingin dan tak tersentuh seperti dirimu membuatku merasa tertantang.' Maudy membatin menatap Nathan dengan senyum penuh arti.
Nathan mengembuskan napas kasar. Dirinya lebih dulu pergi sebelum tamu Mamanya pergi, dan Nathan bisa melihat raut kecewa dari wajah Mamanya.
Namun Nathan memang tidak suka berada disana, dirinya datang hanya ingin membuat mamanya senang dan tidak bersedih, tapi justru membuatnya merasa tidak nyaman dengan tatapan wanita yang mereka akan jodohkan. Karena sejak dia datang Maudy selalu menatap ke arahnya, meskipun Nathan tidak membalasnya tapi ia tahu.
Nathan yang sebenarnya tidak ingin menerima perjodohan ini, tapi dirinya juga tidak ingin membuat kedua orang tuanya bersedih dan kecewa. Dan dirinya harus bagiamana untuk bisa keluar dari perjodohan itu yang sudah disepakati hari pertunangan mereka.
"Sial.." Nathan merutuki dirinya yang susah untuk jatuh cinta dan tertarik kepada lawan jenis. Bukannya dia memiliki kelainan melainkan dirinya yang memang tidak mudah untuk jatuh cinta.
Dekat dengan wanita saja Nathan tidak pernah selain dengan adik dan sepupunya.
Disini Nathan merasa hidupnya akan mulai berubah dengan adanya perjodohan ini, apalagi melihat Maudy, Nathan sama sekali tidak tertarik.
.
.
Yang udah mampir terima kasih, kalian adalah semangat Author, jangan lupa tinggalin jejak kalian ya...🥰
mknya gampang bgt yaa kawin nya dan cerai nya kesian donk wanita2 di seluruh dunia kalau semua bs di siriin 🙈
bukan nya nathan yg selamatin perempuan itu?
trs mana mau ami di madu,itulah kalau hukum nya ada kawin siri bs beristri 10 jg g pp enak aja..