Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mio Tesoro
Ting.. Ting.. Ting..
Alunan suara piano memenuhi sebuah ruangan kedap suara di sebuah mansion mewah yang ada di pinggiran kota Milan.
Eine Kleine Nacht music karya W. A. Mozart, mengalun begitu indah. Siapa yang memainkannya, dialah Jade de Niels, putra dari Rouge dan Marisha de Niels. Seorang pria buta, yang memiliki kemampuan luar biasa meski dengan keterbatasannya.
Memainkan alat music, menggunakan senjata dan beberapa hal yang mustahil dilakukan oleh seorang pria buta, tapi Jade mampu membuktikan jika dirinya berbeda dan bisa melakukan hal yang dianggap mustahil itu.
Tak.. Tak.. Tak..
Suara langkah kaki mendekat, Jade yang mendengarnya langsung menghentikan gerakan jemarinya di atas tuts piano. Tanpa menoleh, Jade tetap diam dengan pandangan lurus ke depan, menantikan seseorang yang datang menemuinya untuk berbicara.
" Sesuai dengan tebakan Anda, tuan muda.. Hari ini, di Berlin, keluarga utama datang ke mansion Vogt untuk melamar nona Veroya.. " Lapor Vander, asisten pribadi Jade.
Jade tersenyum tipis, " Akhirnya Griffin bergerak?? " Komentar Jade.
" Benar, tuan muda.. Satu bulan lagi, acara pernikahan antara tuan muda Griffin dan nona Veroya akan dilaksanakan. Milan dan Berlin, pernikahan akan diadakan di dua kota ini. " Vander melanjutkan laporannya.
" Bukankah seharusnya aku memberikan keduanya hadiah untuk pernikahan mereka nanti? Menurut mu, hadiah apa yang layak untuk keduanya? " Jade bertanya.
" Tiket bulan madu?? Atau hal-hal yang berbau bisnis, seperti memberikan saham, mungkin? " Jade menimang mana yang cocok sebagai hadiah.
" Saran saya, akan lebih baik jika anda memberikan tiket bulan madu saja, tuan muda.. Hubungan antara keduanya belum cukup baik, alangkah baiknya jika dengan hadiah tiket bulan madu ini akan semakin mempererat hubungan mereka. " Jade mengangguk-angguk. Ide Vander tidak buruk, memang kedua orang ini memerlukan sebuah dorongan untuk semakin mendekatkan diri.
" Lakukan seperti saran mu saja.. Pilihkan tempat yang romantis untuk mereka berbulan madu.. " Vander mengangguk.
" Ada lagi? " Tanya Jade saat menyadari jika asisten pribadinya itu tak kunjung pergi.
" Transaksi dengan klan Alexsandrov akan diadakan malam ini, tuan muda.. Apa anda ada niatan untuk ikut memantau dari dekat? " Tanya Vander. Klan Alexsandrov merupakan kolega bisnis gelap keluarga de Niels yang mana hubungan kerja sama ini telah berlangsung selama dua puluh tahun lebih. Jade selalu memperhatikan masalah ini, karena tidak ingin mengecewakan klan Alexsandrov.
" Kau saja yang urus.. Aku sedang tidak ingin kemana pun hari ini. " Jade menolak.
" Baik tuan muda. " Vander pun undur diri, meninggalkan Jade yang masih berada di ruangan ini dan kembali memainkan pianonya.
Jade tersenyum lebar setelah kepergian Vander. Ada perasaan senang yang teramat besar di hatinya, membuatnya bisa tersenyum lebar seperti ini. Jika ada wanita yang melihat senyum lebar pria tampan ini, sudah pasti para wanita ini akan jatuh cinta dalam sekali tatap.
" Pa.. Griffin sedang menuju kebahagiaannya. Papa pasti melihat di sana kan.. Sebentar lagi, Jade berjanji, Fayre juga akan mendapatkan kebahagiaannya. " Gumam Jade dengan senyum semakin lebar sampai ke mata.
Papa yang dipanggil oleh Jade ini bukanlah Rouge yang merupakan ayah kandungnya. Papa disini, adalah Galen de Niels, papa angkat Jade. Seorang pria yang berhati besar mau memberikannya kasih sayang yang tidak didapatkannya dari seorang ayah saat masih kecil.
Jade teramat menghormati Galen sebagai papanya. Dunia dimana Jade sekarang bisa hidup tanpa peduli ucapan orang-orang yang mengatakannya buta dan tatapan kasihan orang-orang itu, adalah dunia yang Galen kenalkan padanya. Masih segar diingatan Jade setiap kata yang Galen ucapkan dulu. Yang paling membekas untuk Jade adalah kata-kata Galen saat mengajari Jade melukis.
" Bersyukurlah karena kau tidak melihat dunia yang papa lihat. Kemunafikan ada di mana-mana, Jade. Banyak manusia yang memiliki dua wajah. Tipu daya, tipu muslihat, kebohongan, dan hal buruk lainnya menjadi hal yang biasa papa lihat. " Tutur Galen.
" Papa justru iri pada mu, karena kau bisa menciptakan dunia mu sendiri versi mu tanpa peduli dengan pendapat orang lain. Buatlah dunia yang hanya bisa kau lihat sendiri, dan jadilah raja di dunia mu itu. Jangan takut kau tidak bisa melihat apa yang papa lihat, karena nyatanya Tuhan justru menyayangi mu dengan tidak melihat dunia yang kejam ini. "
*
*
*
Seorang pria menatap indahnya langit malam kota Berlin dari jendela penthouse miliknya. Dengan ditemani wine mahal yang dicicipinya sesekali, pria tampan penuh pesona ini menikmati keindahan langit malam di kota Berlin.
Kulit putih, tubuh tegap dan kekar dengan otot yang membentuk indah di seluruh tubuhnya. Alis tebal dengan bulu mata lentik, dipadukan dengan bola mata dengan warna abu-abu cerah. Hidung mancung, bibir tebal sangat seksi sekali. Rahang yang tegas dengan sedikit bulu-bulu halus yang menghiasinya. King Griffin Cassano, memiliki paras bak dewa Yunani.
Tidak hanya wanita saja, para pria juga sering memuji ketampanan Griffin. Jika para wanita terkagum-kagum dan ingin memiliki, maka para pria justru iri dengan ketampanan Griffin. Bagaimana bisa, ada seorang pria yang memiliki ketampanan yang sempurna.
King Griffin Cassano, merupakan pria yang segala hal yang diinginkan wanita. Tampan, tubuh bagus, kaya raya, dan berasal dari keluarga terpandang. Siapa yang bisa menolak pesona putra mendiang Galen de Niels ini. Dan yang akhirnya berhasil memiliki pria sempurna seperti jelmaan dewa ini adalah Veroya Vogt. Gadis keturunan Jerman-Jepang.
" Kau serius?? " Griffin menoleh ke sumber suara.
" Apa? " Tanyanya. Kebiasaan kembarannya ini jika bertanya hanya setengah-setengah, membuat siapa saja yang ditanyanya menjadi bingung.
" Menikah dengan Ve... Kau serius?? " Fayre kembali bertanya. Lebih jelas apa yang dimaksudnya.
" Sudah sejauh ini, kau masih bertanya seperti itu? " Fayre menghela nafas kasar.
" Hentikan jika kau hanya berniat mempermainkannya, Griff.. Meski kau saudara kembar ku sendiri, jika kau berniat mempermainkan Ve, aku tidak akan segan-segan menghajar mu. " Fayre memperingatkan Griffin.
Griffin tersenyum miring, melirik malas Fayre yang kini berdiri di sebelahnya, " Pernikahan ada bukan untuk dipermainkan.. Kau tahu betul tentang itu. Jadi untuk apa kau masih bertanya.. Buang-buang waktu saja. " Griffin pun berlalu pergi meninggalkan Fayre yang jadi kesal mendengar ucapan Griffin barusan.
" Awas saja, kau!!! Sampai Ve menangis karenamu, akan aku buat kau botak!! " Teriak Fayre yang tidak digubris Griffin sama sekali.
" Ck.. Dasar kulkas enam pintu, makin dewasa bukannya masih mencair malah makin beku. Menurun dari siapa coba? " Gerutu Fayre.
Fayre yang tadinya kesal langsung berubah menjadi sumringah saat melihat siluet dari pria yang menjadi crushnya selama belasan tahun ini, lewat di sekitar dapur. Pria yang menjadi penasehat kembarannya itu entah baru datang atau sedari tadi sudah mendengar percakapan antara dirinya dan Griffin. Yang jelas, Fayre harus mengikuti kemana pria itu pergi. Ada beberapa hal yang perlu Fayre tanyakan.
" Mio tesoro.. I'm coming... " Pekik Fayre pelan dengan mimik wajah kegirangan.
Fayre terkekeh sendiri sembari mengejar kemana pria yang menjadi crush nya itu pergi. Cinta pertama untuk Fayre dan telah bertahan selama lebih dari sepuluh tahun. Meski banyak pria yang mondar mandir dalam hidupnya, tapi cinta Fayre hanya untuk ' mio tesoro ' nya.