"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Keharmonisan
"Bukankah kau sakit karena sangat ingin menikah denganku? Jika benar begitu, maka kita menikah saja secepatnya!" kata Rimon.
DEG! DEG! DEG!
Jantung Keiya berdetak kencang, dia tidak menyangka jika Rimon datang untuk mengatakan hal itu.
"I-itu, tidak benar! Yaya tidak sakit gara-gara ingin menikah dengan Kak Rimon. Kak Rimon jangan terlalu percaya diri seperti itu," kata Keiya menyahut.
"Kenapa kali ini kau mengelak? Kemana sikap provokatif, arogan, dan suka memaksa mu itu? Katakan saja yang sejujurnya, aku bisa melamar mu besok atau lusa. Kau menginginkannya bukan?" kata Rimon terus memojokkan Keiya, dia meledek kondisi Keiya yang terdesak gara-gara perkataan nya.
"Ti-tidak bisa besok! Yaya kan masih sekolah, kenapa Kak Rimon terburu-buru menyuruh Yaya menikah?" tanya Keiya kesal karena terus dipojokkan.
Mendengar perkataan itu, Rimon tersenyum dan kemudian berkata, "Sekarang kau mengatakannya dengan mulutmu sendiri!"
"A-apa maksudnya?" Keiya kebingungan.
"Kemarin, aku mengatakan kalau kau masih terlalu kecil untuk urusan seperti ini, sebaiknya kau belajar saja yang baik! Sekarang aku datang untuk menerima tawaranmu, tapi kau menolaknya. Jadi yahh, mau bagaimana lagi? Sepertinya kita hanya bisa sampai disini saja," kata Rimon sambil terus menatap reaksi yang akan Keiya berikan.
"Memang kita tidak bisa menikah sekarang, tapi setidaknya kita pacaran dulu!" sahut Keiya yang membuat Rimon menggelengkan kepalanya.
PLUK!
Rimon melemparkan sebungkus permen coklat kecil ke Keiya. Sedangkan yang satunya lagi, ia buka dan makan sendiri.
"Kau benar-benar sangat egois, tapi sayangnya kau itu bodoh! Belajar lagi yang baik! Tingkatkan prestasi mu! Hanya disaat kau sudah sejajar denganku, maka kita akan bisa berjalan bersama tanpa adanya ketertinggalan. Sekian, aku pergi dulu. Aku membuang banyak waktu karena berbicara denganmu, cepatlah sembuh," kata Rimon yang langsung membalikkan badannya pergi meninggalkan Keiya yang masih tertegun diatas kasurnya.
Kata-kata Rimon yang tadi diucapkan benar-benar membuat hati Keiya merasa terluka, tapi ada beberapa kata ambigu yang membuat Keiya merasa kebingungan.
"Dia mengatakan itu untuk memberiku motivasi kan?" gumam Keiya sambil terus melihat pintu kamar inapnya yang dibuka oleh Ami dan Xiaodi.
"Yang mulia! Anda baik-baik saja? Apa yang Tuan Koki Rimon katakan pada anda?" tanya Ami khawatir.
"Tidak, bukan apa-apa. Dia menyuruhku untuk cepat sembuh," jawab Keiya menutupi sebagian kata-kata nyelekit yang Rimon katakan kepadanya.
...----------------...
Sementara itu, kini hubungan antara Yigon dan Fairy makin hari makin lengket. Sosok Yigon makin terlihat seperti sangat terobsesi dengan Fairy, dia sangat memanjakan gadis itu, bahkan makan pun ia suapi layaknya seorang bayi.
Saat Yigon menjemput Fairy je kampusnya, melihat Fairy berjalan mendekatinya, dengan cepat Yigon membukakan pintu mobil untuk pacarnya itu. Setelah itu Yigon masuk ke mobil dan terheran begitu melihat noda hitam di baju Fairy.
"Noda apa ini?" tanya Yigon sambil mencoba membersihkan noda itu, tapi seberapapun ia mencoba untuk menghilangkannya, noda di baju Fairy tetap membandel.
"Sudah hentikan, ini noda tinta spidol papan tulis. Ga bisa hilang kalau ga di cuci dengan detergen pembersih," kata Fairy menghentikan tangan Yigon yang terus menggosok kain bajunya.
"Siapa yang melakukan itu kepadamu?"
"Apa sih? Udah cukup, kita pulang!" kata Fairy yang risih akan sikap Yigon yang terlalu over protektif kepadanya. Padahal orang tuanya saja tidak pernah sampai segitunya, bahkan kakaknya yang pernah sangat menyayanginya juga tidak pernah memperlakukan Fairy seperti itu.
Yang Yigon lakukan sudah terlalu berlebihan, membuat hal yang tidak penting menjadi sebuah masalah yang sangat serius. Itulah hal yang sering Yigon lakukan jika itu menyangkut tentang Fairy.
"Baiklah, aku minta maaf ya? Apa kau lapar? Bagaimana jika kita makan dulu sebelum pulang?" rayu Yigon menciumi punggung tangan Fairy yang ramping.
Dengan pelan Fairy mengangguk. Senang melihat Fairy mau diajak makan bersama, Yigon pun mengajak Fairy ke restoran mie daging yang sangat terkenal di kota itu.
...----------------...
Singkat cerita, kini makanan yang mereka pesan telah sampai.
"Mie daging 2,vanilla latte 1, taro chilapuchino 1 dan pangsit ayam keju 1, di meja nomor 23 atas nama Tuan Yigon, benar?" tanya waiters yang membawakan mereka makanan.
"Benar, itu pesanan kami," sahut Yigon.
"Baik, selamat menikmati hidangan di resto kami! Silakan panggil saya jika ada hal yang kurang," kata si waiters yang sangat ramah dan sopan.
Fairy terbengong melihat mangkuk berisi mie berkuah bening di depannya. Ini pertama kalinya ia bertemu mie bening tanpa bumbu, mungkin karena Fairy sangat jarang makan mie, jadinya dia tidak tau jika mie ada yang berkuah bening seperti itu.
"Kenapa? Apa ada hal yang membuatmu tidak nyaman? Kau tidak suka mie daging?" tanya Yigon yang terheran melihat Fairy masih belum menyentuh makanannya sama sekali.
"Ti-tidak, Riri hanya terheran melihat kuah mie daging yang sangat bening seperti ini," sahut Fairy polos.
"Ah? Pfftt! Ini bumbunya sayang, kau bisa mencampurkannya sendiri sesuai dengan selera masing-masing. Sama seperti saat kita membeli bakso, nah kuah beningnya itu hanya sekedar kuah kaldu biasa, untuk bumbunya kau bisa menambahkannya sendiri. Sini, aku bantu menambahkan bumbu pada mie mu," jelas Yigon sambil tertawa ringan melihat pacarnya yang tidak pernah makan di resto pinggir jalan.
Tangan Yigon mengambil beberapa bumbu dan dengan lihai ia mencampur kecap, saus, sambal dan lainnya tanpa memperhitungkan takaran yang pasti.
"Nah coba lah!" Yigon menyodorkan mie yang telah ia racik.
"Hmmmm, ini enak sekali paman!" Fairy tercengang.
"Aku tau, aku ahli melakukan itu," Yigon menyombongkan diri.
"Nah sekarang, makan ini!" sambung Yigon memberikan pangsit kepada Fairy.
"Tidak, Riri sudah kenyang," katanya.
"Makan!" Yigon memaksa.
Dengan terpaksa Fairy memakan pangsit ayam keju yang Yigon berikan kepadanya.
...----------------...
"Tuan, sepertinya tidak akan lama lagi rumah ini pasti menjadi sangat ramai. Bukan begitu Tuan?" kata seorang pelayan tua yang sudah lama bekerja di rumah utama keluarga Moera. Sambil memijat pundak Garon, dia berbincang-bincang normal dengan tuannya itu.
"Hahahaha, semoga saja begitu. Aku sudah tidak sabar menunggu momen itu," sahut Garon senang.
"Itu benar-benar kabar yang menggembirakan Tuan. Sudah sangat lama saya ingin melihat Tuan Muda Yigon memiliki calon istri, syukurlah keinginan saya itu sudah terpenuhi sekarang, walau dalam kurun waktu yang cukup lama,"
"Kau tidak tau, betapa kesepiannya hidupku selama 8 tahun ini tanpa dirinya. Tapi nanti hidupku akan terasa ramai dengan hadirnya seorang cucu di keluarga ini. Enaknya punya cuci perempuan atau cucu laki-laki ya?" Garon mempersiapkan masa depannya mulai dari sekarang.
"Cucu perempuan ataupun cucu laki-laki, semuanya pasti sangat aktif dan ramai. Jangan mempermasalahkan gender, karena di zaman sekarang laki-laki atau perempuan kedudukannya sama saja Tuan," bibi pelayan memberi nasehat.
"Aku tau, jangan memberiku wejangan seperti itu. Lihat siapa yang lebih tua," kata Garon ngambek.
"Saya minta maaf untuk itu Tuan,"