Sebuah insiden membawa Dinda Fahira Zahra dan Alvaro Davian bertemu. Insiden itu membawa Dinda yang yatim piatu dan baru wisuda itu mendapat pekerjaan di kantor Alvaro Davian.
Alvaro seorang pria dewasa tiba-tiba jatuh hati kepada Dinda. Dan Dinda yang merasa nyaman atas perhatian pria itu memilih setuju menjadi simpanannya.
Tapi bagaimana jadinya, jika ternyata Alvaro adalah Ayah dari sahabat Dinda sendiri?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf jika ada yang tak sesuai norma. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Empat
"Semoga saja Vina bisa menerima semua ini dan memaafkan semua kesalahan yang kamu lakukan, walau aku pikir, sebenarnya tak ada yang salah atas apa yang telah kamu lakukan!" seru Satria.
"Kenapa kalian menyebut namaku?" tanya Vina. Entah sejak kapan gadis itu ada di sana.
Dinda dan Satria saling pandang. Mereka tampak terdiam, tak menyangka jika orang yang menjadi topik pembicaraan ada di hadapan saat ini.
Vina memandangi Dinda dan Satria secara bergantian. Dia melihat kedua orang itu tampak gugup.
"Kalian menyembunyikan sesuatu?" tanya Vina.
Beruntung Satria dapat menguasai kembali kegugupannya. Dia tersenyum membalas pertanyaan yang diajukan Vina.
"Bukan aku sih yang ngomongin kamu, itu si Dinda. Masa dia mengajak aku bertemu untuk membuat kejutan bagimu. Tapi kamunya keburu muncul. Padahal baru saja ingin merencanakan kejutannya," ucap Satria sambil tertawa.
Satria mengedipkan matanya pada Dinda. Menurut pria itu, bukan waktu yang tepat jika Vina mengetahui saat ini. Berbeda jika wanita yang dinikahi Om Alvaro bukan Dinda.
Dinda bagi Vina adalah sahabat yang tak pernah melakukan kesalahan. Di saat dia terpuruk saat ini hanya wanita itu yang diharapkan dapat mengerti keadaannya, dan jika dia tahu ternyata sahabatnya yang memberikan luka itu, tentu rasa kecewanya akan berlipat ganda.
Biarlah Vina mengobati lukanya dan berdamai dengan keadaan, barulah diberitahu siapa wanita pengganti maminya. Bisa saja saat ini Tante Devi mengompori putrinya untuk membenci sahabatnya jika tahu Dinda yang menjadi istri pengganti dirinya.
Satria ingin mencari tahu dulu, apa yang membuat Om Alvaro memutuskan berpisah, apakah memang kesalahan hanya ada pada dirinya atau memang ada pada Tante Devi. Dia tak mau menghakimi tanpa mencari tau.
"Tadinya aku ingin meminta Satria mengajak kamu ke kafe dan aku datang memberikan kejutan bagimu dengan membawa seekor kucing yang kamu inginkan kemarin, ternyata kenyataan itu kebalikannya. Kamu yang memberi kejutan dengan datang saat aku sedang berdua Satria."
"Kamu mau memberikan aku kucing?" tanya Vina dengan raut bahagia. Dia memang pecinta mahluk lucu itu.
"Ya, aku kemarin lihat ada kucing lucu di dokter hewan," jawab Dinda.
"Uang adopsinya mahal. Nanti gajimu bisa habis," balas Vina lagi.
"Aku beli yang sesuai dompet. Yang penting buat kejutan untukmu. Kamu mau kucing apa?" tanya Dinda.
Vina memeluk sahabatnya itu. Dia sepertinya terharu dengan niat Dinda. Membuat sahabatnya menjadi makin merasa bersalah karena menjadi salah satu luka baginya.
"Maafkan aku, Vina. Seandainya kamu tau aku adalah salah satu luka bagimu, pasti kamu sangat membenciku," ucap Dinda dalam hatinya.
Dinda lalu memesankan makanan untuk sahabatnya itu. Saat sedang menyantap makanan, Vina melirik ke kantong belanjaan disampingnya. Dahinya berkerut melihat banyaknya makanan dalam tas kresek itu.
"Kenapa Dinda belanja sebanyak itu? Sepertinya gaji Dinda sangat besar. Dia juga berniat membelikan aku kucing," gumam Vina dalam hatinya.
Mereka bertiga makan dan mengobrol hingga sore hari. Dinda lalu pamit mau ke toilet. Dia ingin mengabari suaminya jika pulang sore. Dia saat ini sedang bersama Vina.
"Satria, apa aku salah jika mencurigai Dinda?" tanya Vina pada sepupunya itu.
Satria yang sedang menyuapi makanan jadi menghentikan suapannya. Memandangi Vina dengan wajah penuh tanda tanya. Dalam hati pria itu berkata, apakah Vina mulai mencium gelagat Dinda.
"Apa yang kamu curigai?" tanya Satria sambil memainkan sendok.
"Aku sebenarnya kurang yakin dengan dugaanku ini. Selama aku mengenalnya Dinda itu gadis yang baik. Dia tak pernah neko-neko. Dia juga tak pernah melakukan hal buruk. Tapi melihat tingkah dan sikapnya, akhir-akhir ini aku jadi curiga. Apa lagi semua barang miliknya banyak yang baru. Gawai, baju dan juga kamu lihat tas dan jam tangannya. Itu bukan kaleng-kaleng. Semua branded."
Vina menghentikan ucapannya. Satria hanya diam mendengar. Tak ingin menyela. Dia juga penasaran apa yang ada dalam pikiran sepupunya itu. Apakah dia mulai mencurigai jika Dinda adalah ibu tirinya.
"Maksud kamu apa?" tanya Satria lagi. Tak sabar untuk mengetahui isi kepala wanita dihadapannya saat ini.
"Aku curiga, karena telah bekerja dan bergaul dengan wanita yang sosialita, dia jadi ikuta-ikutan. Sehingga untuk memenuhi gaya hidupnya itu, Dinda mau menjadi simpanan Om-om tajir!" seru Vina.
Satria menarik napas lega. Seenggaknya saat ini kecurigaan Vina hanya sampai di situ. Walau sebenarnya itu lebih menyakitkan jika Dinda tahu dia dianggap menjadi simpanan Om-om.
"Entahlah, mungkin saja gajinya memang gede. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup yang lebih dari biasanya. Coba tanya hatimu, apakah mungkin Dinda begitu?" tanya Satria.
"Entahlah, semua bisa saja terjadi. Pergaulan bisa merubah seseorang. Tapi aku berharap semoga saja itu tak benar. Dia tetap Dindaku yang baik hati," ucap Vina.
Tanpa Vina dan Satria tahu, Dinda telah berdiri di belakang mereka. Dadanya sesak saat Vina mengatakan itu.
"Kau adalah temanku satu-satunya. Aku telah melakukan kesalahan besar, sehingga aku mungkin akan kehilanganmu suatu hari nanti. Akan tetapi, aku akan terus percaya suatu saat kau akan memaafkan ku karena aku tahu secantik apa hatimu. Aku kira aku akan bisa baik-baik saja, tetapi aku salah. Aku yang melakukan kesalahan dan aku pantas merasakan sakit ini lebih banyak dari siapa pun. Tolong maafkan aku, sahabatku. Aku benar-benar tidak ingin kau meninggalkanku jika suatu hari nanti kau tau kesalahan yang aku lakukan itu!"
selesaikan dulu sama yg Ono baru pepetin yg ini
semoga samawa...
lanjut thor...