Dendam petaka Letnan Hanggar beberapa tahun lalu masih melekat kuat di hatinya hingga begitu mendarah daging. Usahanya masuk ke dalam sebuah keluarga yang di yakini sebagai pembunuh keluarganya sudah membawa hasil. Membuat gadis lugu dalam satu-satunya putri seorang Panglima agar bisa jatuh cinta padanya bukanlah hal yang sulit. Setelah mereka bersama, siksaan demi siksaan terus di lakukan namun ia tidak menyadari akan perasaannya sendiri.
Rahasia pun terbongkar oleh kakak tertua hingga 'perpisahan' terjadi dan persahabatan mereka pecah. Tak hanya itu, disisi lain, Letnan Arpuraka pun terseret masuk dalam kehidupan mereka. kisah pelik dan melekat erat dalam kehidupannya. Dimana dirinya harus tabah kehilangan tambatan hati hingga kembali hidup dalam dunia baru.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya???
Penuh KONFLIK. Harap SKIP bagi yang tidak biasa dengan konflik tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Begal.
Arlian sungguh tidak bisa berbuat apapun. Ia sudah berusaha sekuatnya namun apa daya, tenaga seorang Hanggar bukanlah tandingannya.
Beberapa detik kemudian Bang Hanggar semakin menegang dan menekan tubuhnya. Arlian pun panik, ia kembali mendorong dada Bang Hanggar namun lagi-lagi tenaganya tidak cukup kuat hingga akhirnya Bang Hanggar terdengar mengerang panjang di sela lehernya. Bagian tubuhnya pun terasa basah.
"Abaaaaaaaang..!! Kenapa di dalam???????" Teriak Arlian kesal dan tidak terima.
Bang Hanggar memercing, tenaganya seakan habis bahkan untuk bergeser pun rasanya tak mampu. "Maaf, dek..!! Abang nggak kuat parkir di luar??" Bisiknya di telinga Arlian. Tiga tahun melepaskan hasrat pria yang sudah tertahan merupakan usaha yang tidak pernah mudah.
"Abang benar-benar kurang ajar, kita sudah cerai..!!"
"Oya, kenapa kamu goyang?"
"Siapa yang goyang?????? Lian hanya minta Abang lepaskan??" Pekik Arlian.
"Masa???" Agaknya ocehan Arlian kembali menguji nyali Bang Hanggar. Kondisinya yang masih siap siaga kembali menekan diri. Perlahan ia mendekati bibir Arlian dan mengecupnya.
Arlian seakan menolaknya, namun Bang Hanggar lebih mengartikannya pada manjanya istri yang sedang merajuk.
//
Bang Raka cemas dalam kebingungan, sudah puluhan panggilan di lakukan namun tak ada jawaban dari Arlian.
"Kamu dimana dek?? Buat orang cemas saja..!! Siapa laki-laki lancang yang berani membawamu pergi????" Gumamnya cemas sendiri.
"Ijin Danton, tidak ada jejak apapun. Rekaman CCTV mati." Kata salah seorang anggota.
Bang Raka mengacak rambutnya, kali ini dirinya lalai menjaga Arlian. Bang Raka segera menghubungi Pak Hara.
...
Pak Hara memejamkan mata sejenak menerka kejadian hilangnya putri kecilnya. Tak lama si kecil Panggih dan Bima masuk ke dalam ruang kerja Opanya.
"Opaaa.. Gege nakal." Kata Bima mengadu.
"Bima duluan." Jawab Panggih tidak mau kalah.
Bang Raka segera menggendong kedua pria kecil itu.
"Apa Papa bilang. Jangan bertengkar dengan saudara sendiri. Harus saling sayang..!!" Tegur Bang Raka.
"Paaa.. Gege anak siapa?" Tanya Panggih menatap mata Bang Raka.
"Anak Papa lah, anak siapa lagi?"
Gege diam tapi tidak bertanya lagi.
"Ayo main lagi, Ge..!!" Ajak Bima.
Bang Raka terduduk lemas mendengar pertanyaan Panggih yang memang di luar dugaannya.
"Raka..!!"
"Iya.. Pa." Bang Raka pun terfokus kembali pada Papa Hara.
"Apakah Hanggar sudah kembali dari pendidikannya di Amerika??" Tanya Papa Hanggar.
"Saya kurang monitor Pa. Tapi setau saya beberapa hari lagi memang seharusnya sudah terjadwal Hanggar untuk kembali ke home base." Jawab Bang Raka.
"Usahakan Hanggar jangan bertemu Arlian dulu. Biar Papa sendiri yang menemuinya. Papa takut sifatnya yang sumbu pendek akan tersulut dan menyalahkanmu. Kau tau sendiri kalau Hanggar sudah marah, kau bisa di gorok kalau Hanggar sudah marah." Kata Papa Hara.
"Saya ngerti Pa."
Tak lama terdengar suara masuk ke dalam rumah.
"Mbak Lian??" Pekik Bibi.
Refleks Bang Raka keluar dari ruang kerja Papa Hara dan segera menemui Arlian.
"Deek.. kamu darimana??? Pulang sama siapa? Kenapa berantakan?????" Tanya Bang Raka.
Mata Arlian berkaca-kaca membuat Bang Raka setengah mati bingung.
"Kamu di rampok????" Tanya Papa Hara ikut penasaran.
Arlian mengangguk pelan. "Di begal."
"Siapa yang berani membegalmu??" Agaknya Bang Raka tidak terima karena ada yang mengganggu Arlian.
Setelah itu Arlian merasakan kepalanya berkunang-kunang, pandangannya kabur dan ia pun tidak sadarkan diri.
...
"Ibu Arlian syok, mungkin akibat perampokan tadi. Tidak ada luka berarti, hanya kelelahan saja. Mohon maaf sebelumnya, mengingat cemas adanya kasus pelecehan, ada baiknya Ibu Arlian segera di visum." Saran dari dokter.
"Wajar kalau Lian takut. Lian tidak ada bakat apapun kecuali mengomel." Ujar Papa Hara.
"Anak kita ini takut lho Pa." Tegur Mama Rintis.
"Saya akan meminta anggota untuk menyelidiki kasus Lian. Saya akan temukan begal yang sudah setor nyawa ini." Bang Raka segera meninggalkan kamar Arlian dan mencari informasi terkait begal tersebut.
...
Bang Hanggar tersenyum dengan seringai penuh kelicikan. Hembusan asap rokok menemani malamnya.
Teringat setiap jengkal lekuk tubuh Arlian yang membuatnya lupa daratan. "Jangan harap Raka bisa menyentuhmu lagi. Sampai aku tau kau bersamanya, atau aku akan mengulitinya."
Kembali terbayang olehnya paras wajah cantik Arlian, ia memejamkan mata sampai tak menyadari Bang Bilal menemuinya.
"Kamu sudah kembali?? Kenapa aku tidak tau?" Tegur Bang Bilal membuyarkan angan Abang Hanggar. Memang Bang Hanggar tau sahabatnya itu adalah orang yang netral.
"Kamu???? Rapi sekali, mau kencan?" Tanya Bang Hanggar basa basi.
"Mau ke rumah Papa. Arlian baru di begal orang. Sekarang Raka sedang mencari begalnya." Jawab Bang Bilal.
"Di begal dimana?" Selidik Bang Hanggar bingung pasalnya dirinya mengantar Arlian hingga tepat di depan rumah.
"Aku tidak tau, Lian sangat syok. Sekarang dia demam."
"Apa yang hilang?"
"Itu dia, aku tidak paham karena tidak ada barang yang hilang." Jawab Bang Bilal lagi.
"Kalau begitu aku bantu cari info begalnya." Kata Bang Hanggar kemudian menghubungi seseorang untuk mencari tersangka yang sudah mencelakai Arlian.
.
.
.
.
mbak nara yg penting d tunggu karya terbarunya
buku baru kpn mbak.. 🙏 penasaran sm mbak Fanya dn Bang Juan.