NovelToon NovelToon
Rockmantic Of Love

Rockmantic Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Wanita Karir
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: @Hartzelnut

Seorang laki laki yang bekerja produser musik yang memutuskan untuk berhenti dari dunia musik dan memilih untuk menjalani sisa hidupnya di negara asalnya. dalam perjalanan hidupnya, dia tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang merupakan seorang penyanyi. wanita tersebut berjuang untuk menjadi seorang diva namun tanpa skandal apapun. namun dalam perjalanannya dimendapatkan banyak masalah yang mengakibatkan dia harus bekerjasama dengan produser tersebut. diawal pertemuan mereka sesuatu fakta mengejutkan terjadi, serta kesalahpahaman yang terjadi dalam kebersamaan mereka. namun lambat laun, kebersamaan mereka menumbuhkan benih cinta dari dalam hati mereka. saat mereka mulai bersama, satu persatu fakta dari mereka terbongkar. apakah mereka akan bersama atau mereka akan berpisah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Hartzelnut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 28

*****

Di dalam mobil Brian, suasana sangat hening. Hanya terdengar suara halus mesin mobil "Vroom...," yang mengisi keheningan. Natalia duduk di kursi penumpang, tangan kanannya sibuk memainkan tali tas yang ia bawa. Jari-jarinya bergerak-gerak tanpa henti, menarik dan mengendurkan tali tasnya berulang kali. Pandangannya lurus ke depan, tapi perasaan canggung menyelimutinya.

"Canggung sekali. Ini bukan kali pertama aku naik mobil dengan seseorang..." pikir Natalia sambil menggigit bibir bawahnya pelan. Sesekali, matanya melirik ke arah Brian, yang fokus mengemudi tanpa sepatah kata pun. Wajahnya tetap dingin, tatapannya tajam ke jalan. Natalia menghela napas dalam-dalam. "Apakah dia tidak ingin mengatakan sesuatu?" batinnya gelisah.

Tangannya berhenti bermain-main dengan tali tas, dan ia menggigit bibir lebih keras. "Haruskah aku menanyakan suatu hal?" Ia mulai berdebat dengan dirinya sendiri. "Tapi... apa?" pikirnya panik. Brian memang bukan tipe yang mudah diajak bicara, dan setiap kali Natalia mencoba, biasanya dia hanya mendapat jawaban singkat atau bahkan hanya keheningan.

Tiba-tiba, suara Brian memecah keheningan.

"Aku tak tau dimana tempatnya" ucapnya dengan nada datar tapi serius.

Natalia terkejut. Matanya membelalak sesaat, dan jantungnya berdegup lebih cepat. "Deg... deg... deg..." Suara detak jantungnya seolah bisa didengar di dalam mobil yang sunyi. Ia menelan ludahnya, tak siap dengan pertanyaan itu.

"Eh... tempatnya?" gumamnya sedikit gugup, mencoba menenangkan dirinya. Tangannya yang tadi sibuk dengan tas kini berhenti bergerak, dan ia mengusap rambutnya yang mulai sedikit berantakan.

Brian tetap fokus ke depan, tatapannya tidak berubah. Ia menunggu jawaban dengan sabar, meskipun terlihat sedikit tidak sabar.

"Iya,," jawab Brian dengan nada dingin yang tetap konsisten, sembari tangannya memegang kemudi dengan tenang.

Natalia menghela napas dalam-dalam lagi, berusaha mengendalikan rasa panik yang tiba-tiba datang. "Astaga... kenapa aku jadi gugup?!" batinnya kaget. "Tenang, Natalia... tenang..." pikirnya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih tak menentu.

"Eh... baiklah," ucap Natalia dengan suara yang sedikit bergetar. "Belok kanan di lampu merah berikutnya," tambahnya, mencoba lebih tenang. Ia mengangkat tangannya sedikit dan menunjuk arah jalan.

Brian menuruti arahan tanpa komentar. Tangan kanannya bergerak pelan, menggeser setir dengan mantap ke kanan. "Srrtt..." suara halus dari pergerakan ban mobil di jalanan.

Natalia mencuri pandang ke arah Brian lagi, matanya mencoba menangkap ekspresi di wajah pria itu. Tapi seperti yang sudah ia duga, wajah Brian tetap datar dan tak terbaca.

Natalia menelan ludah lagi. dia merasa aneh dan sedikit bingung dengan bagaimana suasana canggung ini berkembang.

"Depan itu belok atau masih tetap lurus?" tanya Brian, masih dengan nada yang sama.

"Eh... i!" Natalia cepat-cepat menjawab, agak panik lagi karena ia tahu betul bahwa ia tidak ingin membuat situasi ini semakin aneh. Tangannya bergerak dengan cepat, menunjukkan ke arah jalan berikutnya. "Masih tetap lurus sampai perempatan, nanti di sana belok kiri," tambahnya cepat, kali ini dengan sedikit lebih tenang.

Brian hanya mengangguk kecil. Tangannya menggerakkan setir lagi, dan mobil melaju dengan lebih halus. "Vroom..." suara mesin mobil terdengar stabil di antara keheningan.

Dalam hati, Natalia masih merasa canggung dan bingung. "Aku kira dia tidak akan bertanya....." pikirnya, sambil mencuri pandang ke arah Brian lagi. "meskipun sedikit aneh" pikirnya frustrasi.

Mereka terus melaju di jalan yang mulai ramai, dan Natalia semakin merasa bahwa meskipun Brian bersikap dingin, ada sesuatu yang sedikit berbeda. Dia tidak hanya diam dan tak peduli seperti sebelumnya. Brian... mencoba untuk bicara, meskipun sedikit.

Mereka melanjutkan perjalanan, dan suasana di dalam mobil tetap hening, namun tidak lagi terasa sesunyi sebelumnya.

*****

Di sebuah showroom apartemen, Jack dan Julia sedang berada di lobi bersama seorang marketing apartemen. Marketing itu tersenyum ramah kepada mereka berdua, menatap mereka dengan penuh kesan manis, seolah sudah menilai sesuatu yang berbeda.

"Jadi, kalian mau beli apartemen untuk persiapan setelah menikah?" tanya sang marketing dengan penuh percaya diri sambil tersenyum. Tangannya memegang beberapa brosur sambil mengarahkan mereka ke lift.

"Eh... menikah?" Julia terkejut, matanya membesar. "Tidak, tidak! Kami hanya teman!" katanya cepat sambil mengangkat kedua tangannya, menyilangnya ke depan. "Krrrk..." bunyi gesekan tali tasnya saat dia tiba-tiba bergerak panik.

Jack juga ikut tersenyum canggung, "Y-ya, hanya teman." Dia sedikit berdeham, mencoba memperbaiki suasana. "Nguk-nguk..." terdengar napas Jack yang berusaha stabil.

Marketing itu tersenyum malu, tampaknya sedikit salah paham. "Oh, maaf!," katanya sambil menekan tombol lift dengan jemarinya yang rapi. "Ding...," suara lift berbunyi, pintunya terbuka dengan halus.

Di dalam lift, Julia berusaha menenangkan dirinya. "sungguh mengejutkan" gumamnya dalam hati. Julia melirik ke arah Jack yang berdiri di sebelahnya, sedikit tersenyum namun agak canggung.

Jack menatap lurus ke depan. "haaaa.... suasana menjadi canggung." pikirnya sambil menghela napas pelan.

Setelah sampai di lantai yang dituju, marketing tersebut mengajak mereka berjalan menuju unit apartemen yang hendak diperlihatkan. "Coba kita lihat unit ini. Ini salah satu yang paling nyaman di gedung ini, apalagi untuk pasangan muda..." kata marketing dengan penuh semangat, walaupun ia masih sedikit salah paham.

"Bukan pasangan!" Jack dan Julia langsung berkata serentak, hampir tanpa sadar. Keduanya saling berpandangan sejenak, lalu tertawa kecil. "Hahaha..." tawanya terdengar ringan namun ada sedikit canggung di situ. Julia melirik ke arah Jack, mencoba membaca reaksinya.

Marketing itu tertawa kecil juga, "Maaf, maaf. aku hanya bercanda."

Setelah berkeliling dan melihat beberapa ruangan, Jack akhirnya memutuskan. "Aku suka tempat ini. aku akan membelinya," ucapnya tegas sambil memandangi interior apartemen tersebut. "Pluk, pluk..." suaranya memegang meja dapur yang solid di apartemen.

Julia melihat sekeliling dengan kagum. "Ruangannya luas dan nyaman," pikirnya sambil sesekali melirik ke arah jendela yang menampilkan pemandangan kota.

"Kapan rencana tuan untuk pindahan?" tanya marketing sambil tersenyum, mencatat kesepakatan di buku kerjanya.

Jack berpikir sejenak. "Minggu depan, mungkin." jawabnya tenang.

Marketing tersenyum puas, "Baik. Kami akan urus semuanya. Jangan ragu jika butuh bantuan untuk urusan pindahan, kami juga menyediakan jasa itu," tambahnya sambil menyerahkan kartu namanya. "Srrrt...," suara kartu itu meluncur dari genggamannya ke tangan Jack.

Setelah urusan apartemen selesai, mereka berjalan kembali menuju lobi. Julia menggeliat sedikit, melemaskan tubuhnya setelah cukup lama berkeliling.

"Phew... selesai juga," gumamnya sambil menekan tombol lift lagi. "Klik..." terdengar tombolnya berbunyi lembut. Jack menghela napas pelan di sebelahnya.

"Terima kasih sudah ikut menemaniku hari ini," Jack menoleh ke arah Julia saat lift terbuka. "Sreeet...," suara pintu lift terbuka halus.

Julia tersenyum, "Oh... Nggak masalah, "

Jack tertawa kecil sambil mengangguk, "oh... iya... kamu tadi rencana mau ke apartemenmu?" Mereka masuk ke dalam lift. "Klak...," pintu lift tertutup pelan.

"iya.... tapi aku mau ambil beberapa perlengkapan untuk membersihkan apartemenku." Jawab natalia dengan perasaan canggung.

"baiklah... aku akan membantumu membersihkan apartemenmu." kata jack sambil tersenyum melihat ke arah julia. Julia yang tak bisa berkata apapun hanya bisa menganggung.

Di perjalanan ke apartemen Julia, Julia memandang Jack dari sudut matanya. "Dia orang yang baik," pikirnya sambil tersenyum kecil. Jack tampak santai, melihat ke arah lorong apartemen sambil sesekali berbicara ringan tentang rencana pindahannya minggu depan.

Setibanya di apartemen Julia, "Cklek...," pintu terbuka, Julia langsung melompat ke dalam, memperlihatkan ruang tamu yang agak berantakan dengan beberapa kardus dan barang-barang yang belum terkemas.

"Sreeet... Bruk...," suara plastik yang tertarik di lantai terdengar ketika Jack mulai memindahkan barang-barang yang tersisa. jack mendorong kardus ke sudut ruangan. Julia pun ikut bergegas membantu, mengambil beberapa barang yang belum dikemas. Julia mengikat tas plastik besar berisi sampah.

Di sela-sela aktivitas mereka, Jack menatap ruangan itu dan tersenyum. "apartemen Julia nyaman juga ya," pikirnya, merapikan beberapa barang yang tertinggal di atas meja. "Srek, srek..." bunyi saat Jack membersihkan debu di meja itu.

Julia menyandarkan tubuhnya di sofa setelah selesai mengikat beberapa kantong sampah. "Besok aku pindah." katanya sambil menghela napas, lelah tapi puas.

"Kalau butuh bantuan, kau bisa mengabariku," jawab Jack sambil menepuk-nepuk debu dari celana panjangnya. "Plak, plak..."

Julia tersenyum, "Terima kasih, Jack."

*****

1
Jennifer Impas
Bikin ketawa ngakak. 🤣
hartzelnut: Terima kasih telah membaca novelku. jangan lupa episode selanjutnya ya /Smile//Smile/
total 1 replies
Kei Kurono
Thor, aku butuh fix dari obat ketagihan ceritamu! 🤤
hartzelnut: terima kasih telah menyukai novel saya. /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!