Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Hendra menatap dalam-dalam wajah cantik mantan istrinya. Ada rasa penyesalan dalam hatinya untuk melakukan perintah dari Diana istrinya saat ini, namun ia tak berani menolak apapun yang diana inginkan dengan alasan kehamilannya.
Apapun Hendra lakukan demi menyenangkan istri keduanya. Walaupun harus mengorbankan mantan istrinya.
"Tunggu sebentar," Hendra meninggalkan Mila yang berdiri di hadapannya. Lalu ia kembali memberikan sebuah kertas kepada Mila.
"Bacalah." Ucap Hendra menyodorkan kertas itu kepada Mila. Dan Mila pun langsung membaca isi kertas itu dengan sangat teliti dan berulang-ulang kali, raut wajahnya kini berubah memerah Setelah membaca isi di dalam kertas yang di berikan oleh Hendra padanya.
"Jadi karena ini kau bilang rindu dan hubungan kita belum berakhir?" Mila tersenyum sinis memandang pria yang pernah menjadi prioritas utama dalam hidupnya.
"Apa kau tidak malu hedra, atau urat malu mu sudah putus hingga kau berani mengancamku dengan cara seperti ini!'' teriak Mila dengan penuh emosi.
Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang yang melintas di sana, semua orang menatap kearah mereka dengan tatapan ingin tahunya, dan beberapa orang dari mereka mengabadikan momen itu dengan ponselnya.
"Aku tak tahu dimana hati nurani mu Hendra. Sungguh aku tak tahu, kau bukanlah Hendra yang aku kenal dulu. Setelah semuanya yang terjadi kau masih meminta apa yang selama ini kau berikan padaku apakah demi ja**ng itu?" Teriak Mila meluapkan emosi dan kekesalan yang ada di dalam hatinya.
"Cukup mila dia adalah wanita baik-baik dia bukan ja**ng seperti yang kau katakan itu dia adalah istriku dan ibu dari anakku." Jawab Hendra tak terima dengan apa yang Mila katakan tentang Diana.
"Wah benarkah?'' Mila terseyum sambil bertepuk tangan di hadapan hendra. "jadi sebutan apa yang pantas untuk itu, p*l*c*r mungkin itu pantas untuk wanita seperti dia bukan begitu Hendra"
Hendra meremas tangannya menahan emosinya pada Mila, ia sangat tidak terima dengan perkataan yang tidak pantas yang keluar dari mulut mantan istrinya itu.
Suasana semakin memanas semua orang pun semakin banyak menonton pertikaian antara mantan suami istri itu. Termasuk seseorang yang berada di dalam mobilnya ia hanya duduk diam dan memandang drama yang berlangsung secara live di depan matanya.
"Tuan apa kita jemput nona Mila sekarang?"
"Biarkan saja dulu, kita lihat sejauh mana ia bisa mempertahankan harga dirinya sebagai seorang wanita!"
Sedangkan mila merobek-robek kertas yang di berikan hendra padanya, dan membuangnya begitu saja di depan wajah mantan suaminya itu.
"Jika kau ingin menyeret ku kepenjara silahkan saja, karena aku tidak sudi memberikan harta yang aku miliki untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku."
"Dan perlu kau ingat aku tidak akan menjilat ludah yang sudah aku buang, merendahkan harga diriku demi pria ba**ng*n seperti mu, camkan itu!'' Mila berkata dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.
Hendra terseyum sinis mendengar perkataan mantan istrinya, "dengar Mila, masih beruntung aku menerima kau sebagai istriku. Karena tak mungkin ada selain aku yang mau bersanding dengan wanita mandul seperti mu." Hendra sedikit mengeraskan suaranya mengejek kekurangan Mila di hadapan semua orang yang berada di sana.
Plakk
Tamparan keras pun mendarat sempurna di pipi Hendra. "Beraninya kau!" Hendra merasa malu dan marah dengan tindakan Mila yang begitu berani menamparnya di hadapan umum.
Hendra sangat marah dan emosi pada mantan istrinya, ia pun mulai mengangkat tangannya untuk membalas menampar mila.
Mila hanya pasrah dengan kekerasan pisik yang ia terima dari pria yang sudah memberikan banyak cinta, kasih sayang dan perhatian selama mereka menjalin cinta dari bangku SMA sampai ulang tahun pernikahan mereka yang kesebelas tahun.
Namun sebelum tangan Hendra menyentuh pipi mulus Mila, sebuah tangan kekar mencekal tangannya terlebih dahulu. "Apa kah begini seorang pria sejati menyelesaikan masalahnya, ck.. Kau tak pantas di sebut seorang pria karena kau hanya berani dengan wanita yang lebih lemah darimu." Ucap seorang pria yang langsung menghempaskan tangan Hendra dengan sangat kasar.
"Siapa kau, menyingkirlah jangan mencampuri urusanku dengan wanita itu." Sahut Hendra dengan nada ketusnya pada pria yang berada di hadapannya.
Mila membuka matanya melihat pria yang tak asing lagi baginya, pria yang selalu bersikap dingin dan arogan padanya kini membelanya di hadapan semua orang yang menyaksikan drama pertikaian antara dirinya dengan mantan suaminya.
"Apa kau ingin tahu siapa aku?" Ravindra langsung membuka kacamatanya, membuat semua orang yang berada di sana langsung ternganga saat melihat siapa pria yang berada di hadapan mereka kini.
"Bukankah itu tuan Adyaksa, wah tampan sekali,"
"Iya dia sangat tampan!"
"Andaikan aku menjadi istrinya."
"Jangan banyak bermimpi!"
Bisik-bisik pun mulai terdengar di telinga Mila, ia pun mulai menatap sekelilingnya dan baru menyadari bahwa dirinya kini sudah menjadi bahan tontonan oleh orang banyak saat ini.
"Apa kau mengenalku?" tanya Ravin dengan tatapan mata mematikannya.
"Tuan" Hendra langsung gugup saat melihat siapa pria yang berada di hadapannya kini.
"Juna keluarkan dia dari perusahaan kita, aku tidak sudi memiliki karyawan yang tidak punya etika seperti dia. " Ucap ravin sambil mendorong tubuh Hendra dengan sekuat tenaga, membuat Hendra jatuh tersungkur di atas aspal dan meninggalkan nya begitu saja.
"Dan satu lagi urus juga mereka yang sudah memotret dan merekam kejadian tadi, jangan sampai hal seperti ini bocor ke media, itu akan membuat citra perusahaan ku menjadi tercoreng" Ucap Ravin dengan nada dinginnya, sebelum meninggalkan Juna di tempat itu dan melewati Mila begitu saja.
"Baik tuan" Juna pun langsung bergegas memberikan perintah kepada anak buahnya untuk mengurus orang-orang yang sudah merekam kejadian memalukan itu, sedangkan juna mengurus pengeluaran hendra dengan kantor cabang
"Ini semua karena kau wanita yang membawa nasib buruk." Tunjuk Hendra pada Mila yang berdiri mematung di tempatnya.
"Dengar aku akan membalaskan perbuatan mu ini dengan berlipat ganda dari rasa malu yang aku dapatkan hari ini." Ancam Hendra sebelum ia pergi meninggalkan tempat itu.
Mila yang mendengar ancaman dari mantan suaminya hanya diam tak menyahuti perkataan Hendra padanya. ''Kenapa seperti ini jadinya, apakah aku memang pembawa nasib buruk?"
Mila merasa lemas dan tak berdaya dengan lika-liku kehidupan yang begitu menyakitkan hatinya, sedikit demi sedikit tubuhnya pun roboh begitu saja di atas aspal. Mila menangis menyembunyikan wajahnya, hatinya sangat tertekan membuat mentalnya sedikit terganggu.
Tanpa sadar ia sudah melukai tubuhnya sendiri dengan mencakar lengannya dengan menggunakan kuku-kukunya hingga terluka.
"Nona Mila sadarlah kau sudah melukai dirimu sendiri," Juna merasa sangat panik melihat Mila terus melakukan hal yang begitu nekat di hadapannya.
Aaaaaaa..........
Mila berteriak meluapkan semua emosi dalam dirinya. Juna pun tidak tega melihat begitu rapuhnya wanita yang berada di hadapannya kini, dengan sangat terpaksa Juna pun membuat mila tak sadarkan diri untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.
Bersambung...
suami mu itu sedang berbulan madu
aduhh/Facepalm//Grimace/