NovelToon NovelToon
Pengasuh Tangguh Violetta

Pengasuh Tangguh Violetta

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Ibu Pengganti
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Reni mardiana

Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.

Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.

Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Renata salah tingkah

Malam hari.

Violetta kini sedang berbaring diatas kasur di temani oleh Renata, sudah waktunya Violetta untuk tidur.

"Tatak bacakan celita lagi." pinta Violetta.

"Vio mau ceritanya tentang apa?" tanya Renata.

"Apa saja, Vio suka celita tatak." ucap Violetta.

Di suatu kampung ada seorang anak kecil perempuan yang menderita sakit Alopecia, dimana dia tidak memiliki rambut di kepalanya setiap rambutnya tumbuh pasti rontok kembali. Beberapa kawan-kawannya sering membulinya dan mengatainya botak, anak perempuan tersebut selalu menangis kepada ibunya dan mengadukan semua perbuatan temannya. Ibunya tersebut hanya tersenyum menanggapi ucapan putrinya dan berkata "Nak, tidak mengapa kalau memang kau ingin menangis, tapi disini kau todak sendiri ada Tuhan yang selalu menyertai langkah kita." ucap sang ibu. "Tapi kenapa aku tidak punya rambut? Mereka semua punya rambut hanya aku saja yang botak ibu, mereka selalu mengejekku dan tidak mau berteman denganku huhuhu." ucap sang anak menangis sesengukkan. Sang ibu membiarkan sang anak melampiaskan kesedihannya, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena kondisi keuangan yang sangat pas-pasan membuatnya tidak bisa membawa sang anak untuk berobat. Setelah tangisannya reda sang ibu merangkul tubuh anaknya sambil mengusap wajahnya, dia menangkup wajah sang anak dan kemudian berkata "Wahai anakku, sungguh aku ingin sekali membawamu berobat tapi apalah daya aku tidak memiliki biaya pengobatannmu." ujar sang ibu. "Semoga saja Tuhan mendengarkandoaku ibu, aku ingin seperti anak-anak yang lain." ucap sang anak. Ibunya menganggukkan kepalanya meng-aminkan doa sang anak, setiap harinya anak perempuan tersebut selalu memohon kepada Tuhan agar penyakitnya bisa sembuh.

Suatu hari Ada saudagar kaya yang sedang mengunjungi kampung dimana anak kecil tersebut tinggal, dia berjalan berkeliling di sekitar kampung sampai dia tak sengaja bertemu dengan gadis kecil yang tengah duduk termenung sendirian sedangkan anak-anak yang lain bermain dengan gembira. "Hey gadis kecil, kenapa kau tidak ikut bermain bersama temanmu?" tanya Saudagar kaya. "Mereka tidak mau berteman denganku karena aku tidak punya rambut, mereka takut aku menularkan penyakitku lada yang lainnya." jawab sang gadis kecil dengan menunduk. Hati saudagar kaya tersebut tersentuh mendengar jawaban dari gadis kecil tersebut, "Dimana rumahmu nak?" tanyanya. "Rumahku tak jauh dari sini tuan." jawabnya. "Bolehkah aku menemui orangtuamu?" tanya saudagar kaya." Tentu saja tuan." jawab gadis kecil tersebut bangkit dari duduknya berjalan kearah rumanya, saudagar kaya tersebut menemui ibu dari gadis kecil dan mengajaknya berbicara. Ibu sang gadis kecil menangis kala mendengar ucapan saudagar kaya ingin membiayai pengobatan anaknya, kabar gembira itu sampai ke telinga sang anak sampai dia bersorak karena doanya di dengar oleh Tuhannya. Tanpa menunggu lama saudagar kaya membawa gadis kecil bersama ibunya ikut bersamanya ke kota menjalani perawatan sesuai dengan penyakit yang di deritanya. Selesai.

"Vio tahu? Jika kita berdoa dengan bersungguh-sungguh Tuhan pasti mendengaekan doa kita." ucap Renata.

"Benalakah tatak?" tanya Violetta.

Renata menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Violetta mendudukkan tubuhnya kemudian ia menengadahkan kedua tangannya sambil memejamkan matanya.

'Ya Allah, Semoga apa yang saat ini Vio halapkan semuanya telkabul, Aammiin' batin Violetta.

"Vio punya sebuah keinginan?" tanya Renata.

"Iya, tapi Vio dak bisa kacih tahu tatak kalna ini lahasia." jawab Violetta.

"Tidak apa-apa, kakak harap apa yang Vio harapkan dan inginkan semuanya terwujud." ucap Renata.

"Aamminn." ucap Violeta meng-aminkan doa Renata.

"Ayok kita tidur, sebelum tidur kita baca doa dulu ya." ucap Renata.

Renata menuntun Violetta berdoa sebelum tidur, ia mengusap-usap rambut Violetta dengan lembut sampai Violetta menutup matanya. Renata ikut mengantuk sampai akhirnya ia ikut tertidur bersama Violetta, tak berselang alam keduanya saling memeluk satu sama lain.

Bram kembali merasakan pusing dikepalanya, dia menutup laptopnya kemudian ia keluar dari kamarnya. Bram melihat kamar Violetta yang sedikit terbuka, dia masuk kedalam kamar Violetta dilihatnya sang anak sudah tertidur bersama Renata.

"Manis sekali," ucap Bram.

Bram menyelimuti tubuh keduanya, Renata refleks membuka matanya saat sebuah tangan tak sengaja menyentuh kulitnya.

"Eh tuan, sejak kapan tuan disini?" tanya Renata.

"Baru saja, maaf sudah mengganggu tidurmu." ucap Bram.

"Oh tidak apa-apa tuan, maaf untuk kesekian kalinya saya ketiduran." ucap Renata meminta maaf.

"Aku mengerti, mungkin kau juga kelelahan karena harus mengurus Violetta." ucap Bram.

"Oh iya, apa tuan sudah minum obat?" tanya Renata.

"Belum, makan malam pun aku sampai lupa karena sibuk bekerja." jawab Bram.

"Kalau begitu aku akan membuatkan makan malam untukmu, sekalian membawakan obatnya." ucap Renata.

Renata bangkit dari kasur Violetta, dia merasa canggung jika harus berhadapan dengan Bram. Renata berjalan dengan tergesa karena tak hati-hati kakinya terhantuk mengenai pintu, Bram menghampiri Renata yang meringis dengan menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suaranya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Bram.

"Ssst.. Jangan berisik, nanyi Vio bangun." ucap Renata.

"Tapi sepertinya kau kesakitan." ucap Bram.

"Hanya sedikit tuan, nanti juga hilang sakitnya." ucap Renata dengan pelan.

Renata berlalu meninggalkan Bram, sejujurnya kakinya terasa ngilu namun ia menahannya. Sampai di dapur Renata mengecek apakah ada masakan yang sudah dibuat bik Marni atau tidak, ternyata tidak ada makanan jadi Renata memutuskan untuk membuat masakan yang baru. Dia berkutat di dapur memasak bahan-bahan yang tersedia di kulkas, Renata tidak enak jika harus membangunkan bik Marni alhasil dia mengerjakannya sendirian.

"Tadi bibik taruh obatnya dimana ya?" tanya Renata pada dirinya sendiri.

Renata menyelesaikan masakannya, tak lama kemudian masakannya sudah matang. Renata menyajikan ayam goreng dan sayur sop untuk Bram, dia membawanya ke meja makan.

Bram turun ke lantai bawah lebih tepatnya kearah meja makan, dia melihat Renata yang sibuk menata piring beserta lauk yang sudah dimasaknya.

"Tuan makanannya sudah siap, saya akan mengambilkan obatnya." ucap Renata.

"Nanti saja, temani saya makan." ucap Bram.

"Tidak tuan, saya.." ucap Renata tak meneruskan ucapannya.

"Tidak ada penolakan!" ucap Bram dingin.

Renata merasa sungkan dan tidak sopan jika ia duduk satu meja dengan majikannya sendiri, namun Bram tidak ingin ada penolakan dia berjalan kearah Renata dan mendudukkannya dikursi.

"Temani aku makan, atau aku tidak akan makan jika kau menolak menemaniku disini." ucap Bram dengan tegas.

"Baiklah tuan." ucap Renata.

Mau tak mau Renata menemani Bram makan, Bram begitu senang Renata menuruti kemauannya. Dia makan dengan lahapnya masakan Renata begitu pas di lidahnya, selama ia berumah tangga bersama Bilqis tak pernah sekalipun ia dimasakkan olehnya.

'Andai aku punya istri sebaik Renata, sudah pasti hidupku jauh lebih bahagia' batin Bram.

Bram tak hentinya menatap kearah Renata yang mana membuat si empu salah tingkah, Renata buru-buru menyelesaikan makannya dan pergi ke dapur mencuci piring bekas makannya.

"Kenapa tuan Bram menatapku seperti itu ya? Haduuh bikin salting aja," gumam Renata pelan.

Renata fokus mencuci piringnya di wastafel, tiba-tiba sebuah tangan kekar berada dipinggangnya.

Deg!

Tubuh Renata langsung saja menegang, dia tak berani bergerak atau membalikkan badannya. Bram menyimpan piring kotornya ke wastafel, dia bingung melihat ekspresi Renata yang terdiam dan membiarkan air mengalir begitu saja.

"Renata kau kenapa?" tanya Bram.

Renata langsung tersadar dan mematikan kerannya, wajahnya memerah menahan malu karena ia mengira Bram merangkul pinggangnya namun ternyata dia salah. Bram menggeserkan tubuh Renata karena ingin menyimpan piring kotornya ke wastafel, namun karena terhalang oleh tubuh Renata akhirnya Bram sedikit menggeserkan tubuh Renata kesamping.

"Emm, ti-tidak apa-apa tuan." jawab Renata gugup.

'Ya Allah Ren, apa yang loe pikirkan. Bisa-bisanya loe mikir tuan Bram meluk loe, kayaknya otak gue harus di bersihkan deh.' batin Renata.

"Tapi kenapa wajahmu merah?" tanya Bram.

"Ah benarkah?" tanya Renata balik sambil memegang wajahnya.

Bram terkekeh melihat tingkah Renata yang memegangi wajahnya, Renata menatap heran pada Bram yang sedang menertawakan dirinya. Renata tak sadar kalau dirinya masih memegang spons cuci piring yang berbusa, kini wajahnya putih oleh busa sabun di sekitar pipinya.

1
Juwarini
untuk sebutan kau sebaiknya diganti dengan tuan apa anda karena tidak sesuai untuk sebutan kepada yang lebih tua
arzetti azra
Lumayan
Sweet Girl
Wah kesempatan Ndak bisa dibiarkan
Sweet Girl
Ya di SAHkan aja tho Bram...
Sweet Girl
Pingin Renata jadi ibunya.
Sweet Girl
Wes... ojok aneh aneh disek Re...
konsentrasi Ambi Vio disek...
Sweet Girl
Bonus jadi teman hidup Re...
Sweet Girl
Sengaja...
Sweet Girl
Manggil Tuannya kok Kau sih Tor...
kurang sopan Khan Tor...
Sweet Girl
Kok Albert mlebu Nang kamar....???
Sweet Girl
Apa Ewita itu Tor...?
Reni Mardiana: Ewita tuh ya perempuan sama laki ekhem"an
total 1 replies
Sweet Girl
Tak kasih Bram... Renata ternyata kerja sebagai OB di Perusahaan mu.
Sweet Girl
Nah... Khan...
Sweet Girl
Jangan jangan OB di perusahaan nya Bram.
Sweet Girl
Nah Khan... nyariin Vionya...?
Sweet Girl
Harusnya jangan dilepas dong....
Sweet Girl
Ndak minta nomer hpnya lu Bram...?
Sweet Girl
Yaaa Ren... di rumah orang kaya kok minta nya minum air putih...???
Sweet Girl
Eee Pak... anak orang mau dibawak ke Penghulu kah....???
Sweet Girl
Ya cocok ganti nama Iblis aja...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!