When I Married With You

Sudah satu minggu sikap alana terasa berbeda bagi ihsan. Gadis itu seolah menjauh darinya, dia terlihat lebih cuek dan dingin padanya. Ihsan berpikir apa penyebab gadis itu berubah, apa karena nya? Atau bukan.

Karena itu hari ini dia akan mengajak alana jalan jalan berdua. Sekedar menikmati suasana, dia jarang mengajak gadis itu jalan di hari liburnya.

“Al, lo siap siap. Gue mau ngajak lo jalan jalan” Titah ihsan yang baru selesai mandi.

Alana yang baru masuk ke kamarnya setelah selesai beberes pun mengerutkan keningnya. “Kemana?” Tanya gadis itu penasaran.

“Lihat nanti aja. Sekarang lo siap siap ganti baju, kita langsung berangkat” ucap ihsan.

Alana tak banyak bicara, dia segera mengganti baju dengan baju yang lebih sopan untuk jalan jalan. Rok sebatas betis dan atasan bermotif bunga simpel.

Ketika berkaca alana sedikit berdecak, tak sengaja dia melihat satu bekas cu pang suaminya tadi malam di leher ketika menyisir rambutnya.

Alana segera menutupinya menggunakan foundation. Lalu menata rambut nya agar terlihat rapi. Dengan riasan simple, alana menyemprot parfum pada tubuhnya agar tercium wangi.

Setelahnya dia mengambil ponsel dan dompetnya lalu dia masukkan ke dalam tas. Segera dia keluar menyusul suaminya yang sudah menghidupkan motor. Tak lupa alana mengunci pintu rumah, karena hari ini hanya ada mereka.

Bunda, ayah dan adik nya kemarin menginap di rumah saudara di luar kota yang mengadakan pernikahan. Kalau tak salah mereka akan kembali besok.

Alana segera naik ke atas motor. Tak lupa gadis itu memakai masker wajah untuk menyamarkan wajahnya. Ihsan tak banyak bertanya, segera dia melajukan motornya ke tempat tujuan.

Ihsan membawa alana ke sebuah rumah makan sederhana, dia pikir alana sedang memendam sesuatu. Dia berusaha memperbaiki mood gadis itu.

“Kita makan dulu. Lo mau pesen apa?” Ihsan menawarkan.

Alana menatap menu yang tersedia, membacanya satu persatu. “Aku mau soto ayam sama perkedel aja pake nasi, minumnya teh manis tapi yang hangat” Ucap alana.

Ihsan mengangguk, dia pun ikut memesan apa yang ingin dia makan. Alana yang merasa kurang pun kembali memesan. “Tambah lagi, aku mau kentang goreng terus yang manisnya pisang keju tapi double porsi” Ujar alana.

Pesanan mereka jadi setelah sekitar dua puluh menitan. Alana menyantap makanannya dengan lahap, bahkan pisang keju yang dia pesan double porsi pun habis oleh nya sendiri. Ihsan tak mempermasalahkan, yang penting alana menghabiskannya.

“Total nya berapa ba?” Ihsan bertanya.

Pelayan tadi menyerahkan tagihannya, ihsan segera menyodorkan kartu atmnya. Selesai makan mereka akan menuju taman kota dimana ada festival makanan disana.

“Total makanan aku berapa? Nanti aku ganti di rumah” Alana bertanya dengan tiba tiba.

Ihsan yang ingin menghidupkan motornya pun terhenti, segera dia menoleh pada alana yang tengah bermain ponsel.

“Gak usah! Gue suami lo al, kenapa harus di ganti?” Ujar cowok itu sedikit kesal. Dia sedikit tersinggung oleh ucapan istrinya.

Alana mengangguk. “Makasih” Ucapnya tulus.

Segera dia naik begitu ihsan mengangguk, mereka menuju ke festival makanan yang berada di taman kota. Alana menatap sekeliling jalan yang ramai, tak macet karena ini masih pagi dan hari minggu.

Sesekali dia memotret atau membuat vidio untuk dia posting di media sosialnya. Udara yang segar membuat alana merasakan kesegaran pagi ini.

Begitu sampai di festival, alana dan ihsan masuk bersama. Alana berjalan jalan berkeliling, sesekali dia membeli makanan yang dia inginkan. Lalu memakannya di tengah taman sambil duduk dan menikmati suasana segar hari ini.

“San, tolong potoin” Alana menyodorkan ponselnya pada sang suami, meminta untuk di potokan.

Ihsan pun mengambilnya, lalu mulai mempotret alana yang tengah berpose. “Gak mau poto berdua?” Ihsan bertanya.

Alana tegas menggeleng. “Kamu kalau mau di poto aku potoin aja” Ucap alana.

“Gak. Gue maunya poto berdua sama lo” Ihsan menolak, kekeh dengan keinginan nya.

Cemberut, alana menghela napas sesaat. “Kamu jangan nyakitin avira, dia pacar kamu. Gimana kalau dia lihat poto kita? Nanti aku lagi yang salah” Ujar alana menunduk.

Dia membuang sampah pada tempatnya lalu bangkit untuk segera pulang. Ihsan yang melihat itu terdiam kaku, menatap istrinya dengan sayu.

“Al.. “ Panggil nya, tetapi alana tak menoleh dan lebih dulu berjalan menuju motor nya berada.

“Alana tunggu” Ihsan segera meraih tangan gadis itu supaya berhenti.

“Nanti kita mampir dulu ke apotek ya?” sela alana.

Gadis itu tak ingin mendengar ucapan apapun dari suaminya, mau di jelaskan bagaimana pun hati nya sudah terlanjur sakit.

Ihsan membulat kan matanya. “Mau ngapain?” Tanya nya bingung.

“Beli testpack” Sahut alana singkat.

Ini yang alana pikirkan dari kemarin, dia sudah telat hampir seminggu. Takut jika dugaannya benar, dia tak pernah telat mens lebih dari tiga hari. Tapi ini sudah lebih dari lima hari, dia takut apa yang dia duga ternyata benar.

Ihsan masih mematung, menatap kosong pada alana dan matanya membulat. “Al.. “