Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Kim Taejun
Ckitt.
Sebuah mobil berhenti tepat di parkiran perusahaan Tae Group. Lalu keluarlah seseorang dari kursi belakang mobil.
Ceklek.
Seseorang tersebut melainkan adalah seorang pria yang memakai jas hitam serta kacamata beningnya. Kemudian pria tersebut menyugarkan rambutnya ke belakang sambil merapihkan dasinya.
"Sekretaris Kang, sepertinya kau merawat dengan baik perusahaanku ini..?" Mendongak menatap gedung tinggi di depannya.
"Tentu saja, presdir Kim." Merasa tersanjung mendengar pujian.
"Sepertinya aku akan tinggal sedikit lama di korea, setelah itu aku akan kembali ke australia lagi."
Ya, pria tersebut adalah Kim Taejun. Dia pulang kembali ke negara asalnya untuk mengurus perusahaan yang dulu dia bangun dengan hasil kerja kerasnya sendiri.
Sekretaris Kang hanya mengangguk paham saat mendengar ucapan atasannya tersebut. "Lalu bagaimana dengan nona Jiyun, pak?"
"Isteriku sudah dewasa, dia bisa pulang kesini jika merindukanku." Celetuknya sambil berjalan pergi duluan meninggalkan sekretarisnya.
"Eh, tunggu saya, pak!!"
Taejun berjalan dengan gagah saat masuk ke dalam perusahaanya. Para pegawai yang ada di dalam terlihat antusias saat melihat pemilik gedung yang sudah beberapa tahun tidak pulang akhirnya kembali.
"Presdir, selamat pagi." Ucapnya menyapa membungkuk bersama memberi hormat.
"Hm."
Taejun terkenal dengan cuek dan dinginnya, dia hanya menyapa seperlunya saja. Setelah itu, dia pun melangkahkan kakinya menuju lift untuk sampai di ruangan miliknya.
Entah kenapa tiba-tiba perasaannya sedikit gelisah, Taejun berusaha mencoba tetap tenang di depan sekretarisnya agar tak terlihat sikapnya saat ini.
"Sial!" Mengumpat.
"Heu? Apa anda mengatakan sesuatu, pak?" Tanya sekretaris Kang yang terlihat kebingungan.
Bisa di bilang sekretarisnya tersebut selalu peka saat melihat kondisi Taejun. Taejun tidak bisa menyembunyikan apapun di depan sekretarisnya. "Ck, aku.. Entah kenapa aku tiba-tiba merasa gelisah."
"Ah, mungkin anda akan bertemu dengan mantan." Celetuknya tanpa dosa.
Taejun langsung mendelikkan matanya saat mendengar ucapan spontan dari sekretarisnya. "Apa kau ingin mati, Kang Yejun?"
Glek.
"T-tidak, presdir."
"Kalai begitu cepat jalan!!" Bentaknya dengan wajah kesal.
Kang Yejun langsung berlari saat mendengar perintah dari sang presdir.
Dan setelah itu.. Taejun pun sudah sampai di lantai atas di ruangan miliknya, dia menghirup udara segar saat kembali ke negara asalnya.
"Presdir, mau saya siapkan kopi?" Tanyanya menawari Taejun minum.
"Tidak. Aku hanya---
Drrrrtt.. Drrrttt.
Ponsel Kang Yejun tiba-tiba berdering, satu panggilan masuk ke ponselnya. Dia pun langsung bergegas merogoh ponselnya.
"Tuan Yedam?"
Taejun langsung melirik pada Yejun. "Angkat! Mungkin dia telah sampai." Ucapnya dengan nada pelan.
Yejun menganggukan kepalanya, dia pun mengangkat telepon dari seseorang bernama Yedam.
"Hallo...?"
[.....]
"Apa? Terlambat?" Pekik Yejun.
[....]
"Ah, baiklah.. Biar saya yang sampaikan nanti pada manajer perusahaan kami." Ucapnya dan langsung mematikan telepon.
Taejun menaikan satu alisnya, dia menatap datar Yejun seakan-akan memberi kode padanya untuk mengatakan sesuatu di telepon barusan.
"B-begini, pak.. Tuan Yedam terlambat karena di depan mobilnya terjadi kecelakaan, dia terjebak macet dan sepertinya menyebabkan meeting kali ini di undur menjadi nanti siang." Ucapnya panjang lebar menjelaskan.
"Ck, ayo kita ke ruang meeting sekarang. Biar aku saja mengatasi meeting kali ini." Memutar badannya kembali menuju ruang meeting yang berada di bawah.
Saat itu Yejun tidak bisa menghentikan Taejun, padahal Yejun bisa mengatasinya sendiri dan menjelaskannya ke ruang meeting.
Sesampainya di bawah, tepatnya di depan pintu ruang meeting. Taejun mencoba menghela nafasnya sejenak sebelum masuk.
Ceklek.
"Selamat pagi."
To be continue.