Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan
Lebih baik apanya, membuat Galang hampir gila yang benar. Karena pemuda itu tidak bisa kalau menjaga jarak dari Dara
Namun, melihat kondisi Dara sekarang, Galang harus mengerti.
Pemuda itu mengawasi Dara dari kejauhan dan ternyata tidak masuk sekolah selama seminggu lamanya.
"Dari pada kau begini terus, lebih baik kita turun tangan sendiri," ucap Morgan yang menyusul Galang.
Galang tengah berada di asrama Dara dan setiap hari pemuda itu ke sana sampai diusir security.
"Kalau begini terus yang ada kau akan dicurigai," tambah Satria.
Tak lama Fiona mendatangi mereka dan meminta mereka pergi.
"Dara sudah baik-baik saja, lebih baik kalian pergi karena Dara akan mengikuti kompetisi," ucap Fiona pada ketiga pemuda itu.
Galang memberikan Fiona beberapa cokelat. "Berikan ini pada Dara!"
Hanya itu yang bisa Galang lakukan untuk memberi dukungan pada Dara dan supaya gadis itu percaya padanya. Kalau Galang tidak akan lari dari tanggung jawab.
"Ayo, kita beraksi!" pemuda itu lalu mengajak kedua temannya untuk pergi.
Motor Galang belum kembali jadi dia dibonceng oleh Satria yang sudah mendapatkan fasilitasnya kembali, begitu juga Morgan.
Mereka menemui Inge dan gengnya karena para gadis itu masih berkeliaran di sekolah apalagi melihat Dara tidak masuk sekolah, para pembully itu justru kesenangan.
Sementara Adam sendiri masih mengumpulkan bukti, dia tidak bisa langsung mengeluarkan Inge dan gengnya begitu saja, semua ada prosedurnya sendiri.
Tidak sabar, Galang akan mencari keadilan sendiri untuk Dara.
"Bukankah itu three musketeers?" tanya salah satu teman Inge.
Pada saat itu, Galang, Satria dan Morgan baru saja sampai.
"Ah, bukan three musketeers tapi V, apa kalian tidak tahu nama geng motornya?" balas Inge. Dia akan tebar pesona pada para pemuda itu.
"Cih," Galang berdecih melihat tingkah gadis itu. Sungguh dia tidak bisa menahan diri lagi.
Dengan penuh modus Galang akan menjebak mereka.
"Kebetulan sekali melihat kalian di sini, apa kalian ingin menjadi pemandu sorak balapan kami?" tanya Galang.
Tentu saja Inge dan gengnya tidak menolak, mereka mengikuti Galang yang ternyata membawa mereka ke basecamp.
Di sana anak-anak lain dari anggota geng motor V sudah menyiapkan sesuatu.
Inge dan gengnya diminta duduk dibangku dan mereka semua diikat. Lalu Galang dan yang lainnya, menaiki motor dan memutari mereka yang ada di tengah.
"Tolong lepaskan kami!" pinta Inge yang panik. Dia jadi sadar kalau tengah dijebak.
"Lepas? Kita bahkan baru akan memulainya," balas Galang.
Galang memberi aba-aba Morgan dan Satria yang bersiap dengan motor mereka dari kejauhan.
"Apa kalian siap?" tanya Galang.
"Sangat siap," balas Satria dan Morgan.
Keduanya akan mengendarai motor mereka dengan cepat lalu menabrak Inge dan gengnya.
"A... apa yang akan kalian lakukan?" Inge semakin panik. Ini pasti berhubungan dengan Dara tempo hari.
Daripada dia dan teman-temannya ditabrak, Inge memilih mengaku dan berjanji tidak akan mengganggu Dara lagi.
Namun, Galang tidak mau menerima pengakuan itu kalau mereka tidak keluar dari sekolah.
"Baiklah, baiklah," Inge akhirnya setuju.
Gadis itu dilepaskan, walaupun begitu dihatinya semakin membenci Dara. Karena gadis itu sekarang dia dipermalukan dan harus keluar dari Bright High School.
"Awas saja," batinnya geram.
Dan kabar tentang Inge bersama gengnya yang keluar dari sekolah menjadi berita panas.
Hal itu sampai terdengar ke telinga Dara.
"Apa ini semua karena Galang?" gumam gadis itu.