🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Waktu Pulang
Soraya tersenyum lembut ketika Samuel memeluknya.
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh mereka berdua karena Samuel akan pulang ke rumah.
"Kak Samuel !" panggil suara perempuan sembari menerobos masuk ke dalam kamar rumah sakit.
Soraya memalingkan muka ke arah perempuan yang datang.
"Sarah...", ucap Samuel. "Ada apa ?" sambungnya terkejut.
"Kau akan pulang hari ini kan, kak ?" tanya Sarah.
"Ya, aku jadi pulang hari ini, kau datang sendirian ?" sahut Samuel.
"Tidak, aku datang kemari bersama ibu, kami bermaksud menjemputmu pulang tapi rupanya ada kak Soraya disini", kata Sarah.
Sarah tersenyum menyapa Soraya lalu menggandeng tangan Samuel.
"Kita pulang sekarang, kak", ucapnya dengan suara manja.
"Mana ibu ?" tanya Samuel sembari mendorong pelan tangan Sarah darinya lalu memeluk Soraya.
Soraya tertegun diam ketika Samuel menjauh darinya dan langsung mendekap erat istrinya.
Perubahan ekspresi wajah Sarah terlihat muram.
"Mana ibu ?" tanya Samuel mengulangi pertanyaannya seraya menoleh.
"Oh, ibu masih berjalan kemari, aku meninggalkannya karena ingin cepat-cepat menemuimu", sahut Sarah.
"Baiklah, kita keluar bersama-sama sekalian menjemput ibu diluar", kata Samuel.
Samuel menggandeng tangan Soraya lalu mengajaknya pergi dari kamar rumah sakit untuk pulang.
"Ayo, Soraya ! Kita pulang dan menyusul ibu diluar !" ucap Samuel.
"Ya, Samuel", sahut Soraya menanggapi ajakan suaminya.
Soraya melangkahkan kakinya sembari mengikuti Samuel yang melangkah didepannya dan menggandengnya.
Mereka berdua berjalan melewati Sarah yang berdiri termenung.
Sarah menoleh ke arah pasangan suami-istri itu yang sedang berjalan pergi dari kamar rumah sakit.
Tidak ada kata yang dia ucapkan ketika Samuel pergi bersama Soraya.
Sarah menunduk lesu lalu melangkah keluar dari kamar rumah sakit, bekas tempat Samuel dirawat inap.
Tampak didepan sana, Samuel berjalan sembari merangkul mesra Soraya. Dan saat mereka bertemu ibu, mereka langsung menyalami ibu dengan hormat.
"Ibu, kenapa repot-repot kemari ?" tanya Samuel sambil mencium tangan ibunya. "Rencananya aku akan mampir menemui ibu dirumah sekembalinya aku dari rumah sakit", sambungnya.
Ibu tersenyum lembut ketika Samuel menyampaikan niatnya untuk menengoknya dirumah setelah pulang dari rumah sakit.
"Ibu sudah tidak sabar untuk melihat keadaanmu hari ini dan ingin segera menjemputmu pulang bersamaku, nak", sahut ibu.
Ibu membelai lembut wajah Samuel dengan tatapan teduhnya.
"Ibu senang melihatmu pulih kembali, Samuel", ucapnya lagi dengan kedua mata berkaca-kaca penuh haru.
''Oh, ibu..., maaf jika putramu ini telah menyusahkanmu, semoga berkah langit selalu menyertaimu, ibu", kata Samuel.
Samuel lalu berlutut didepan ibunya dengan memberi hormat.
Ibu terkejut kaget saat melihat sikap hormat putranya, segera saja dia menyuruh Samuel untuk cepat berdiri.
"Bangunlah, nak !" kata ibu sambil membimbing Samuel berdiri lagi.
Samuel beranjak berdiri, menuruti permintaan ibunya.
"Apa kabarmu, Soraya ?" sapa ibu ketika dia melihat menantu perempuannya itu bersama Samuel.
"Baik, ibu mertua, kabar menantu sangat sehat, dan bagaimana kabar ibu mertua, maaf, jika tidak pernah menengok ibu mertua", sahut Soraya.
Soraya berkata dengan kepala menatap lurus ke arah ibu mertua seraya tersenyum ramah.
"Tidak perlu meminta maaf dan jangan bersikap sungkan karena aku sudah sangat senang atas perhatianmu pada anakku selama dia dirawat dirumah sakit", kata ibu mertua.
Ibu mertua menepuk lembut pipi Soraya sembari tertawa pelan.
"Apa kita akan pulang bersama atau kalian akan mampir ke suatu tempat lainnya ?" tanya ibu.
Ibu menoleh ke arah Samuel yang berdiri dihadapannya.
"Kami ingin segera pulang ke rumah sekarang ini, tapi karena ibu datang kemari maka aku mengubah rencana kami dan bermaksud mengajak ibu makan bersama ditempat makan", ucap Samuel.
"Rupanya kau ingin mentraktir ibu untuk merayakan kebersamaan kalian kembali", kata ibu sedikit menggoda.
Samuel tertawa pelan seraya mengangguk cepat.
"Kita berangkat sekarang saja, sebaiknya kita pilih tempat makan dekat sini akan lebih mudah untuk kita kesana", kata ibu.
"Terserah pada ibu saja pilihan restorannya'', sahut Samuel.
"Lagian kamu baru saja sembuh, ibu sarankan kita segera ke tempat makan terdekat", kata ibu.
"Baik, bu", sahut Samuel.
"Kau juga bisa cepat beristirahat sekembalinya dari tempat makan nanti", kata ibu.
...***...
Restoran...
Soraya tertawa senang saat dia berkumpul bersama dengan keluarga Samuel sewaktu mereka direstoran.
Suara tawanya terdengar renyah ketika menikmati waktu makan bersama hari ini.
Wajah ceria Soraya terlihat jelas saat dia dapat menghabiskan waktunya dengan Samuel diluar rumah sakit pada akhirnya.
Kegembiraan tidak dapat dia tutupi dari hatinya ketika Samuel terus-menerus memperlakukan dirinya dengan penuh perhatian.
Sesekali pandangannya teralihkan ke arah Samuel yang duduk disebelahnya.
"Makanan disini ternyata sangat enak, cocok sebagai rekomendasi buat keluarga untuk acara bersama", kata ibu.
Ibu terlihat menikmati makanannya berupa steak daging dengan saos mentega kegemarannya.
"Apa ibu suka ?" tanya Soraya menanggapi.
"Ya, tentu saja, aku suka, ini benar-benar enak sekali, aku suka", sahut ibu seraya tertawa senang.
"Lainkali kita kemari lagi untuk makan bersama, apa ibu setuju dengan ideku ini ?" ucap Soraya.
"Wow !" ucap ibu berseru kaget lalu tersenyum lembut. "Aku akan menunggu undangan darimu, sayang...", sambungnya.
Wajah ibu terlihat sumringah ketika mendengar ajakan dari Soraya untuk makan bersamanya lagi direstoran ini, diraihnya tangan menantu perempuannya itu agar mendekat kepadanya.
"Terimakasih atas semua jasamu pada kami, Soraya", kata ibu dengan kedua mata berbinar-binar.
Ibu menatap teduh ke arah Soraya dengan perasaan penuh terharu.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak segera datang menolong Samuel, mungkin saja aku akan kehilangan dia", kata ibu.
"Tidak, ibu ! Jangan berkata demikian ! Kumohon, ibu !" sahut Soraya lalu menggenggam erat-erat kedua tangan ibu mertuanya seraya menatapnya lembut.
"Oh, sayang..., terimakasih aku ucapkan sekali lagi, semoga Tuhan membalas kebaikanmu pada kami, nak", kata ibu mertua.
"Aku juga ucapkan banyak terimakasih pada ibu sebab selama Samuel dirumah sakit, ibu memberikan dukungan semangat pada kami berdua", ucap Soraya.
"Itu tidak seberapa dibandingkan dengan pengorbananmu untuk Samuel, sayang", kata ibu mertua.
Soraya hanya tersenyum melihat ibu mertuanya dengan pandangan teduh.
Terus terang saja, dia sangat terharu terhadap perhatian ibu mertuanya itu, terutama pada hubungannya dengan Samuel yang sangat mendukung Soraya dan Samuel untuk selalu bersama-sama.
Soraya melirik sekilas ke arah Sarah yang sejak tadi hanya diam saja sejak dari rumah sakit.
"Sarah, apa kau suka dengan makanan direstoran ini ?" tanya Soraya kepada Sarah.
Sarah yang sedari tadi diam saja dan hanya fokus pada makanannya terlihat agak terkejut ketika Soraya berbicara kepadanya.
Pandangan Sarah segera teralihkan kepada Soraya.
"Ya, kak Soraya, apa ?" sahutnya gugup.
Samuel langsung menoleh kearah Sarah dengan pandangan tajam.
"Sarah, apa kau tidak memperhatikan pertanyaan Soraya tadi ?" kata Samuel.
"Oh, maaf, kak ! Aku tidak dengar tadi...", sahut Sarah belingsatan saat dia duduk dimeja makan restoran.
Sarah memaksakan untuk tersenyum kepada Samuel lalu berkata lagi.
"Tolong, bisa diulangi lagi pertanyaannya ?" kata Sarah yang tampak cantik dengan balutan busana warna peach dihari ini.
Soraya cepat-cepat menjawab ucapan Sarah sembari menahan tangan Samuel dengan usapan lembut.
"Tidak apa-apa, Sarah. Lanjutkan saja makannya !" jawab Soraya seraya tersenyum lembut.
"Oh, baik, kak Soraya'', sahut Sarah seraya menatap kembali ke arah piring makannya.
Melihat respon Sarah yang agak lain hari ini, sempat membuat Soraya kepikiran, diliriknya diam-diam Sarah yang sedang menikmati makanannya.
Sesaat perasaan tidak enak terlintas dihati Soraya ketika dia melihat sikap Sarah yang agak dingin padanya.
Soraya mengalihkan pandangannya ke arah hidangan makanan miliknya yang tersaji dipiring makan lalu melanjutkan kembali acara makannya bersama yang lainnya direstoran ini.