PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
" Haha, Kurang ajar kau ini " Ucapku sambil tertawa
" Kau menelfonku karena ada sesuatu kan? " Tanya Nayla
" Tidak, Moodku hanya kurang bagus jadi aku ingin menelfonmu. Tapi, setelah aku menelfonmu ternyata Moodku bertambah buruk ". Ucapku pada Nayla
" Dih, Bilang saja kau ingin curhat tentang suamimu itu kan? " Tanya Nayla
" Tidak, Aku hanya ingin mengobrol saja denganmu. Besok saja kalau kita bertemu aku akan curhat tentang Mas Willy " Ucapku lagi
" Kenapa? Sepertinya kamu malas sekali membahas Willy "
" Ah sudahlah Nay, Tidak usah membahas dia. Rasanya aku kesal sekali dengannya. "
" Ya sudah kalau belum mau cerita, Oh iya Nay kehamilanku kan sudah memasuki 9 bulan ya, menurutmu aku harus caesar atau normal saja? " Tanya Nayla. Jiwa randomnya mulai keluar.
" Kalau bisa normal kenapa harus caesar? Macam pinggulmu kecil saja, pinggulmu itu lebar dan pasti bisa untuk lahiran normal. Gaya-gayaan mau lahiran caesar biar bisa menentukan tanggal cantik begitu kan maksudmu? Tanggal cantik seperti 8.8 atau seterusnya kan? Macam Toko Oren saja anakmu itu " Ucapku sambil tertawa
" Gila, Sarena kalau sedang marah kadang mulut suka enak Haha, " Ucap Nayla
" Ya memang seperti itu kan yang ada dalam pikiranmu itu? Kodratnya wanita itu melahirkan dengan normal. Kalau, kamu mengalami kendala atau kesulitan dalam melahirkan normal baru kamu pilih opsi untuk melahirkan secara caesar. Lah pinggulmu macam jalan tol begitu kok mau melahirkan secara caesar. Heran aku "
" Haha kan biar beda dari yang lain Na. " Ucap Nayla sambil tertawa
" Beda dari yang lain macam dengkulnya pindah ke belakang begitu maksudmu? Sudahlah jangan macam-macam "
" Astaga ngeri kali omonganmu Na. Masa dengkul anakku harus pindah ke belakang amit-amit jabang bayi " Ucap Nayla sambil bergidik
" Haha, Makanya tidak usah kebanyakan gaya kamu ini lah . Lahiran normal atau caesar sama saja. Sama-sama taruhannya nyawa. Berdo'a saja semoga semuanya lancar. tidak terjadi kendala apapun saat nanti tiba waktunya untukmu melahirkan " Ucapku pada Nayla
" Iya Aamiin do'akan ya Nay semoga semuanya lancar dan anakku selamat "
" Insya Allah aku pasti mendo'akan keponakanku itu. Masa iya aku tidak mendo'akannya, Sedang apa kamu ini? "
" Sedang nonton TV ini sambil menunggu Mas Rendy pulang. Dia bilang sebentar lagi akan sampai " Ucap Nayla
" Tumben sekali kamu menunggunya? Ngidam apa lagi kamu ini? " Selidikku
" Haha kau ini tau saja kalau, aku meminta pada Mas Rendy untuk membelikanku martabak " Jawab Nayla terkekeh
" Astaga pantas saja kau mau menunggunya di ruang TV. Biasanya kau hanya akan menunggunya di kamar sambil tiduran " Ucapku sambil geleng-geleng kepala
" Hihi, Kau sendiri sedang apa? " Tanya Nayla
" Sedang Duduk juga di kamar sambil menunggu adzan berkumandang "
" Oh begitu. Ya sudah aku tutup dulu ya Na, Mau menikmati martabak spesial " Ucap Nayla cengengesan
" Ya sudah kalau begitu Nay "
Setelah panggilan berakhir aku segera menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu. Aku menunaikan sholat dan berdo'a agar Allah segera, memberi jalan untuk masalah yang sedang aku hadapi saat ini.
Selesai berdo'a aku keluar kamar untu makan malam, Aku memanggil anak-anakku untuk turun. Makan malam juga sudah siap di atas meja makan.
Aku lirik ruang kerja suamiku. Malas rasanya bertemu dengannya. Tapi, jika tidak memanggilnya nanti anak-anakku pasti akan menanyakan keberaan Papahnya.