NovelToon NovelToon
Nur

Nur

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Seperti artinya, Nur adalah cahaya. Dia adalah pelita untuk keluarganya. Pelita untuk suami dan anaknya.

Seharusnya ...

Namun, Nur di anggap terlalu menyilaukan hingga membuat mereka buta dan tak melihat kebaikannya.

Nur tetaplah Nur, di mana pun dia berada dia akan selalu bersinar, meski di buang oleh orang-orang yang telah di sinarinya.

Ikuti kisah Nur, wanita paruh baya yang di sia-siakan oleh suami dan anak-anaknya.

Di selingkuhi suami dan sahabatnya sudahlah berat, di tambah anak-anaknya yang justru membela mereka, membuat cahaya Nur hampir meredup.

Tapi kemudian dia sadar, akan arti namanya dan perlahan mulai bangkit dan mengembalikan sinarnya.

Apa yang akan Nur lakukan hingga membuat orang-orang yang dulu menyia-nyiakannya akhirnya menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Pamungkas yang baru saja mendaftarkan gugatan perceraiannya terkejut dengan aduan kekasihnya tentang sang putra.

"Sekarang kamu di mana?" tanya Pamungkas khawatir.

Bukannya mengkhawatirkan keadaan sang putra yang telah mengetahui perselingkuhannya, dia justru lebih mengkhawatirkan sang kekasih.

Pamungkas bergegas menemui Sisil di salon miliknya.

Sisil dan Bisma tadi memang bertemu tak jauh dari salon milik Sisil.

Kekasih Pamungkas itu tak menyangka jika anak sahabatnya akan menatapnya penuh dengan kebencian dan dirinya tak suka itu.

"Sil?" panggil Pamungkas begitu sampai di ruangan pribadi sang kekasih.

Semua karyawan Sisil sudah mengetahui hubungan gelap keduanya. Meski dalam hati mengutuk perbuatan keduanya, para karyawan tak bisa berbuat banyak sebab mereka masih bergantung pada penghasilan dari salon milik Sisil.

"Mas?" jawab Sisil lalu berhambur memeluk kekasihnya.

"Bagaimana kamu bisa ketemu Bisma sayang?"

Sisil lantas menengadah menatap sang kekasih dengan sorot mata sendu.

"Dia membolos mas, niatku tadi menegurnya, tapi yang kudapat dia malah menghinaku di depan para langganan salonku," jelas Sisil dengan suara lirih.

Sungguh dalam hati wanita seusia Nur itu sakit hati dan tak terima dengan perkataan Bisma.

Dirinya tak mau mengotori tangannya sendiri dengan membalas sikap Bisma yang menurutnya kurang ajar. Biarlah Pamungkas sebagai ayah yang menegur putranya.

Ia yakin Bisma akan kapok dan tak akan lagi berani macam-macam dengannya.

Namun saat ini bukan Bisma yang menjadi kekhawatiran terbesarnya. Melainkan para langganan salonnya yang juga merupakan temannya yang mungkin saja akan menjauhinya.

"Maafkan sikap Bisma ya sayang. Dia memang mengetahui hubungan kita dengan cara yang salah, nanti aku coba ngomong sama dia," janji Pamungkas.

"Tolong ngomong yang benar ya mas, jangan sampai dia kembali membuat ulah sama aku. Aku ini aja udah pusing soalnya teman-teman aku udah pada tahu."

.

.

Pamungkas harus kembali ke kantor. Biarlah nanti urusan dengan sang putra menjadi urusannya di rumah.

Yang pasti dirinya cukup senang karena Sisil mau kembali menghubunginya meski ada drama di belakangnya.

Saat pulang kerja, Pamungkas masih belum mendapati keberadaan sang putra. Dirinya benar-benar kesal karena Bisma kini selalu membuat ulah.

Tak lama Bisma pulang dengan penampilan yang sangat berantakan.

"Dari mana kamu Bisma! Bagus ... sekarang kamu mau jadi berandalan? Berani membolos? Mau jadi apa kamu hah!" bentak Pamungkas yang tak memberi kesempatan pada putranya untuk menjelaskan.

"Beginilah didikan mamah kamu, kamu jadi anak yang pembangkang, juga ngga sopan sama orang tua, papah kecewa sama kamu Bisma!"

"Jangan bawa-bawa mamah pah. Selama ini mamah udah didik Bisma dengan baik, dia merawat kita dengan baik, papah aja yang udah gelap mata makanya kebaikan mamah selama ini hilang di gantikan tante Sisil!"

"Bisma!" pekik Pamungkas yang sudah habis kesabaran.

"Masuk ke kamar kamu, papah akan hukum kamu. Mulai besok pulang pergi sekolah kamu akan di awasi Pak Ijan! Dan papah pastikan kalau kamu membantah lagi, maka ngga akan ada kesempatan buat kamu ketemu mamah lagi," ancam Pamungkas tegas.

Bisma mengepalkan tangannya menahan amarah. Dia benar-benar tak menyangka papahnya akan sekejam ini padanya.

Setelah memarahi Bisma, Pamungkas jatuh terduduk. Suasana rumahnya menjadi tak nyaman setelah kepergian istrinya. Ada sedikit rasa rindu yang coba di tepis oleh Pamungkas.

"Ah sudahlah, kalau Sisil mau menikah sama aku, aku yakin perasaan ini akan hilang seiring waktu."

.

.

Sementara di kediaman Bety, Nur bingung harus melakukan apa sebab rumah Bety dan Sulton yang kecil memang tertata rapi.

Lamunan Nur buyar kala Sulton dan Bety datang menemuinya.

"Eh, kamu udah mau berangkat Ton?"

"Iya mbak. Emmm ... Begini mbak, ada yang mau kami katakan," ucap Sulton sembari melirik sang istri.

"Iya Ton, katakan aja," jawab Nur lemah. Dia merasa sepertinya Sulton dan Bety keberatan dengan keberadaanya.

"Mbak kan tau kalau Bety lagi hamil muda, kebutuhan kita juga banyak, terlebih lagi kita harus mikirin biaya lahiran nanti—"

"Mbak mau kan kerja? Soalnya jujur aja kami ngga bisa nampung mbak lama-lama," sela Bety datar.

"Iya Ty, mbak memang mau kalau memang ada pekerjaan yang cocok dengan mbak."

Nur tersenyum senang, itulah yang dia harapkan selama ini. Yaitu memiliki pekerjaan jadi tak perlu membebani adik-adiknya.

"Masalahnya, pekerjaannya jadi pembantu, mbak mau ya," sambung Bety.

Nur terbelalak, dia tak menghina pekerjaan itu sebab dirinya setiap hari selalu melakukan pekerjaan rumah dan dirinya yakin mampu, hanya saja jika dirinya bekerja sebagai pembantu, Nur jujur merasa khawatir dirinya akan di rendahkan lagi oleh mantan suaminya.

Paling tidak Nur berharap bisa bekerja sebagai buruh pabrik atau penjaga toko, atau mungkin pelayan, paling tidak saat anak-anaknya ingin bertemu, mereka tak akan malu mengakuinya sebagi ibu mereka.

"Mbak harus sadar diri, pendidikan mbak kan cuma SMA, jangan terlalu pilih-pilih kerjaan, sekarang dapat kerjaan itu susah mbak," sambung Bety berusaha meyakinkan kakak iparnya.

"Baiklah, memang di mana mbak akan bekerja?"

"Di rumah pak RW mbak, mbak ngga nginap di sana, cuma beberes dari pagi sampai sore. Jadi mbak tetap pulang."

Nur terpaksa mengangguk setuju karena tak punya pilihan. Setidaknya setelah dapat uang dari rumah Pak RW Nur berharap bisa mencari pekerjaan yang lebih baik lagi.

"Emmm ... Karena mbak masih tinggal sama kami, jadi kami minta pengertian mbak ya buat bantu-bantu pengeluaran rumah tangga kami, kaya listrik, air dan lain-lainlah," pinta Bety langsung.

"Iya Ty, mbak akan bantu."

"Sekalian bantu pekerjaan rumah ya mbak? Soalnya Ety kan lagi hamil muda," sambar Sulton.

Uang dan tenaga Nur benar-benar di kuras habis oleh Sulton dan Bety yang tak mau rugi akan keberadaannya.

Namun tak ada yang bisa Nur lakukan selain pasrah, sebab dirinya memang tak memiliki uang sama sekali.

"Ya udah ayo kita ke sana!" ajak Bety semangat.

Sulton bergegas berangkat kerja dan meninggalkan keduanya. Kini keduanya merasa lega karena Nur akhirnya mau membantu keuangan mereka.

Keduanya bahkan sudah berencana akan mengusir Nur langsung jika wanita itu menolak tawaran mereka, untungnya Nur mau, jadilah mereka harus segera mengantar Nur ke rumah Pak Rw yang memang membutuhkan tenaga Nur secepatnya.

Mereka tak peduli dengan gosip di luaran sana yang mengatakan kalau Pak Rw adalah lelaki cabul dan Bu Rw seorang wanita cerewet yang bermulut tajam.

Keluarga mereka sering sekali bergonta-ganti pembantu karena gosip-gosip itu.

Bety berharap semoga Nur tak bertingkah dan betah di sana, sebab jika mengacau, dirinya benar-benar akan mengusir Nur dari rumahnya.

.

.

.

Lanjut

1
Jumi Saddah
perjalanan nur menuju sukses masih jauh deh,,turun naik menanjak,,penuh drama dan air mata trus penuh dgn hinaan dan cacian,,maka itu nur di tempa menjdi kuat dn tegar,,
Viela
semoga aja adik km bisa sadar zahra
Desi Belitong
aduh nur kenapa kamu bodok banget nur nur geretan aku bacanya
Desi Belitong
jangan mau mbak saudaramu jahat banget
Desi Belitong
ya allah gunanya adik2nya waktu susah di bantu ketika kakaknya susah tidak ada yang mau bantu/Sob//Sob/
sofiah sudjai
lanjut thor
Viela
tolongin nur ni'am kasian dia
Jumi Saddah
ini perjalanan si nur amat berkelok kyak roll coster,,,ya semoga nanti nya nur bener2 menemukan kebahagian dan menjdi sukses,,,
Arga Putri Kediri
jalan nur menuju sukses...ato bangkit
Nurlela Nurlela
typo gelas
Noor Dech
nur..
namaku thor🤭
Viela
dasar sahabat aneh
Susi AYANA
diihhh anehhhh
Arga Putri Kediri
kpn Thor nur bangkit jadi wanita kuat
Susi AYANA
dihhh najong punya ade kae gitu, amit2x
Viela
adikny gk berperasaan seperti kacang lupa kulitny
Arga Putri Kediri
sabar nur
Viela
dasar sisil wnita tk punya malu
Arga Putri Kediri
kok sgt menderita nur thor
Viela
owalah nur kasian km
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!