Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 06 : Tiba-tiba Menggila
Agam menerima laporan dari Panji, tentang keseharian Emilia di sekolah. Panji juga menunjukan berbagai foto aktivitas Emilia di sekolah, termasuk foto Emilia yang tidak sengaja jatuh ke pelukan Roy. Foto itu membuat Agam marah.
"Dasar wanita licik, jadi dia ingin beralih ke Roy? Tidak bisa mendapatkan kakaknya, mendapatkan adiknya pun tidak papa? Akan ku tunjukan padanya siapa Aku."
Agam marah besar. "Panji, selesaikan semua pekerjaanku, Aku ingin pulang cepat. Jam seini Emilia pulang sekolah kan?"
"Iya, Tuan," jawab Panji.
Agam pun langsung pergi, keluar dari ruangannya, berniat pulang ke rumah. "Aneh, biasanya Tuan Agam selalu dingin dan tidak peduli? Kenapa dia tiba-tiba peduli pada Nona Emilia? Apa dia mulai tertarik pada Nona Emilia? Padahal dia sendiri yang bilang tidak akan memberikan nona Emilia cinta sedikitpun. Apalagi nona Emilia sudah menyingkirkan kekasih Tuan Agam yang miskin dari kota ini. Bahkan mantan kekasih Tuan Agam tidak bisa pulang dari luar negeri karena di cekal Tuan dan Nyonya Graha, akibat hasutan Nona Emilia dulu." Panji bertanya-tanya tengah perubahan sikap Agam yang tiba-tiba tertarik dengan semua aktivitas istrinya.
Sesampai di rumah, Agam langsung mencari Emilia. Kebetulan sekali kamar Emilia belum di kunci, Agam pun langsung masuk dan mengunci pintu kamar Emilia, membuat Emilia terkejut.
"Tuan Agam, kenapa Anda tiba-tiba masuk. Aku belum selesai berganti pakaian," ucap Emilia. Dia menutup tubuh bagian depannya yang masih terbalut bra, untunglah dia sudah memasang celananya.
"Aku suamimu, bukankah tidak masalah melihat tubuh polosmu? Lagi pula apa yang di lihat? Kamu sering telanjang saja di hadapanku Aku tidak tertarik."
"Astaga Aku lupa. Emilia kan sering tidak berpakaian, hampir setiap hari, untuk merayu si beruang kutub ini," batin Emilia. "Tuan Agam mau apa kemari?" tanya Emilia mengalihkan pembicaraan tadi.
Tanpa menjawab pertanyaan Emilia, Agam menatap wajah Emilia tajam, perlahan Agam berjalan ke depan hingga membuat Emilia mundur ke belakang, sampai Emilia tidak bisa mundur lagi karena tertahan meja rias.
"Anda mau apa?" tanya Emilia lagi, dengan panik dan takut.
"Aku akan berikan apa yang Kamu mau. Puas? Jadi Kamu tidak perlu melakukan trik murahanmu lagi," kata Agam sambil tersenyum penuh arti.
"Apa yang Ku mau? Cerai maksudnya?"
"Cerai? Tidak akan ku berikan itu untukmu. Kamu tidak boleh lebih dulu membuang ku. Hanya Aku yang boleh membuangmu." Agam semakin mendekat pada Emilia, hingga tidak ada jarak diantara keduanya.
"Apa yang dia mau? Apa dia mau memperkosaku?" batin Emilia, takut.
Perlahan Agam mendekatkan bibirnya pada bibir Emilia. Namun, tak di sangka Emilia memalingkan wajahnya, membuat harga diri Agam terluka.
"Tidak ada yang boleh menolak ku, Kamu paham?" bentak Agam, emosi.
Tanpa berkata apapun lagi, Agam langsung menggendong paksa tubuh Emilia. Emilia berontak. Namun Emilia kalah tenaga. Agam langsung menempatkan Emilia di atas ranjang dan menindihnya.
"Tuan Agam? Anda mau apa? Bukankah Anda tidak mencintaiku?" berontak Emilia.
"Tuan? Kenapa Kamu berhenti memanggilku dengan sebutan Sayang? Sudah lah, hentikan trik murahan ini." Entah kenapa melihat Emilia berontak tidak mau di sentuh membuat hasrat Agam semakin naik.
"Anda sering bilang tidak tertarik pada tubuhku, kenapa Anda berubah pikiran?" berontak Emilia lagi. Dia berharap Agam mau melepasnya.
"Iya, Aku berubah pikiran." Agam mencium Emilia dengan paksa. Emilia tidak bisa berontak lagi, tangannya langsung Agam kunci dan ikat memakai dasi miliknya, di atas kepalanya.
Agam melepas jas dan kemejanya, melemparnya ke sembarang tempat. Kemudian melanjutkan aktivitasnya untuk mencumbu Emilia.
Air mata Emilia menetes merasakan bra miliknya di lepas Agam dengan paksa. Dadanya di ciumi Agam membabi buta. Bukan hanya itu, bagian leher Emilia juga dia gigit sepuasnya.
"Tuan Agam, jangan lakukan ini!" pinta Emilia lagi, tapi Agam tidak menghiraukan permintaan itu. Agam tetap melanjutkan aktivitasnya. Aneh sekali pikir Agam, kenapa tubuh Emilia membuatnya tiba-tiba menggila.