Beberapa bab dalam tahap REVISI
Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Rania Hamil?
"Loh papa kok di sini?" tanya mama Laura ketika melihat suaminya sedang duduk di ruang tivi.
"Siapa yang menjaga Rania pa? Kok ditinggal sendiri?" ucap mama Laura gemas.
"Rania tidak sendiri ma, di dalam ada Farhan," jawab papa Rangga dengan tenang lalu mengganti chanel televisi nya.
Mama Laura kemudian duduk di sebelah suaminya. "Kok dibiarkan berdua saja dengan Farhan sih pa? Kan papa tahu sendiri bagaimana mereka."
"Tidak apa-apa ma, tenang saja," sahut suaminya terlihat santai, sementara dirinya sangat panik.
"Tenang bagaimana sih pa? Rania bisa seperti ini karena bersama Farhan pa," sahut mama Laura kesal, lalu beranjak hendak menghampiri Rania di kamar Farhan.
Namun papa Rangga menghentikannya. Ia menahan pergelangan tangan istrinya agar tidak melanjutkan pergerakannya.
"Ada apa sih?" tanya mama Laura gusar.
"Tidak usah menghampiri mereka, biarkan saja Farhan yang menemani Rania," pinta papa Rangga.
"Tapi..." belum sempat mama Laura meneruskan kalimatnya, papa Rangga sudah memotongnya terlebih dahulu.
"Sudah, biarkan saja. Untuk saat ini Farhan tidak akan menyakiti Rania. Lebih baik kita menunggu kedatangan dokter di sini," pinta papa Rangga menenangkan istrinya.
"Papa yakin tidak apa-apa?" tanya mama Laura yang masih merasa khawatir.
"Ya, papa menjamin itu," sahut suaminya.
Akhirnya mama Laura pun mengikuti permintaan suaminya. Ia kembali duduk di samping papa Rangga dengan perasaan masih sedikit khawatir.
"Apa Farhan sudah menandatangani berkas perceraiannya?" tanya papa Rangga.
"Belum, tapi berkas itu sudah dibawa olehnya tadi," sahut mama Laura.
"Mengapa papa menanyakan itu?" tanya mama Laura heran.
"Tidak apa-apa, papa hanya tidak yakin mereka akan bercerai," sahut papa Rangga menduga-duga.
"Mengapa?" tanya mama Laura tidak mengerti.
"Entahlah, papa hanya merasa seperti itu," jawab papa Rangga datar.
Tiba-tiba terdengar suara bel pintu berbunyi. keduanya pun menoleh ke arah pintu secara bersamaan. Mata mereka sempat bertemu sesaat.
"Itu pasti dokter Riza sudah datang," ucap mama Laura lalu bergegas membukakan pintu.
Papa Rangga hanya menganggukkan kepalanya dan membiarkan istrinya membuka pintu itu.
Dan benar saja, terlihat laki-laki berperawakan tinggi berdiri di balik pintu tersebut.
"Terima kasih telah datang dok," sambut mama Laura dan dijawab senyuman oleh sang dokter.
"Tentu saja aku akan meluangkan waktu untuk keluarga ini. Dimana yang sakit?" tanya dokter Riza.
"Silahkan masuk dok, pasien ada di dalam kamar," ucap mama Laura kemudian menutup pintu ruang tamu dan berjalan ke arah kamar yang saat ini ditempati oleh Rania.
"Selamat siang pak," sapa dokter ketika melewati Papa Rangga.
"Hai dok, bagaimana kabarmu?" tanya papa Rangga lalu mengulurkan tangannya.
"Baik pak," dokter Riza pun tersenyum.
"Saya ingin melihat pasien yang membutuhkan pemeriksaan dahulu," pamit sang dokter.
"Oh iya iya, silahkan, arah nya lewat sini," ucap papa Rangga mengarahkan jalan menuju kamar Farhan.
"Baik, terima kasih," sahut dokter tersenyum.
Mereka pun berjalan beriringan menuju kamar Farhan yang ditempati Rania. Saat masuk, terlihat Farhan sedang duduk di tepi tempat tidur wanita itu, seolah sedang menjaganya. Entah apa yang ada di dalam pikiran Farhan, tapi hal itu berhasil membuat mama Laura heran.
"Farhan, ini ada dokter Riza yang akan memeriksa Rania," ujar mama Laura mengejutkan Farhan.
Ia menoleh ke arah mama Laura. Kemudian ia pun berdiri dan mempersilahkan dokter untuk memeriksa kondisi Rania. Papa Rangga memilih keluar dan menunggu hasilnya di luar kamar.
Sedangkan mama Laura tetap berada di dalam kamar, termasuk juga Farhan. Ia memilih untuk tetap berada di sisi Rania. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya itu, mengapa mudah sekali sakit dan tak sadarkan diri?
Setelah beberapa waktu, dokter pun telah selesai memeriksa Rania. Dan mulai memberikan hasil pemeriksaannya.
"Apakah nona Rania sering muntah-muntah?" tanya dokter Riza.
"Iya dok, beberapa hari ini Rania memang sering terlihat muntah-muntah," jawab mama Laura.
Mendengar itu dokter Riza pun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil. Kemudian tatapannya kembali serius.
"Nona Rania sangat lemah, ia harus diberi vitamin agar tubuhnya tetap bugar dan juga janin dalam kandungannya tetap kuat," jelas sang dokter.
Pernyataan dokter itu pun berhasil membuat Mama Laura dan Farhan terkejut. Terutama Farhan, hingga ia membelalakkan matanya seolah tak percaya. Laki-laki itupun segera melangkah mendekati dokter, tepat di samping Rania.
"Apa dok? Maksudnya Rania saat ini sedang hamil?" tanya Farhan tak percaya.
"Benar, nona Rania sedang hamil Tuan," jawab dokter Riza.
Kemudian ia pun memperhatikan ekspresi wajah Farhan yang terlihat kaget itu dengan sedikit heran.
"Apakah kau tidak mengetahuinya?" tanya sang dokter dengan mengerutkan keningnya.
Farhan terdiam. Keterkejutannya membuat dirinya bahkan tak bisa berkata apapun. Pandangannya dialihkan pada sosok Rania yang sedang tertidur dengan lemah.
"Tolong dijaga kondisinya agar tidak stress, karena ini sangat berpengaruh pada perkembangan janin dan keselamatan ibunya. Saya akan meresepkan beberapa vitamin untuk menguatkan kandungan dan juga tubuhnya," ucap dokter Riza lalu mulai menuliskan resep tersebut.
"Jadi Rania hamil?" gumam mama Laura dengan menatap putra dan menantunya secara bersamaan.
Ada kegundahan yang dirasakan mama Laura jauh di dalam hatinya.
jodih nya..
😀😀😀❤❤❤❤