NovelToon NovelToon
Gadis Manja Yang Dibuang

Gadis Manja Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Siapa sangka putri tertua perdana menteri yang sangat disayang dan dimanja oleh perdana menteri malah membuat aib bagi keluarga Bai.

Bai Yu Jie, gadis manja yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Dalam keadaan kritis, Yu Jie menyimpan dendam.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sabarlah untuk menunggu pembalasanku, ibu dan adikku tersayang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Nuan dan Ling Hua kompak diam lalu dengan tenang mendengar nona muda mereka bicara lagi.

"Bibi Lian telah ku anggap seperti bibiku sendiri. Aku yakin jika ibuku masih hidup pasti akan seperti bibi Lian. Bibi ke depannya, kau yang akan menjadi ibu kami," Yu Jie mulai menjelaskan.

Xing Lian terkejut bukan main. Dianggap sebagai bibi saja dia seperti mendapat berkah. Apalagi sekarang nona mudanya memintanya menjadi ibu. Air matanya kembali menetes.

"Bibi, apa ada yang salah?" tanya Yu Jie khawatir.

"Tidak. Tidak ada yang salah nona."

"Kenapa bibi menangis?" tanya Yu Jie.

"Nona, anda menganggap ku sebagai bibi saja aku sudah senang, tapi sekarang kau malah menganggap ku sebagai ibu. Aku sangat terharu," ucap Xing Lian.

Yu Jie tersenyum, "Hanya bibi yang pantas menjadi ibu penggantiku."

Xing Lian mengangguk tanda setuju. Begitu juga dengan yang lain. Mereka tersenyum senang dan menerima Xing Lian sebagai ibu mereka. Yu Jie kemudian melanjutkan pembicaraannya.

"Di antara kita berempat yang paling tua adalah Li Mei. Tidak ada salahnya dia menjadi kakak pertama."

"Nona! Ini ..."

"Li Mei, apa kau tidak ingin menjadi saudariku?"

Li Mei menggeleng. Bukan tidak ingin, tapi ini adalah suatu berkah yang sangat luar biasa baginya.

"Nona, apakah Li Mei pantas mendapat status seperti itu?" tanya Li Mei tak enak hati.

"Tentu saja pantas," jawab Yu Jie tegas.

"Baiklah jika itu keinginan nona. Li Mei akan menurut," jawab Li Mei.

"Jadi, mulai sekarang Ling Hua akan memanggil Li Mei, kakak pertama," ucap Ling Hua senang.

"Wah, akhirnya Ling Hua punya kakak!" serunya sambil bertepuk tangan.

Yu Jie tersenyum melihat kelakuan Ling Hua. Seingatnya dulu waktu di kediaman Bai, gadis itu sangat pendiam dan kaku. Setelah melewati perjalanan bersama selama satu bulan lebih, sifat aslinya mulai tampak. Menurut Yu Jie, sifat aslinya sangat menyenangkan. Usianya masih muda, sangat cocok dengan sifat ceria dan ingin tahu.

"Selanjutnya, Nuan akan menjadi kakak kedua, aku ketiga, dan tentunya Ling Hua akan menjadi si bungsu."

Akhirnya, keluarga kecil pun terbentuk. Tidak ada lagi perbedaan status di antara mereka. Yu Jie senang dengan keputusannya.

"Oh, ya! bagaimana dengan marga kita nona?" tanya Nuan saat menyadari sesuatu.

Yu Jie berpikir sejenak. Benar yang ditanyakan oleh Nuan. Tidak mungkin mereka memiliki marga yang berbeda-beda.

"Nona ..."

"Kenapa nona lagi bibi!" seru Yu Jie tidak terima.

"Kau juga tadi memanggilku nona," ketus Yu Jie pada Nuan.

"Tapi nona ..." ucapan Nuan terpotong saat mendapat tatapan sengit dari Yu Jie.

"Eh, maksudku adik," Nuan memperbaiki panggilan Yu Jie.

Yu Jie tersenyum, "Begitu lebih baik. Kakak, tadi kau mau bilang apa?"

"Aku tadi mau bilang, kau saja memanggil ibu masih dengan sebutan bibi," jawab Nuan sambil tersenyum tak enak hati.

Panggilan baru mereka cukup membuat canggung.

"Oh!" seru Yu Jie sambil menutup mulutnya.

Ternyata dia sendiri keceplosan memanggil ibu baru mereka dengan sebutan bibi.

"Sudah, sudah. Jangan ribut lagi! Pelan-pelan saja. Nanti juga kalian akan terbiasa dengan panggilan baru ini," Xing Lian menengahi.

"Baik ibu," jawab mereka kompak.

"Untuk marga. Aku tahu kalian tidak memiliki orang tua lagi kecuali Yu Jie. Kita juga tidak mungkin menggunakan marga ku," jelas Xing Lian.

"Mengapa tidak bisa menggunakan marga ibu?" tanya Li Mei.

Xing Lian tersenyum dan dengan sabar menjelaskan, "Kita ini adalah orang buangan. Ke depannya jika di antara kita memakai nama dan marga yang sama bisa-bisa bertemu dengan orang yang tidak diinginkan lagi."

"Maksud ibu pembunuh?" tanya Ling Hua.

"Benar. Sekarang ini meski kita tinggal sangat jauh dari mereka, jika takdir berkehendak bertemu kembali, apa kita bisa mengelak?" tanya Xing Lian.

Keempat gadis itu terdiam. Benar yang dikatakan ibu baru mereka. Untuk nama tidak masalah. Toh, orang-orang di desa dan kota memiliki nama yang sama. Yang membedakan hanya nama marga saja. Jadi, mau mengganti nama atau tidak, tidak masalah.

"Benar yang ibu katakan. Sebaiknya kita mengganti nama dan marga," ucap Li Mei.

"Hari pertama kita keluar dari kediaman Bai, kita bermalam di dalam hutan. Setelah itu, beberapa kali kita juga bermalam di hutan lain yang kita temui. Untuk itu, aku rasa nama marga kita Lin," ujar Yu Jie.

"Wah, anda hebat nona! Oops!" Ling Hua langsung menutup mulut saat menyadari dia kelepasan memanggil Yu Jie dengan sebutan nona.

Tentu saja akibat ulahnya itu, dia mendapat tatapan sengit dari Yu Jie.

"Maksudku, kakak sangat hebat," timpal Ling Hua sambil mengacungkan dua ibu jari ke udara.

Nuan dan Li Mei tertawa melihat tingkah adik bungsu baru mereka.

"Sangat bagus Yu Jie," puji Xing Lian.

"Ibu, apa kita juga mengganti nama?" tanya Nuan.

"Sebaiknya begitu," jawab Xing Lian.

"Kalau begitu, aku ingin mengganti namaku!" seru Ling Hua semangat.

"Memangnya kau sudah punya nama yang baru?" tanya Li Mei.

Ling Hua menggeleng sedih. Dia terlalu bersemangat dengan sesuatu yang baru.

"Lin Fang Lin," ucap Yu Jie.

"Siapa itu, kak?" tanya Nuan.

"Nama baru untuk Ling Hua. Fang artinya harum dan Ling artinya suara lonceng. Kurang lebih mirip dengan arti namamu yang lama," jawab Yu Jie.

"Wah, nama yang bagus!" seru Ling Hua senang.

"Sangat cocok dengan tingkahmu," timpal Xing Lian.

"Terima kasih, kak," ucap Fang Ling alias Ling Hua.

Gadis itu mulai terbiasa menyebut Yu Jie dengan sebutan kakak. Permulaan yang bagus. Biasanya jika seorang saja yang sudah memulai duluan yang lain akan ikut dengan sendirinya.

"Nuan, Li Mei, apa kalian tidak ingin mengganti nama?" tanya Yu Jie.

Nuan tersenyum malu. Ada sebuah nama yang sangat dia sukai dari dulu. Namun, nama itu akan dia sematkan saat memiliki anak perempuan di masa depan. Tapi, saat seperti ini, hatinya tergoda untuk menggunakan nama itu.

"Fang Hua," jawab Nuan.

"Lin Fang Hua. Nama yang bagus," Yu Jie membenarkan sambil tersenyum.

Sedangkan Li Mei tidak pernah terpikirkan untuk mengganti namanya suatu hari nanti. Jadi, dia tidak berminat untuk mengganti namanya.

"Karena Ling Hua dan Nuan sudah memiliki nama baru yang hampir mirip, bagaimana jika namamu Fang Li?" saran Yu Jie.

Li Mei tersenyum. Meski tidak berminat, tapi mendapat nama baru juga tidak ada salahnya.

"Kakak, kami semua semudah memiliki nama baru. Bagaimana dengan kakak?" tanya Fang Ling alias Ling Hua.

Yu Jie tersenyum tapi menggeleng, "Aku tidak akan mengganti namaku. Kelak jika aku bernasib baik dan memiliki nama besar di ilmu pengobatan, namaku akan dikenal semua orang. Aku ingin namaku menjadi bayang-bayang kedua wanita itu," jawab Yu Jie lugas.

Ketiga gadis itu mengangguk tanda mengerti.

"Baiklah, ingat nama baru kalian! Lin Fang Ling!" Yu Jie mengabsen satu persatu.

"Aku," jawab Fang Ling.

"Lin Fang Hua!" seru Yu Jie.

"Aku," jawab Fang Hua.

"Lin Fang Li!"

"Aku," jawab Fang Li.

"Bagus. Kalau begitu namaku Lin Yu Jie," ucap Yu Jie.

"Dan ibu, Lin Lian," timpal Xing Lian alias Lin Lian.

"Astaga, obatnya!" seru Yu Jie teringat dengan obat untuk pria itu.

Yu Jie mengambil mangkuk obat dan bergegas menuju depan gubuk. Fang Ling dan Fang Hua mengikuti Yu Jie dari belakang. Khawatir jika kakak serta adik mereka membutuhkan bantuan.

"Aduh! Aw!" seru Fang Ling dan Fang Hua bersamaan saat mereka menabrak punggung Yu Jie yang berhenti tiba-tiba.

"Ada apa kak?" tanya Fang Ling sambil mengusap batang hidungnya.

"Aaa!" teriak Yu Jie disertai terjatuhnya mangkuk obat.

1
Sribundanya Gifran
haduh pingsan tah itu,knp
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Reinon
terima kasih kak Lala kusumah dan kak sribundanya Gifran...🥰🥰🥰
Lala Kusumah
tambah seruuuu nih, semangat sehat ya 💪💪😍
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Sribundanya Gifran
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Sribundanya Gifran
yu jie selain medis juga pelajarilah beladiri tak mungkin terus mengandlkan li mei untuk perlindungan diri.....
lanjut up lagi thor
Chen Nadari
semangat upnya Thor
Chen Nadari
semangat upnya Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Chen Nadari
semangat upny Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Chen Nadari
double up Thor...seru nih/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Chen Nadari
luar biasa
Chen Nadari
lanjut Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!