(INI KISAH ZAMAN DULU DIPADUKAN DENGAN ZAMAN SEKARANG YA)
"Emak sama Bapak sudah memutuskan jika kamu akan menikah satu bulan lagi dengan laki-laki pilihan Bapak kamu, Niah," Aku lantas kaget mendengar ucapan Emak yang tidak biasa ini.
"Menikah Mak?" Emak lantas menganggukkan kepalanya.
"Tapi umurku masih kecil Mak, mana mungkin aku menikah di umur segini. Dimana teman-temanku masih bermain dengan yang lainnya sedangkan aku harus menikah?" Ku tatap mata Emak dengan sendu. Jujur saja belum ada di dalam pikiranku untuk menikah apalagi d umur yang masih dikatakan baru remaja ini.
"Kamu itu sudah besar Niah, bahkan kamu saja sudah datang bulan. Makanya Bapak dan Emak memutuskan agar kamu menikah saja. Lagian kamu juga tidak sekolah, jadi tidak ada masalahnya jika kamu menikah sekarang. Menikah nanti pun tidak akan ada bedanya dengan sekarang karena, sama-sama menikah saja akhirnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
ISTRI 13 TAHUN
20
Semua murid terkejut karena ketegasan yang ditunjukan oleh Pajajar. Sedangkan Welas yang berdiri di mejanya ikut merasakan tekanan yang diberikan oleh Pak Jaja pada Asih.
"Saya mencintai Bapak, kenapa Pak Jaja tega mengusir saya! selama ini setiap pelajaran yang Bapak terangkan saya sudah susah payah mempelajari dan memahaminya. Tetapi entah kenapa saya tetap tidak mengerti! Kenapa Bapak malah menyalahkan saya!!" ujar Asih tidak terima dengan perkataan Pajajar, entah dapat keberanian sebesar itu dari mana. Yang jelas sikap Asih tidak pantas sebagai seorang murid.
Murid lainnya hanya diam melihat dua orang tersebut dengan perasaan tidak nyaman. Sebagian dari mereka merutuki tingkah laku Asih yang memang agak aneh sejak mereka mengenalnya.
Rasanya mendengar jawaban dari murid semakin membuat emosi Pajajar semakin mendidih. Dan memilih untuk melawan perempuan dengan adu perkataan hanya akan membuat masalah semakin rumit, walaupun yang bersalah adalah perempuan itu sendiri. Tangan Pajajar rasanya gatal sekali ingin melayang di udara dan mendarat di pipi muridnya ini. Tetapi itu hanya dapat melepaskan amarahnya sesaat, masalah baru bisa menerpa dirinya dan nama baiknya sebagai guru.
Walaupun sebenarnya Pajajar sudah memiliki niat untuk berhenti dari profesi ini lantaran tujuan utamanya agar bisa menggaet hati Diah sudah musnah.
Asih yang merasa di abaikan oleh diamnya Pak Jaja, mendekati gurunya tersebut hendaknya menyentuh tangan yang selama ini dia lihat dari kejauhan. Bayangkan saja murid lain dengan percaya dirinya menghampiri Pak Jaja dan mencium tangannya. Sedangkan Asih melakukan hal itu saja dirinya tidak mampu. Tetapi kini dia merasa mendapatkan kesempatan tersebut.
"Pak saya mohon jangan menikah ya!!" Asih menyentuh lengan Pak Jaja dengan mengeluarkan nada suara yang manja.
"Heh Asih kamu itu sinting!" ujar seorang gadis bertubuh besar dengan kulit yang putih bersih.
Pajajar merasa sudah sangat tidak tahan dia pun menarik lengannya dengan kasar dari Asih, lalu hendak berjalan keluar kelas. "SEMUANYA LANJUTKAN BELAJAR!"
Lalu Pajajar berjalan keluar dari pekarangan sekolah. Untungnya jam mata pelajaran yang harus dia ajar sudah berakhir semua. Jadi dia sudah bisa pulang.
Dikelas yang Pajajar tinggalkan, Asih menjadi bahan sorakan oleh semua murid. Bahkan ada yang dengan kesalnya mendorong Asih hingga gadis itu terjatuh.
"Dasar perempuan gatel!"
"Asih kamu itu masih untung ya Pak Jaja enggak nampar muka kamu yang menjijikan itu! Kalau aku jadi dia udah aku seret kamu ke lapangan sekolah dan mempermalukan mu Asih!!"
"Aku gamau jadi temanmu lagi!! Jangan harap bisa mencontek PR ataupun tugas yang aku buat!! Karena kamu, aku hampir saja ikut terkena amukan Pak Jaja!!"
"Iya Asih kalau kamu tidak niat sekolah untuk belajar lebih baik kamu berhenti saja sekolah, kasian ibu sama bapak kamu tuh. Banting tulang kerja serabutan demi kamu belajar ke sekolah! Agar nanti bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, bukan malah menggoda guru!! Kalau kamu mau seperti itu menikah saja sana!! Tampang seperti kamu ini bisalah menjadi istri ke tiga atau minimal istri dua deh dari om-om. Mau kamu bilang sendiri ke orangtuamu atau aku yang bantu untuk mengatakannya?! Kebetulan sekali mereka bekerja di pasar dengan ayahku, menjadi tukang cuci piring dan tukang parkir!!" ujar Kasih, teman satu bangku Welas. Dia juga sudah sangat risih dengan perilaku Asih yang menyusahkan orang terdekatnya. Sekarang anak itu malah membuat guru mereka kesal.
Asih mendengus kesal, dia bangun dan mengambil tas di bangkunya. Lalu keluar kelas dengan menghentakkan kakinya ke lantai semen tersebut.
"Heh Asinan, sudahlah miskin belagu, bodoh lagi!!!" Tak menghiraukan ucapan itu, Asih keluar dari kelasnya.
TBC
