Transmigrasi Peri Naga

Hari ini, Ujang berencana membawa pergi Melati ke sebuah kota besar. Ia kebetulan tinggal dikota J dan memiliki sebuah rumah mewah disana. untuk sementara Melati akan tinggal di rumahnya sementara Ujang akan tinggal di tokonya. Iya, Ujang adalah seorang pengusaha rumah makan. Ia memiliki restoran khas Sunda yang dikelolanya sejak 5 tahun yang lalu. Ayah dan ibunya meninggal sejak ia berusia 15 tahun membuat Ujang terpaksa berhenti sekolah dan mengadu nasib di kota ini. Ujang bekerja apa saja yang penting bisa mengenyangkan perutnya . Siangnya Ujang bekerja sebagai pelayan di restoran . Malamnya Ujang lembur membantu menjaga sebuah toko kelontong.

Ujang tak pernah mengeluh atau berpasrah , ia terus berusaha sebaik mungkin demi masa depannya.

tapi sesibuk apapun Ujang tak pernah lupa akan kewajibannya , dia selalu menjadikan shalat dan ibadah sebagai yang utama. berkat kejujuran dan ketekunannya kini, Ujang mampu memiliki sebuah rumah dan restoran . Ia membeli bangunan bekas toko baju yang bangkrut . Kemudian dia rombak dan dekorasi semenarik mungkin hingga jadilah sebuah restoran seperti sekarang . kebetulan disekitar tempatnya belum ada Restoran Sunda, jadi dia tak menyia nyiakan kesempatan ini. awalnya dialah yang bertugas sebagai koki sekaligus pelayan, namun karena pelanggan yang semakin banyak, dia mulai kewalahan. Ujang lalu merekrut beberapa orang temannya untuk menjadi pekerja di restonya. Kini. Ujang sudah memiliki 5 pekerja yang membantunya mengurus resto itu.

setelah berpamitan pada Bu Wati , Ujang dan Melati pergi ke kota J menggunakan mobil avanza milik ujang. Mereka menerobos jalan kecil yang hanya mampu dilewati oleh satu mobil itu.

Bu wati menangis terisak isak, ia bersedih ditinggalkan pergi oleh Melati. Kini ia sendirian dan kesepian lagi.

Melati pun sama , hatinya yang semula terisi kehangatan , kini kosong. Tak akan ada lagi kehangatan dan kelembutan bu wati yang keibuan. Tak akan ada lagi tawa renyah yang menular membuat sekitarnya ikut tertawa. Tak ada lagi omelan saat melati lupa minum vitaminnya. Semuanya hilang. Melati berusaha membujuk agar bu Wati ikut , tetapi Bu Wati beralasan jika ia harus menjaga dan mengelola sawah dan kebun miliknya juga milik Sari . Takutnya Sari datang dan bu Wati sedang tak ada dirumah . Bu wati memerhatikan mobil avanza itu yang semakin lama semakin kecil . Lalu menghilang dibelokan.

"pergilah nak, ibu do'akan kamu bahagia dan selamat dimanapun kamu berada. Ibu senang kamu bersama dengan Ujang, dia pria yang baik"

"hahaha... Kau pikir dengan menjauhkannya, aku takan tahu kemana anak itu membawa melati pergi?"

" d.. Darma .. Kau...?"

" iya aku tahu dan menguping semua pembicaraan kalian. kalian ingin main kejar kejaran rupanya, akan ku ladeni"

" darma tolonglah berhenti melakukan kejahatan. Sudah berapa banyak korban tak bersalah mati sia sia. Hentikan dan bertobat lah!"

" akan ku hentikan tapi kau harus menikah denganku"

"a a aku... Itu..."

Darma mendekati bu wati lalu duduk di seberang kursi . Kini keduanya saling memandang jauh kedalam mata masing masing. Menelisik kebenaran mengenai sepercik cinta masa lalu. Desiran hangat menggelora dihati masing masing. Uban yang memutih menjadi saksi betapa setianya bu Wati pada cintanya, hingga dia tak menikah sampai sekarang. Sedang Darma , tak sedikitpun terlihat keriput atau tanda penuaan di tubuhnya. Karena dia melakukan penyembahan, membuatnya tetap awet muda .

Darma memegang tangan bu Wati

" Aku akan berhenti melakukan semua ini, asalkan kau menikah denganku. Kita mulai semuanya dari awal lagi. Kita masih bisa menghabiskan sisa hidup kita dengan kebahagiaan . Kau mau , kan?"

" hufffffh... Maaf darma , aku tak bisa menjadi istri dari seorang penjahat apalagi pembunuh"

" iya aku tahu aku jahat, pembunuh, dan sedikit gila. apa kau tahu , itu semua karena kamu meninggalkanku. Karena ayahmu menolakku dan mencaci maki harga diriku. Membuat aku gelap mata dan melakukan semua ini. Aku ingin sekali bisa bersanding denganmu, makanya aku halalkan segala cara agar bapakmu merestui kita"

" tapi tidak dengan cara seperti ini juga darma"

" aku kehabisan cara Wati . Hanya inilah satu satunya cara untuk aku agar cepat mendapat kekayaan"

" tidak ! Ada banyak . Kau bisa kerja yang lain. TKI , kuli, pedagang atau apapun"

Bu wati mengamuk dan menarik kasar tangannya.

Dia lalu masuk kerumahnya dan menutup pintunya dengan kasar.

Brakkkkk

Darma menghirup nafas lalu menghembuskannya perlahan. Berharap semua masalahnya hilang menguap bersamaan dengan keluarnya udara dari hidungnya.

Perlahan lahan ia menghampiri pintu. Terdengar suara bu wati menangis didalam sana.

" neng, jangan menangis. Jika kamu ingin akang berhenti dari pemujaan ini akan akang lakukan."

" untuk apa kau menuruti perkataanku? Semua korban telah berjatuhan"

" aku tahu Neng, aku tahu kesalahanku tak dapat ku tebus begitu mudah"

" kau benar kang, bahkan sepertinya kematian pun tak cukup untuk membayar semua kejahatanmu. Kau iblis!"

darma merasakan sakit di ulu hatinya. Ia merasa menyesal telah melakukan pemujaan selama ini. Tapi apa boleh buat , ia sudah masuk kedalam pasir hisap. Semakin bergerak malah membuatnya semakin terseret lebih dalam.

" neng , mau akang.mati rupanya." kata Darma dengan senyuman getir

" baiklah jika dengan matinya akang membuat neng bisa memaafkan akang, akang akan melakukannya neng. Jaga dirimu dengan baik. Akang sangat mencintaimu Neng. Hari ini, besok , nanti . Bahkan jika ada kehidupan kedua atau ketiga, Akang akan selalu mencintai Neng selamanya."

Darma menyeka bulir bulir air mata yang akan jatuh dipipinya , ia lalu pergi dari sana . Membawa luka dan perih dihatinya.

Bu wati menangis tergugu memeluk lututnya. Seberapa kuat pun dia menahan tangisnya, dia tak bisa. Cintanya pada darma melemahkan keyakinannya. Setengah hatinya berkata untuk memberi darma kesempatan . Setengah hatinya sangat membenci Darma . Bu wati berperang dengan perasaannya sendiri. Otak dan hatinya berseberangan keyakinan. Ia merasa jika hatinya kini goyah. hatinya menyuruhnya untuk keluar dan menyusul Darma , tapi otaknya tak mengijinkan. Begitu sakit rasanya saat ia merasakan sesuatu akan pergi jauh darinya. Ia merasa telah kehilangan sesuatu lagi setelah Melati pergi. Tapi apa?

-----

Melati dan Ujang sudah sampai di rumah Ujang. Melati langsung masuk dan dibiarkan memilih kamarnya sendiri. Ada 3 kamar disini , 1 kamar utama dan 2 kamar kosong. Ujang sering tidur dikamar utama jadi melati memutuskan akan tinggal dikamar tamu saja. Toh , tidak sopan rasanya seorang tamu jika menyingkirkan tuan rumah dari rumahnya sendiri. Meskipun Ujang tak keberatan.

melati masuk ke kamarnya . Disana terlihat sebuah ranjang dengan nuansa kayu khas pedesaan. Cat dindingnya berwarna putih . Meja , kursi dan juga lemari lemarinya juga sama. Hanya dibiarkan begitu saja, tanpa dicat. Menambah suasana semakin nyaman. Serasa berada di rumah nenek.

Melati mendudukan dirinya disebuah kursi . Ia melihat sekelilingnya

" tempat ini bersih, rupanya Kang Ujang sangat rapi. Bahkan kamar yang jarang ditempati saja masih bersih dan nyaman. Tak ada debu sama sekali."

Melati lalu membuka jendela kamarnya . Ia berdiri disana menyapa angin yang membelai rambutnya. sekelebatan siluet seorang pria dengan sayap besar dan sabit ditangannya melintas di kepala melati.

Senyumnya yang merekah indah menghiasi bibirnya yang merona alami.

Kejadian demi kejadian berputar putar di otaknya. Ia mengingat momen momen romantis bersama pria itu.

"michael... Aku merindukanmu. Sudah lama ya sejak hari itu.."

Melati menyunggingkan senyum. Ia.lalu mengulurkan tangannya.

" angin yang lembut, sampaikan salam rinduku pada temanku Michael. Katakan padanya , Aku merindukannya. Rindu sekali. Aku rindu!"

"cinta yang paling sulit adalah cinta yang berbeda dunia. Kau merindukannya , tapi kau tak bisa menyentuhnya."