NovelToon NovelToon
My Killer Boss

My Killer Boss

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.

Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.

Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.

"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"

Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"

Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKB bab 16

"Ini benar- benar gratis, Dok?!"

Lala mendapatkan durian runtuh semenjak dia putus dari Raffa, Boss tak jadi potong gaji, bahkan membeli kembali tas kesayangannya.

Sekarang, berita dari dokter lelaki di hadapannya, membuatnya ingin kayang tiga hari tiga malam tanpa jeda.

"Benar, Nyonya." Dokter tersenyum. "Seluruh perawatan dan pengobatan ibu Rahmi sudah mendapatkan subsidi, Ibu Rahmi akan dapat penanganan yang terbaik dari Rumah Sakit kami tanpa ketentuan batasan waktu."

"Terima kasih, Dok!" Lala lupa, dia saking senangnya, sampai mencium punggung tangan Dokter tampan itu.

Padahal, Dokter tersebut selalu melirik ke arah lain, mungkin saja ada istri di sekiranya karena mendadak, raut wajah dokter tampak cemas bahkan pias. "Maaf, Dok! Hehe. Saking senengnya saya kelepasan!"

"Nggak apa- apa." Dokter segera ngeluyur sebelum Lala lebih brutal lagi. Bukan apa- apa, masalahnya dia sudah ditunggu oleh Boss Sky di sudut tempat.

Boss Sky pasti marah karena Lala reflek mencium tangannya. Bisa dilihat dari rahang yang terangkat sangat tegas.

Bahkan mengayunkan tongkat besinya mengenai tangannya. "Argh, Pak!" teriaknya lalu mengibaskan tangannya sambil meringis.

"Setimpal dengan ciuman, Lala!" Sky menajamkan tatapannya.

"Maaf, tapi Nyonya reflek."

"Aku kan sudah bilang, aku suruh kamu diwakili Dokter perempuan!"

Dokter itu menyengir tak nyaman, dia bukan tak mau menurut. Tapi memang, Dokter di RS ini kebanyakan lelaki.

"Cuci tangan mu dengan disinfektan, jangan sampai ada bekas Lala di tubuh mu!"

Sky ngeluyur pergi, sementara Dominic menepuk punggung sang Dokter. "Sabar, semoga harimu baik."

"Selagi Pak Sky di sini, tidak akan ada hari baik sama sekali."

...▪️◻️🔳🔲🔲🔳◻️▪️...

Lala Karmela, wanita itu mulai beranjak dari kesakitan yang kemarin. Lala sudah mulai beraktivitas seperti biasa.

Lala tak perlu memikirkan biaya terapi atau lain sebagainya. Itulah sebabnya, perempuan itu bisa memanjakan diri dengan gajinya.

Hari ini, Lala mendatangi salon. Rahmi juga diajak karena kegiatan ini salah satu permintaan Rahmi agar sesekali Lala pergi ke salon untuk merias dirinya.

Rambut Lala dikeriting ikal bergelombang, tatanannya menggemaskan. Baju pun Lala sesuaikan dengan rambutnya.

Rahmi sampai pangling. "Neng, kamu cantik sekali!" Biasanya cantik, tapi kali ini terlihat lebih segar.

"Hihi, Ibu lebih cantik dari, Neng!" Lala peluk Rahmi, ia bersyukur karena akhir akhir ini Rahmi terlihat lebih baik.

Lala punya kejutan untuk Rahmi, makanya dia harus ambil itu sendiri di kasir. "Sus, temani Ibu dulu ya. Nanti, saya susul kalian."

"Iya, Nyonya."

Suster memapah Rahmi, tapi karena baru sebentar sudah mengeluh, Suster usul agar Rahmi duduk saja di kursi roda.

Baru setengah perjalanan di dorong, Rahmi sudah menjumpai seseorang yang sangat dikenal sedari dulu. "Raffa!"

Raffa menggandeng tangan gadis SMA, dan parahnya mereka bergelayutan. Pantas jika kemarin, Lala bilang, Lala dan Raffa tidak bisa menikah, jadi ini alasannya?

"Kamu kok di sini sama cewek lain?!" Rahmi berikan teguran langsung, di mana Raffa tampak gelagapan di depannya. "Buk!"

"Dia siapa Om?!" Gadis cantik dengan kuncir dua itu bertanya.

"Bukan siapa- siapa." Raffa tak ingin akui dan hubungan mereka akan berakhir.

"Loh," tawa samar Rahmi, "jadi ini, alasan, Neng, nggak mau nikah? ... Kamu selingkuh?"

"Buk, kamu salah orang!" Gadis itu nyolot karena kesal. "Om Raffa ini pacar saya!"

"Dia pacar anak saya, ... paham!"

Gadis itu tergelak. "Buk, mana ada sih sekelas owner Cafe, mertuanya macam Ibu?"

"Astaghfirullah." Rahmi mengelus dada, dan Suster sempat membujuk untuk pergi saja dari pada Rahmi emosi. "Raffa, istighfar..."

Raffa tersenyum ramah. "Ibu salah orang, saya nggak kenal Lala."

"Astaghfirullah, Raffa!" Rahmi sama sekali tak habis pikir, dulu Raffa anak yang baik, penurut bahkan bicaranya lembut. Ternyata kesuksesan mampu merubah segalanya.

"Buk!"

Lala baru tiba, lalu menatap tajam pada Raffa yang menatapnya dari atas hingga bawah dengan bibir yang perlahan tersenyum.

"Sayang..." Raffa pangling dengan penampilan mewah Lala Karmela. "Kamu cantik banget..."

Lala tak menggubris, wanita itu membetulkan duduk Rahmi lalu tersenyum. "Buk, Ibu duluan sama Suster, ya. Tapi Lala masih perlu bicara sama Raffa."

"Ulah hayang balikan!" Rahmi berikan ultimatum keras. Dan Lala tertawa, sebelum dia menitipkan Rahmi pada Suster kembali.

Lala menatap Raffa yang terpana pada penampilan segar Lala. Lebih tidak kaku, karena sudah cukup mengikuti out fit zaman yang sedang berjalan.

Bahkan, Raffa rela ditampar sugar Baby miliknya karena mengaku jika Lala adalah kekasihnya. Padahal, sebelumnya Raffa tak mengaku mengenal Lala.

"Ini loh yang aku butuh dari kamu, kamu tampil cantik, fresh, enak dilihat, kamu kan punya penghasilan cukup, tapi selama ini kamu tuh kurang memperhatikan tatanan rambut dan riasan. Pakaian mahal dan makeup mahal tidak akan menyala ketika si pemakai tidak bisa mempresentasikannya."

Lala tadinya ingin mengucapkan terima kasih, atau setidaknya ingin menanyakan soal uang pembayaran Rumah Sakit satu bulan lalu, tapi setelah mendengar ejekan Raffa dia urung.

Lala ngeluyur, walau tak begitu mudah setelah Raffa menariknya. "Kamu sudah jadian sama Boss kamu?"

Dilihat dari cara Lala berdandan, sepertinya Lala sudah bukan lagi simpanan. Mungkin saja sudah menjadi calon istri.

Raffa semakin kesal karena Lala masih tak mau menyahutinya. "Dari dulu kamu memang ada main kan sama Boss play boy kamu yang suka bikin skandal itu, hah?! Aku benar kan, kamu lebih dulu mengkhianati aku!"

"Aku nggak ada hubungan apa pun dengan siapa pun, paham?!" sentak Lala melotot.

"Kamu pikir siapa yang percaya, kalau ada lelaki yang kasih kamu barang mahal tapi nggak diajak berkeringat?!" Raffa tertawa mengejek mantannya.

"Berapa tarif kamu semalam? ... Body kamu pasti dibayar mahal sama Boss kamu!"

Lala tak ingin tersulut, Lala lebih memilih pergi bahkan berlari mengejar lift yang sudah akan tertutup, tak berapa lama seseorang ikut masuk di belakangnya.

"Ehm!" Lala menatap pria itu. Sky rain orang yang menyakukan sebelah tangannya. Dari dongakan kepalanya, jelas itu khas Sky rain.

Entah ada angin dari mana Sky mau berjalan ke mall. Ah, Tuhan, di kantor, di pasar, di mall, mereka selalu saja bertemu.

Sky melirik Lala setelah satu pengguna lift keluar dan menyisakan mereka berdua saja.

"Kenapa selalu ada kamu..."

Sky merutuk, seolah Lala yang sengaja mengikutinya, padahal dia sendiri yang mengawasi wanita itu.

"Mungkin ini alasannya. Kenapa Raffa selalu curiga dengan hubungan kita!" Lala sambung rutukan Sky dengan ketus.

"Menurut ku Raffa benar, kau memang lebih mirip kekasih ku."

"Kok Pak Sky bela dia?" tukas Lala.

"Mana ada sekretaris yang selalu menerima barang- barang dari bossnya? Kamu saja yang nggak tahu terima kasih, seharusnya kalau mau terima fasilitasnya, minimal orangnya juga diterima."

Santai jawaban Sky, tapi membuat Lala meradang. "Kok jadi bahas ini? Pak Sky nggak ikhlas ngasihnya? Bukannya itu barang branded buangan Nona Alice?"

"Apa pun alasannya, kalau mau terima fasilitasnya terima juga yang ngasih."

Lala membuka satu persatu anting-anting yang tersemat di telinganya. "Kalau nggak ikhlas, saya balikin, Pak!"

"Nih!" Lala memaksa Sky menerima dengan genggamannya. "Lagi pula biaya Rumah Sakit sudah gratis, saya nggak perlu jual barang lagi buat periksa Ibu!"

Lala lantas mengembalikan tas yang sedang dia tenteng di tangannya. "Ini juga, saya balikin semuanya, Pak!"

"Sepatu..."

Sontak, Lala melotot karena Sky meminta sepatunya juga. "Sepatu juga?" Tapi tidak pikir kembali, Lala melepas sepatunya. "Nih!"

"Bra-nya."

Lala melotot kali ini. "A-apa, Bra?"

Sky mengangguk menyebalkan. "Aku ingat, bra itu kita beli di Paris, saat baju kamu tersiram saos tomat! Aku yang belikan pakaian ganti mu bahkan sampai bra mu!"

"Tapi..."

Lala menutup kedua dadanya dengan kedua tangan mungil yang sebenarnya tak cukup menutupinya. Sky mengerikan sekali, kenapa bisa tahu kalau dia sedang memakai bra yang mana.

Sky melirik rok span Lala. "Kalau mau balikin barangnya, jangan setengah, semuanya, dari baju, rok, bahkan aku tahu, CD yang sekarang kamu pakai, juga aku yang beli."

Lala terhuyung ke belakang, boss mesumnya ini, tahu dari mana soal CD. "Kalau CD dan baju nanti di rumah."

Sky mengangkat dua bahunya. "Sekarang kamu paham kan, kenapa Raffa menganggap kamu simpanan ku? Semua yang kau pakai, itu pemberian ku."

Lala tetap tak terima. "Tapi tetap tidak masuk akal, Pak! Karena kita nggak pernah ngapa- ngapain, dalam keadaan sadar, jadi tuduhan Raffa tidak berdasar!"

Cup! ... Lala membelalak mata mendapat kecupan tiba- tiba di bibirnya. Bahkan, Sky menambahkan lumatan lembut di sana.

"Kalau masalahnya hanya karena tidak pernah ngapa- ngapain, sekarang Sky Rain boss mu sudah mencium bibir mu. Bagaimana?"

Lala tergagu.

...Semoga malam update lagi yaaaa.... Terima kasih sekali lagi vote-nya... Bab ini panjang, untuk kalian yang kasih vote.......

1
Herta Siahaan
Wowww Lala dijemput dengan Wilona... Gimana spesial kan kamu lala... siap kan jantung lala
Asri Fauziah
Luar biasa
Asri Fauziah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitriyani Indri
Luar biasa
Lies Atikah
lalanya bucin duluan payah
Tuti irfan
Luar biasa
Lies Atikah
teu puguh kamu mah sky kabatur ulah kumaneh henteu sukurin
Nani Haryati
keram perutku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Het dah udah aki aki juga 🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Pas meriksa Alice apalagi, selain tuan Rega dan Sky ada tuan arab sama opa Arjuna juga 🤭
Hani Ekawati
Aku baca bab ini tengah malam, eh dibikin cekikikan tengah malam 🤣🤣🤣
Nani Haryati
🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitri Nurhalimah
jaman sekarang kebalik emang yah, cowo matang sukanya sama cewe2 ABG, cowo2 yg masih kinyis2 malah suka tante2 😂
Fitri Nurhalimah
lala nya ke bego an inimah, udah tau nyari uang itu susah, gampang banget ngasih uang ke calon suami meskipun dengan dalih minjam, ttep aja gk realistis, minimal jadi cowo tuh tau diri kalau emang bener2 dia tulus sama lala
Dahlia Kartono
TOP karya mu kak
Ayu Wulansari
bagus bangettt, menarik
Hani Ekawati
Hurriyet itu ya 😅
Hani Ekawati
Ini Marco nya Allura kah?
Muhammad Zaki
kok tumben bersaing sama saudara sendiri? biasanya keluarga mereka akur
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!